Aceh Besar

Terkait BBM, Nelayan di Pulo Aceh Bergantung Pada Kapal Penumpang

Agar bisa mendapatkan BBM, nelayan di Pulo Aceh hanya bergantung kepada kapal penumpang yang tiap pagi pulang sore berangkat ke Banda Aceh.

|
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Taufik Hidayat
Dok pribadi
Mukim Pulau Nasi, Hasmi Hasbi 

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Masyarakat kemukiman Pulau Nasi, Kecamatan Pulo Aceh mengeluh terkait sulitnya mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk keperluan kendaraan yang mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.

Imum Mukim Pulau Nasi, Hasmi Hasbi mengungkapkan bahwa agar bisa mendapatkan BBM, nelayan di Pulo Aceh hanya bergantung kepada kapal penumpang yang tiap pagi pulang sore berangkat ke Banda Aceh.

Di sana mereka menitipkan BBM dengan menggunakan jerigen untuk dibeli ke SPBU oleh kios-kios yang ada di Pulau Nasi.

Memang saat ini pihaknya telah menerima subsidi BBM dari pemerintah kabupaten setempat melalui rekomendasi Panglima Laot. 

“Namun yang diberikan subsidi ini untuk BBM jenis Solar bagi nelayan yang ada di Kecamatan Pulau Aceh. Tapi untuk BBM jenis Pertalite maupun Pertamax itu, harus dibeli dulu ke Banda Aceh dengan menitip jerigen minyak kepada boat penumpang,” kata Hasmi kepada Serambi, Minggu (17/12/2023) kemarin.

Dia mengatakan, di Pulau Aceh sendiri pihaknya hanya bisa membeli BBM jenis Pertamax dengan harga Rp 17 ribu per liternya.

Pasalnya, untuk BBM jenis Pertalite belum mendapat dukungan dari pihak manapun untuk menyalurkan ke Pulau Nasi.

Untuk mendapat BBM jenis Pertamax dari SPBU di Banda Aceh kata Hasmi, juga pihaknya mengalami kesulitan.

Pasalnya perwakilan masyarakat untuk mendapat BBM itu tidak memiliki izin.

Karena hal itu, itu pihaknya mengharapkan agar mendapat rekomendasi baik dari Pertamina maupun Pemkab setempat agar bisa mendapat BBM dari SPBU paling kurang 10 jerigen.

Jumlah itu kata dia, sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan kendaraan masyarakat yang ada di Pulau Aceh per dua hari.

“Karena kalau sekarang kita bawa jerigen di SPBU sudah ditangkap. Dikira kita mau menimbun BBM, padahal nggak. Padahal kita di Pulau nggak ada SPBU, jadi kemana kita mau beli,” ungkapnya.

"Kami sangat mengharapkan harga minyak di Pulo Nasi, seperti Pertalite itu bebas. Kita nggak meminta harganya harus sama seperti di Banda Aceh, yang penting kita bisa dapat akses yang mudah untuk mendapatkan BBM,” tambahnya.

Karena hal itu pula lanjut Hasmi, ia mengharapkan kepada Pertamina Aceh agar memberikan solusi kepada masyarakat Pulau Nasi, agar bisa mendapatkan BBM.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved