Rohingya

Kisah Sedih Ibu Rohingya Kehilangan Anaknya Saat Pergi ke Indonesia: Datang Dalam Mimpi Ngasih Kabar

Seorang ibu Rohingya, tak henti-hentinya memikirkan nasib putranya, Muhammad Ansar (14), yang pamit untuk pergi ke Indonesia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
VOA News
Dalam foto yang dibagikan oleh keluarga, pengungsi Rohingya, Muhammad Ansar, 14, berpose untuk difoto pada 20 November 2023, hari ia meninggalkan tempat penampungan keluarganya di kamp pengungsi Bangladesh, untuk menaiki perahu menuju Indonesia yang kini telah hilang. 

Gelombang besar menghantam kedua kapal tersebut dan mengakibatkan tali penghubung kedua kapal putus.

Orang-orang yang berada di kapal Ansar dan Samira menangis dan berteriak keras, 'Tali kami putus! Tali kami putus! Tolong bantu kami!'.

Secara perlahan kedua kapal semakin jauh dan kapal yang ditumpangi oleh Ansar dan Samira hilang dari pandangan.

“Mereka juga beragama Islam. Mereka juga bagian dari komunitas kami,” kata Rujinah saat menyaksikan kapal Ansar hilang dari pandangam.

“Itulah sebabnya rakyat kami juga menangisi mereka,” katanya lagi.

lihat fotoSeorang pengungsi Rohingya  menangis saat mendaftarkan identitasnya kepada petugas imigrasi Indonesia  di tempat penampungan sementara di  Laweueng, Pidie, Kamis (29/12/2022).
Seorang pengungsi Rohingya menangis saat mendaftarkan identitasnya kepada petugas imigrasi Indonesia di tempat penampungan sementara di Laweueng, Pidie, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Kisah Hilangnya Kapal Rohingya Bermuatan 200 Orang di Laut Andaman: Jeritan Tangis Minta Tolong

Sementara itu, kamp pengungsian di Cox’s Bazar berduka atas hilangnya kapal yang membawa Ansar dan Samira bersama 180 orang itu.

Menurut penyelidikan AP News, kapal tersebut telah tenggelam di dasar laut dan orang-orangnya telah meninggal.

Fatima yang berada di kamp pengungsian Bangladesh, kesulitan untuk tidur sambil menunggu kabar tentang Ansar.

Dengan satu atau lain cara, katanya, mereka hanya menginginkan jawaban, apakah Ansar masih hidup atau tidak.

Suatu malam, kata Fatima, Ansar mendatangi sang ibu dalam mimpi dan memberitahunya bahwa dia berada di sebuah pulau.

Keluarga yakin Ansar masih hidup dan berada di suatu tempat.

Sementara keluarga lainnya, Shukkur juga bermimpi tentang putrinya, Kajoli yang berada di dalam kapal tersebut.

Namun ia bermimpi bahwa kapal yang ditumpangi putrinya itu telah tenggelam.

Dia yakin gadis kecilnya dan semua penumpang lainnya telah meninggal.

Penderitaannya bergema di seluruh tempat penampungan yang penuh sesak di kamp Cox’s Bazar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved