OPINI

Mujahidin Palestina The Real Mental Model dalam Membela Kemerdekaan Bangsanya

Palestina adalah suatu status kenegaraannya yang masih di perebutkan. Hal ini disebakan oleh subjek yang sangat kontroversial dalam politik

Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Cut Fauziah 

Oleh : Cut Fauziah*)

Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USK

MUJAHIDIN adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada pejuang, khususnya dalam konteks perang suci atau perjuangan bersenjata.

Istilah ini sering diartikan dengan konflik di bebagai wilayah, seperti Afganistan, dimana Mujahidin Afganistan adalah kelompok pejuang yang melawan pasukan Uni Soviet pada tahun 1980-an.

Namun, istilah “Mujahidin”dapat digunakan dalam berbagai kontes dan konflik di seluruh dunia.

Palestina adalah suatu status kenegaraannya yang masih di perebutkan. Hal ini disebakan oleh subjek yang sangat kontroversial dalam politik internasional.

Pada tahun 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyatakan kemerdekaan palestina dan mendeklarasikan pendirian negara Palestina dengan batas-batas yang mengikuti perbatasan sebelum perang Enam Hari pada tahun 1967.

Baca juga: Pejuang Mujahidin Beri Perlawanan ke Taliban, Tiga Daerah Direbut Kembali

Lebih dari 130 negara mengakui negara Palestina sebagai entitas berdaulat setelah deklarasi ini.

Israel dan sejumlah negara lain menolak pengakuan tersebut dan menyatakan statsu akhir negara Palestina harus dicapai melalui perundingan langsung antara Israel dan Palestina yang masih berlangsung hingga hari ini.

Seperti yang terjadi saat ini di Palestina, banyak Mujahidin Palestina sedang berjuang hidup dan mati dalam membela negaranya untuk sebuah nama kemerdekan yang kita ketahui konfilk Palestina-Israel ini sudah berlangsung selema beberapa dekade dan tidak memiliki tanggal mulai yang pati.

Konflik ini memiliki akar sejarah yang rumit dan banyak titik peristiwa yang mempengaruhinya. Namun, salah satu titik awla yang signifikan dalm konflik ini adalah pembentukan negara israel pada tahun 1948, yang disusul oleh perang-perang antara israel dan negara-negara Arab sekitarnya.

Baca juga: Ali Kolara Dieksekusi Saat Terpisah dari Kelompoknya, Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur

Konflik Palestina-israel terus berlanjut hingga saat ini dengan berbagai periode eskalasi kekerasan dan uapaya perdamaian.

Sejumlah faktor termasuk sengketa tanah, staus Yerusalem, status pengungsi Palestina, dan berbagai isu politik dan keamanan lainya terus memengaruhi konflik ini. Situasi ini sangat dinasmis dan terus berubah seiring berjalanya waktu.

Untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan terkini dalam konflik Palestina-Israel, disarankan untuk mengikuti berita dari sumber yang bisa diandalkan.

Mental model adalah cara kita memahami dan menjelaskan dunia di sekitar kita berdasarkan pngalaman, pengetahuan dan asumsi kita. Mental model berasal dari pengamatan, pengetahuan dan informasi sehingga membentuk skema-skema yang akan terbentuk mindset atau yang disebut mental model.

Selain itu mental model juga merupakan suatu perbuatan perbuatan peta atau model kerangka kerja dalam setiap individu untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah yang dihadapkan.

Dengan kata lain, mental model bisa dikatakan sebagi konsep dari seseorang, yang dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan terbaiknya.

Mental model ini kemudian menghasilkan cara berfikir atau mindset sehingga hal tersebu tergambar pada prilaku kita dan cerminan dari tindakan kita sehari-hari.

Mujahidin dan Mental Model

Perspektif Positif: Beberapa orang, terutama mereka yang memiliki pandangan positif terhadap gerakan keagamaan atau perjuangan politik, mungkin memiliki mental model yang melihat mujahidin sebagai pahlawan yang berjuang untuk keadilan atau untuk membela keyakinan agama.

Perspektif Negatif: Di sisi lain, orang-orang yang melihat kelompok mujahidin sebagai kelompok militan atau teroris mungkin memiliki mental model yang mengasosiasikan mereka dengan kekerasan dan ancaman terhadap keamanan.

Pembentukan Mental Model: Pengaruh Media dan Informasi: Cara media melaporkan atau memberikan informasi tentang kelompok mujahidin dapat mempengaruhi cara masyarakat membentuk mental model mereka terhadap mereka.

Berita dan narasi tertentu dapat membentuk persepsi positif atau negatif.

Pengalaman Pribadi: Pengalaman langsung atau tidak langsung dengan kelompok mujahidin atau individu yang terlibat dalam aktivitas sejenis dapat membentuk mental model seseorang.

Dinamika Perubahan Mental Model: Pembelajaran Baru: Peningkatan pengetahuan atau pengalaman baru dapat merubah atau memperkaya mental model seseorang terkait mujahidin.

Misalnya, pembelajaran tentang variasi tujuan dan metode di antara kelompok mujahidin dapat memperkaya pemahaman seseorang.

Dialog dan Interaksi: Interaksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda atau dialog terbuka dapat memengaruhi perubahan dalam mental model dan pemahaman bersama.

Penting untuk diingat bahwa pandangan tentang mujahidin dapat bervariasi luas tergantung pada latar belakang, pengalaman, dan informasi yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Oleh karena itu, pembicaraan tentang mujahidin dan mental model sering kali melibatkan kompleksitas interpretasi dan nilai-nilai yang terlibat.

"Mujahidin" mengacu pada individu atau kelompok yang terlibat dalam jihad, yang dapat mencakup perjuangan spiritual, moral, atau fisik dalam konteks Islam.

Karakteristik mujahidin dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan mereka.

Sebagai contoh, berikut adalah beberapa karakteristik umum yang dapat dikaitkan dengan kelompok mujahidin yang terlibat dalam konflik bersenjata:

Keimanan dan Kepercayaan: Mujahidin umumnya dipandang sebagai orang yang kuat dalam keyakinan agama Islam dan memiliki kepercayaan yang tinggi pada nilai-nilai dan ajaran Islam.

Perjuangan Fisik: Banyak mujahidin terlibat dalam perjuangan fisik, sering kali melawan pemerintah atau kelompok yang dianggap sebagai musuh Islam. Mereka dapat berpartisipasi dalam perang saudara atau konflik bersenjata.

Komitmen terhadap Tujuan Politik atau Agama: Mujahidin mungkin memiliki tujuan politik atau agama tertentu yang ingin mereka capai melalui perjuangan mereka. Ini dapat mencakup pengembalian hukum Islam.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved