Aktivis KAMMI Dikeroyok TNI, Denpom Jaya Didesak Buka Identitas Pelaku dan Segera Tetapkan Tersangka

Dia mengaku khawatir jika Denpom Jaya tidak bersikap transparan, kasus dugaan pengeroyokan tersebut akan menguap begitu saja.

Editor: Faisal Zamzami
TribunPapua/istimewa
Ilustrasi TNI 

Sementara, orang yang pertama kali mengklakson menunjuk Rizki sambil mengeluarkan kata-kata bernada provokatif.

Ketua Bidang Polhukam PP KAMMI itu tidak mengetahui apakah mereka memiliki hubungan keluarga atau tidak.

“(Kondisi itu) membuat saya tambah bingung, salah saya apa? Tanpa ampun dihajar habis-habisan, pelipis mata saya dua-duanya memar dan berdarah, hidung saya juga, bibir saya berdarah, kepala saya bengkak, paha saya memar biru, kemudian leher saya dicekik, baju robek, laptop saya terlempar, motor saya tergeletak, sendal saya hilang sebelah,” ungkap Rizki.

Saat itu, Rizki berteriak meminta tolong. Warga di sekitar Jalan I Gusti Ngurah Rai arah Perumnas Klender depan Stasiun Buaran Lama langsung berdatangan.

Sementara, satu orang berseragam TNI bersama satu orang lain diduga sama-sama memukulinya.

“Saya hanya bisa menangkis, sambil ditarik warga lalu berhasil lolos. Kemudian didatangi lagi, saya dipukul lagi. Dia dengan pongahnya mengatakan, ‘saya militer, saya bunuh kamu’ atau ‘kamu mau mati ya?’,” tutur Rizki.

Korban terus berjalan menjauh sambil meminta tolong dan meringis.

Namun, tidak ada warga yang berani melerai.

Usai berhasil lolos, sebuah mobil mirip patroli dan pengawal (Patwal) menyalakan sirine.

Korban berusaha melambaikan tangan dan meminta tolong.

“Tapi tidak digubris. Warga terus meminta saya untuk menjauh. Saya bilang ke warga, ‘Pak, tolong ambilkan motor saya’. Tidak lama kemudian, motor saya diantarkan oleh orang yang tidak saya kenal juga,” imbuh Rizki.

Rizki meminta anggota TNI yang mengeroyoknya berhenti.

“Karena saya tidak berdaya, dia langsung mencekik saya kembali, lalu kembali dilerai warga,” tutur dia.

Usai motornya kembali, Rizki langsung menghubungi kakaknya melalui pesan WhatsApp.

Dalam percakapan tersebut, korban diarahkan untuk pergi ke pos polisi terdekat.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved