Rohingya

Kisah Sedih Ibu Rohingya Kehilangan Anaknya Saat Pergi ke Indonesia: Datang Dalam Mimpi Ngasih Kabar

Seorang ibu Rohingya, tak henti-hentinya memikirkan nasib putranya, Muhammad Ansar (14), yang pamit untuk pergi ke Indonesia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
VOA News
Dalam foto yang dibagikan oleh keluarga, pengungsi Rohingya, Muhammad Ansar, 14, berpose untuk difoto pada 20 November 2023, hari ia meninggalkan tempat penampungan keluarganya di kamp pengungsi Bangladesh, untuk menaiki perahu menuju Indonesia yang kini telah hilang. 

 

UNHCR Mohon-mohon Pada Siapapun untuk Selamatkan Kapal Rohingya

Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) memohon kepada siapapun negara kawasan Samudera Hindia untuk memberi pertolongan pada kapal Rohingya.

Sebab, sejumlah pengungsi Rohingya diyakini terjebak di laut Samudera Hindia karena mengalami kerusakan pada kapal.

Mereka diyakini berjumlah 185 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sangat membutuhkan penyelamatan segera.

“Kapal mereka diperkirakan berada di dekat Kepulauan Andaman dan Nikobar,” bunyi pernyataan UNHCR pada Sabtu (23/12/2023) dikutip dari Al Jazeera.

Badan PBB tersebut mengatakan setidaknya satu penumpang kapal tersebut telah meninggal, dan belasan lainnya berada dalam kondisi kritis.

“Masih banyak lagi yang bisa meninggal jika tidak ada penyelamatan yang tepat waktu ke tempat aman terdekat,” UNHCR memperingatkan. 

“Ini benar-benar situasi yang menyedihkan,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Kapal Rohingya Terpantu Dekati Perairan Lhokseumawe, Aceh Timur, Pidie, Aceh Besar dan Sabang

Ribuan warga Rohingya yang mayoritas beragama Islam dan mengalami penganiayaan berat di Myanmar, melakukan perjalanan laut yang berisiko dari negara mereka dan kamp pengungsi di Bangladesh setiap tahun untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.

Lebih dari 2.000 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, menurut UNHCR.

“Sejak tahun lalu, lebih dari 570 orang, termasuk pengungsi Rohingya, dilaporkan meninggal atau hilang di laut di wilayah tersebut,” lapor UNHCR.

Mengenai pengungsi Rohingya yang saat ini terkatung-katung, UNHCR menekankan bahwa tragedi yang lebih besar dapat dicegah dengan upaya yang tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa.

“Situasi ini sekali lagi menggarisbawahi pentingnya semua negara di kawasan ini mengerahkan seluruh kapasitas pencarian dan penyelamatan mereka untuk menghindari terjadinya bencana manusia pada skala ini,” mohonnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved