Layanan Kesehatan
Di Lhokseumawe, Pasien Digigit Ular tak Bisa dapat Suntikan Serum Akibat Stok Kosong di Rumah Sakit
Namun sayangnya, saat sampai di UGD Rumah Sakit Arun, dirinya tidak bisa mendapatkan suntikan SABU. Alasannya, stok sedang kosong.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Nurdin Maulana (51) asal Padang Sakti, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, digigit ular.
Namun syaangnya, dia tidak bisa mendapatkan Serum Anti Bisa Ular (SABU), walau dirinya sudah mendatangi dua rumah sakit.
Alasan dia tidak bisa mendapatkan SABU, dikarenakan stok serum tersebut sedang kosong.
Nurdin, kepada Serambinews.com, menceritakan, pada Senin (20/11/2023) sore dirinya sedang memungut melinjo di belakang rumahnya.
Tiba-tiba tangan kanannya pun dipatok ular.
Baca juga: Tiga Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur Dituntut Hukuman Mati, Para Terdakwa Ajukan Pembelaan
"Jenis ular saya tidak tahu, tapi berwarna kuning agak keclokatan," katanya.
Setelah dipatok ular, tangannya pun terasa nyeri dan dirinya mulai pening.
Sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit Arun Lhokseumawe.
Namun sayangnya, saat sampai di UGD Rumah Sakit Arun, dirinya tidak bisa mendapatkan suntikan SABU. Alasannya, stok sedang kosong.
Sehingga pihak Rumah Sakit Arun merujuk dia ke Rumah Sakit Cut Mutia Aceh Utara di Bukit Rata Lhokseumawe.
Namun kondisinya tetap sama, Nurdin tidak bisa mendapatkan suntikan SABU.
"Tapi hanya disuntik anti tetanus saja," katanya.
Diakui juga, dirinya sempat dirawat inap di Rumah Sakit Cut Mutia selama dua hari. Dia dirawat di Ruang Arafah.
Baca juga: Barang Bukti dari 85 Perkara Hasil Sitaan Kejari Banda Aceh Dimusnahkan
"Selama dua hari dirawat, saya cuma mendapatkam suntikan anti biotik dan juga anti nyeri. Untuk serum khusus anti bisa ular, tetap tidak ada," katanya.
Akibat tidak mendapatkan SABU, maka sampai dengen Senin (27/11/2023) hari ini, Nurdin mengaku masih sering pening dan kadang-kadang merasa nyeri di tangan.
Atas kondisi ini Nurdin mengaku sangat kecewa.
Padahal SABU harus selalu tersedia baik di instansi kesehatan milik pemerintah ataupun swasta.
"Dengan kondisi lingkungan kita ini, tentunya selalu berpeluang ada warga yang digigit ular. Walaupun itu tidak kita harapkan terjadi," katanya.
Sementara itu, Dokter UGD Rumah Sakit Arun, dr Rizky Rahmadani, membenarkan ada pasien digigit ular yang datang ke rumah sakit.
"Namun karena ditempat kita memang tidak ada SABU, maka langsung kita rujuk ke Rumah Sakit Cut Mutia. Pasien langsung kita bawa dengan ambulans rumah sakit kita," katanya.
Sementara itu, Humas Rumah Sakit Umum Cut Mutia, dr Harry Laksamana, juga mengakui sempat merawat Nurdin yang digigit ular.
Disampng itu, dia juga mengakui kalau SABU sekarang ini sedang kosong.
Dijelaskan dr Harry, selama ini bila ada pasien yang digigit ular, pihaknya langsung meminta SABU ke Dinas Kesehatan Aceh Utara.
Begitu juga saat menangani Nurdin. Pada dasarnya, petugas rumah sakit sudah berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Aceh Utara, Dinas Kesehatan Lhokseumawe, dan sejumlah Puskesmas, tapi memang stok SABU sedang kosong.(*)
Disampng itu, dia juga mengakui kalau SABU sekarang ini sedang kosong.
Dijelaskan dr Harry, selama ini bila ada pasien yang digigit ular, pihaknya langsung meminta SABU ke Dinas Kesehatan Aceh Utara.
Begitu juga saat menangani Nurdin. Pada dasarnya, petugas rumah sakit sudah berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Aceh Utara, Dinas Kesehatan Lhokseumawe, dan sejumlah Puskesmas, tapi memang stok SABU sedang kosong.(*)
Obat UDCA untuk Gangguan Hati dan Saluran Empedu di RSUDYA Tapaktuan Kosong |
![]() |
---|
25 Puskesmas di Aceh Selatan Berubah Status Jadi BLUD |
![]() |
---|
Poliklinik Dokter Spesialis RSUD Aceh Singkil Tutup, Layanan Kesehatan untuk Pasien Telantar |
![]() |
---|
RSUDZA dan RSPON Kembali Bekerjasama Lakukan Embolisasi Pembuluh Darah di Otak |
![]() |
---|
BPJS Ancam Setop JKA pada 1 November 2023, Syech Fadhil Buka Suara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.