Kebudayaan Aceh Tamiang
Pemerintah Pusat Harus Dukung Kelestarian Melayu di Aceh
Diakui Mustafa tujuan diplomasi ini untuk berdiskusi memajukan kebudayaan di setiap daerah.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: IKL
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Pemerintah pusat diharapkan lebih memerhatikan keberadaan kebudayaan melayu di Aceh. Potensi para seniman dan kebudayaan melayu di Aceh dinilai layak diangkat secara nasional agar kelestariannya terjaga.
Hal ini pernah disampaikan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Mustafa Kamal ketika ikut berdiplomasi ke Ditjen Kebudayaan Kemendikbud di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dia mengatakan diplomasi itu diikuti seluruh Bidang Kebudayaan dari seluruh wilayah Aceh.
Dalam diplomasi ini mereka disambut Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, Ahmad Mahendra dan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti.
Baca juga: Kebudayaan Aceh Tamiang Berbeda dengan Daerah Lain, Pantun Tamiang ‘Tabu’ Disahuti Cakep
Ada beberapa poin penting yang disampaikan Mustafa, di antaranya harapan keterlibatan pemerinah pusat lebih besar lagi agar kebudayaan melayu di Aceh yang berpusat di Aceh Tamiang bisa lebih dikenal luas.
Diakui Mustafa tujuan diplomasi ini untuk berdiskusi memajukan kebudayaan di setiap daerah. Dalam hal ini, Disdikbud Aceh Tamiang berharap ada masukan dan andil pemerintah pusat dalam melestarikan kebudayaan silat pelintau dan tengkuluk Tamiang. Dua item ini dinilai sangat penting untuk dijaga kelestariannya, terlebih silat pelintau sudah dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).
Mustafa juga menyampaikan kalau saat ini ada band lokal Aceh Tamiang, Batam Band yang eksis memproduksi lagi berbahasa Tamiang. Pemerintah pusat diharapkan mau menyediakan ruang promosi untuk tiga kebudayaan ini.
Baca juga: Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemkab Aceh Tamiang Dinyatakan Naik oleh Menpan RB
“Kami tetap eksis menjaga kelestarian budaya ini, tapi akan lebih maksimal bila pemerintah memberikan ruang,” kata Mustafa, Kamis (7/12/2023).
Peran pemerintah pusat ini diakuinya sangat penting agar para pelaku seni dan budaya melayu ini bisa lebih dikenal luas. Diakuinya saat ini produk kesenian dan kebudayaan khas Tamiang baru bisa dinikmati secara terbatas.
“Dengan adanya peran pemerintah pusat, sehingga kebudayaan ini bukan hanya kami (Tamiang) yang melihat dan mendengar, tapi bisa didengar oleh seluruh warga Indonesia,” kata dia.
Baca juga: Tiga Kebudayaan Aceh Tamiang Telah Tercatat Sebagai Warisan Budaya tak Benda
Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) Aceh Tamiang, Nuriza Auliatami yang ikut dalam diplomais itu menambahkan kalau saat ini ada maestro silat pelintau yang sosoknya masih luput perhatian. Dia menyarankan pemerintah bersedia melakukan dokumentasi silat pelintau ini agar pemahaman dan makna silat ini misa diketahui utuh.
“Dokumentasi ini perlu sebagai arsip kita, ini bagian penting dalam menjaga dan merawat warisan leluhur kita,” kata Aulia, sapaannya. (mad)
Dendang Lebah, Warisan Budaya tak Benda yang Mengisahkan Cinta Terlarang Raja Muda |
![]() |
---|
Pelintau, Silat Warisan Budaya tak Benda yang Terinspirasi dari Alam Liar |
![]() |
---|
Tengku Tinggi, Makam Sepanjang Tujuh Meter Diyakini Ulama Penyebar Islam Pertama di Aceh Tamiang |
![]() |
---|
Cegah Alih Fungsi, Aceh Tamiang Perlu Bentuk Tim Cagar Budaya |
![]() |
---|
Tiga Kebudayaan Aceh Tamiang Telah Tercatat Sebagai Warisan Budaya tak Benda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.