Berita Banda Aceh
USK Bahas Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional
Puluhan profesor dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia membahas permasalahan pendidikan Tanah Air.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Puluhan profesor dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia membahas permasalahan pendidikan Tanah Air.
Pertemuan dan bahasan tersebut merupakan agenda dari Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) dimana Universitas Syiah Kuala (USK) bertindak sebagai tuan rumah, pada Jumat (1/12/2023).
Salah satu agenda acara yaitu seminar yang membahas tema, Sinergi Sektor Pendidikan Tinggi dalam Pencapaian Indonesia Emas 2045.
Selain puluhan profesor dari berbagai kampus Tanah Air, turut hadir guru besar dari Majelis Profesor Negara (MPN) Malaysia.
Ketua FDGBI 2021-2023, Prof Arief Ansyori Yusuf M.Sc Ph.D mengutarakan, FDGBI sangat spesial karena memenuhi empat unsur yang khas, yaitu intelektualitas, leadership, inklusivitas, dan heterogenitas.
"Salah satu agenda utama dari FDGI, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Ke depan, dalam konteks akademik, kita akan mendorong dan membuat sebuah jurnal berbahasa Indonesia yang terindeks internasional," tutur Prof Arief.
Baca juga: Profesor dari USK Terpilih Memimpin Forum Dewan Guru Besar Indonesia
Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof Dr Ir Agussabti M.Si, IPU mengatakan, ada tiga peran penting guru besar dalam mengisi pendidikan. Pertama, mengarahkan universitas.
Perkembangan USK yang pesat: dari PTN-Satker ke PTN-BLU, hingga naik kelas menjadi PTN-BH dalam kurun waktu empat tahun, menjadi contoh yang baik dari pada kolaborasi kerja keras bersama, dan arahan serta kontribusi para guru besar terhadap institusi pendidikan.
"Tidak hanya berubah status, namun mutu pendidikan juga terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh pengakuan dari The Higher Educations World University Rankings 2023, yang menempatkan USK sebagai kampus top peringkat 8 di Indonesia," kata Prof Agussabti.
Fakta tersebut berkorelasi dengan penambahan jumlah profesor di USK yang kuantitasnya melonjak tajam. Tahun 2018, USK hanya memiliki sekitar 80 profesor. Naik bekali lipat menjadi 170-an guru besar pada tahun 2023.
Menurutnya, fenomena tersebut bisa dimaknai dengan, pertumbuhan jumlah guru besar sejalan dengan harumnya reputasi kampus.
Baca juga: Malam Penutupan MTQ Aceh Ke 36 di Simeulue, Kota Sinabang Disesaki Pengunjung
"Tugas kedua dan ketiga yang tidak kalah penting dari peran profesor adalah menciptakan budaya pembelajaran yang dinamis, serta mendorong perkembangan intelektualitas mahasiswa," jelas WR USK.
Presiden Majelis Profesor Negara (MPN) Malaysia, Prof Raduan Che Rose menjadi keynote speech pada seminar tersebut, dengan bahasan: Maintaining Synergy and Competition among universities: Malaysian Experience.
Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki menyambut baik FDGBI 2023 di USK.
Dukung Langkah Mualem, MDMC Aceh Usul Legalisasi Tambang Rakyat Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Sekda Aceh Jawab Soal Pencopotan Pejabat Eselon II, Ini Daftar Pejabat Eselon III dan IV Dilantik |
![]() |
---|
PERHAPI Aceh Sebut Pemulihan Akibat Tambang Ilegal Capai Ratusan Miliar, Begini Dampaknya |
![]() |
---|
Sesuai Fatwa, Ketua MPU Aceh Dukung Langkah Tegas Gubernur Aceh Hentikan Tambang Ilegal |
![]() |
---|
Sekda Sampaikan Raqan APBA-P 2025, Belanja Aceh Diusul Naik Jadi Rp 11,11 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.