Info Hidup Sehat
Capai Tatanan PHBS Rumah Tangga, Ayah Diminta Berhenti Merokok Agar Anak Tak Stunting
Tidak merokok di dalam rumah menjadi satu diantara sepuluh indikator keberhasilan untuk mencapai tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Agar Anak Tak Stunting, Ayah Diminta Berhenti Merokok apai Tatanan PHBS Rumah Tangga
SERAMBINEWS.COM - Tidak merokok di dalam rumah menjadi satu diantara sepuluh indikator keberhasilan untuk mencapai tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat rumah tangga.
Seperti diketahui, PHBS rumah tangga bertujuan untuk memberdayakan anggota keluarga agar mereka mengetahui, mau, dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Untuk mengukur keberhasilan praktik PHBS di tingkat rumah tangga, indikator tidak merokok di dalam rumah menjadi poin penting.
Pasalnya, menghindari merokok di dalam rumah, karena perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif.
Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat melindungi keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Selain itu, tidak merokok di dalam rumah juga dapat mencegah anak agar tidak stunting lho, Bunda!
Baca juga: Berinovasi Cegah Stunting, UPTD Puskesmas Makmur Bireuen Juara 1 Inovasi Pelayanan Publik
Hal tersebut senada dalam permintaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin yang meminta para ayah yang memiliki balita di bawah dua tahun untuk berhenti membeli rokok guna mencegah Stunting.
Uang untuk membeli rokok lebih baik dialokasikan untuk membeli protein hewani yang sangat mudah dicari seperti telur bagi asupan gizi anak.
Menurut hasil riset yang pernah dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, dana yang dihabiskan untuk membeli rokok pada satu keluarga lebih banyak 3 kali lipat dibandingkan untuk membeli telur, sedangkan banyak balita kekurangan telur sementara keluarga atau sang ayah banyak yang merokok.
"Oleh karenanya saya mengajak ibu-ibu jika punya suami merokok, ingatkan ke bapaknya, apalagi yang punya balita di bawah 2 tahun. Kita kan nggak mau anaknya stunting. Stunting itu kan intelektualitasnya lebih rendah dan kepintarannya turun", kata Menkes Budi dalam talk show bertajuk Protein Hewani Cegah Stunting : Isi Piringku, Alihkan Belanja Rokokmu, pada Kamis 9/02/2023 dikutip dari laman Kemenkes Aceh.
Penyebab stunting di banyak daerah adalah kurangnya asupan susu dan telur. Padahal menurut Budi telur adalah salah satu jenis protein hewani yang sangat mudah dicari.
Budi mengatakan harga rata-rata telur sekitar 25.000 untuk 16 butir, sedangkan rokok harganya lebih mahal.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Utara Instruksikan Semua Kecamatan Adakan Dapur Sehat Atasi Stunting
"Yang ingin saya sampaikan adalah telur itu harganya cuman 25.000 dapat 16. Kalau bapak-bapak merokok itu uangnya dengan 25.000 dapat berapa batang", kata Budi.
"Berhentilah merokok. Uangnya dipakai buat beli telur. Telurnya nanti diberikan ke bayinya supaya tidak stunting, dan bisa menjadi anak yang pintar nantinya, sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju", ucapnya.
Budi juga menghimbau ibu-ibu untuk memberikan telur kepada bayi dengam melihat keinginan anaknya berdasarkan jenis olahan telur, kata dia. Bisa dikreasikan agar anak doyan dan mendapatkan asupan gizi protein sehingga jauh dari stunting.
Kementerian Kesehatan RI mencatat data stunting di Indonesia masih tinggi yaitu berada pada angka 21,6 persen. Target pemerintah untuk stunting di Indonesia harus bisa turun hingga 14 persen .
Oleh karenanya pemerintah Indonesia mengajak orang tua dan petugas kesehatan untuk bisa membantu menurunkan angka stunting bersama yang salah satunya itu mengurangi konsumsi rokok dan dialihkan untuk membeli telur.
Sebagai informasi, dalam upaya untuk mencapai rumah tangga yang sehat, salah satu aspek penting adalah tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat rumah tangga.
Baca juga: PMT Solusi Turunkan Stunting di Aceh Barat
PHBS rumah tangga bertujuan untuk memberdayakan anggota keluarga agar mereka mengetahui, mau, dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Untuk mengukur keberhasilan praktik PHBS di tingkat rumah tangga, terdapat beberapa indikator yang dapat menjadi acuan.
Berikut ini adalah 10 indikator PHBS pada tingkat rumah tangga:
- Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan: Persalinan yang mendapatkan bantuan dari tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, atau paramedis, dengan standar penggunaan peralatan yang bersih, steril, dan aman. Langkah ini bertujuan untuk mencegah infeksi dan risiko lain yang dapat membahayakan ibu dan bayi yang baru dilahirkan.
- Pemberian ASI eksklusif: Kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif bagi bayi usia 0 hingga 6 bulan. Hal ini merupakan bagian penting dari PHBS di tingkat rumah tangga.
- Menimbang bayi dan balita secara berkala: Praktik menimbang bayi dan balita secara rutin untuk memantau pertumbuhan mereka. Pemeriksaan penimbangan ini dapat dilakukan di Posyandu mulai dari usia 1 bulan hingga 5 tahun. Selain itu, Posyandu juga memberikan layanan imunisasi dan memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih: Praktik mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, yang merupakan langkah penting dalam menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan berbagai penyakit melalui tangan yang bersih.
- Menggunakan air bersih: Menggunakan air bersih sebagai kebutuhan dasar untuk menjalani kehidupan yang sehat.
- Menggunakan jamban sehat: Pentingnya memiliki jamban yang sehat sebagai infrastruktur sanitasi untuk pembuangan kotoran dan pengelolaan air limbah.
- Memberantas jentik nyamuk: Upaya memerangi jentik nyamuk, yang merupakan vektor penularan berbagai penyakit. Tindakan ini penting dalam pencegahan penyakit.
- Konsumsi buah dan sayur: Mengonsumsi buah dan sayur sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh secara optimal dan sehat.
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari: Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau aktivitas kerja yang melibatkan gerakan dan pengeluaran tenaga.
- Tidak merokok di dalam rumah: Menghindari merokok di dalam rumah, karena perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat melindungi keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Dengan mengikuti tatanan PHBS ini, diharapkan rumah tangga dapat mencapai keadaan yang lebih sehat.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
perilaku hidup bersih dan sehat
Stunting
rumah tangga
merokok
Serambinews.com
Serambi Indonesia
berita serambi
Bahagiakan Ibu Hamil, Investasilah pada 1.000 HPK |
![]() |
---|
Optimalkan Kualitas 1.000 HPK agar Anak Sehat dan Cerdas, Juga untuk Cegah Kurang Gizi |
![]() |
---|
Tinggalkan Rokok untuk Hidup Sehat |
![]() |
---|
PHBS Harus Dimulai dari Keluarga |
![]() |
---|
Pentingnya ASI Eksklusif hingga Jadi Indikator PHBS, dr Zaidul Akbar Ungkap Resep Bikin ASI Melimpah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.