Konflik Palestina vs Israel
Hamas Pakai Taktik Perang Baru Pakai Bom Mematikan EFP, Banyak Tentara Israel jadi Korban
Pejuang Hamas mengungkapkan pihaknya menggunakan taktik baru agar lebih banyak jumlah korban yang menargetkan militer Israel.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
Menanam EFP adalah salah satu metode di mana Palestina dapat “lebih efektif melawan pendekatan Israel ini” dengan tank Merkava yang ditargetkan sebagaimana yang terjadi pada Selasa di dekat Khan Younis, Gaza selatan.
Kemungkinan besar Hamas juga akan menggunakan gencatan senjata tujuh hari tersebut untuk merevisi taktiknya dan merancang metode baru untuk menghentikan kemajuan Israel di Gaza.
“Hamas memiliki lebih banyak waktu untuk menyegarkan pasukannya agar lebih memahami keberadaan semua orang karena pada dasarnya IDF [pasukan Israel] tetap berada di wilayah yang sama selama gencatan senjata,” kata Ostfeld.
Baru-baru ini Hamas juga melancarkan taktik “tembak-dan-lari” dengan menggunakan beberapa pejuang yang bersenjatakan senapan serbu dan granat berpeluncur roket.
Biasanya ditemani oleh juru kamera, menembakkan beberapa peluru sebelum mundur.
Ini dirancang sebagai taktik penundaan untuk membantu Hamas memindahkan personel dan peralatan melalui sistem terowongan sepanjang 500 km ke jalur selatan.
Serangan Al Qassam
Kini tampaknya Hamas telah mengerahkan sayap militernya yang terlatih, Brigade Al Qassam, sebagai pertahanan utama.
Dalam penyergapan yang rumit dan disengaja pada Selasa lalu, Al Qassam mengklaim bahwa mereka meledakkan banyak ranjau darat dan ranjau anti-personil di timur Khan Younis.
Dalam serangan lain, Hamas meledakkan alat peledak rakitan yang dibawa ke dalam rumah sehingga meruntuhkan bangunan di dekat pasukan Israel.
Para pejuangnya juga memfilmkan tentara Israel bersantai di tempat penampungan sementara di Gaza sebelum mengisi terowongan di bawah mereka dengan bahan peledak dan meledakkannya di bawah sekitar 60 tentara.
Tidak diketahui berapa banyak korban yang diderita dari pihak Israel dalam serangan tersebut, namun sejak operasi Gaza dimulai, 82 tentara Israel telah tewas.
“Jika mereka bertempur dengan Brigade Al Qassam, maka mereka lebih terlatih dan memiliki perlengkapan yang baik dan masuk akal untuk melihat pola penyergapan yang lebih kompleks dengan menggunakan berbagai jenis sistem senjata terhadap Israel,” kata Kotlarski.
Hal ini mencakup “efek berlapis” di mana, misalnya, perangkat anti-tank seperti EFP akan melumpuhkan kendaraan yang kemudian akan diserang oleh pesawat tempur dengan senjata yang ditembakkan dari bahu.
Ranjau anti-personil juga akan digunakan di jalan-jalan kecil untuk mencegah infanteri bergerak mendukung pasukan lapis baja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.