Rohingya

Serba-Serbi HOAKS Terkait Pengungsi Rohingya: Mulai dari Rusuh di Makassar hingga Masuk Mandalika

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mencatat sejumlah informasi palsu sejak gelombang kedatangan pengungsi Rohinya ke Indonesia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/MAULIDI ALFATA
Etnis Rohingya di TPI Idi cut, tepatnya di Gampong Seneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Kamis (14/12/2023). 

Video itu bernarasi yang mengeklaim berada di kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah.

Faktanya informasi itu salah. Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Rio Indra Lesmana menyatakan video yang beredar tersebut hoaks.

Menurutnya tidak ada atensi dari Polisi Daerah (Polda) terkait pengungsi Rohingya yang terdampar di kawasan Pantai Mandalika.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/53876/hoaks-pengungsi-rohingya-terdampar-di-mandalika/0/laporan_isu_hoaks

 

6. Mahfud MD akan Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Myanmar

Beredar unggahan video di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD akan memulangkan pengungsi Rohingya ke negara asalnya, yaitu Myanmar.

Video tersebut disertai narasi "Alhamdulillah. Makasih ya atas Rohingya dipulangkan moga seluruhnya di pulangkan jangan ada yang tersisa 1 pun".

Faktanya, klaim dalam video tersebut tidaklah benar. Video tersebut merupakan video hasil suntingan.

Video tersebut merupakan potongan dari video yang pernah diunggah kompas.com pada 6 Desember 2023 ketika Mahfud MD sedang berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Annida Al Islamiya, Bekasi Timur, Kota Bekasi pada 4 Desember 2023.

Dalam video tersebut terdapat konten yang dihilangkan.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/53874/hoaks-menkopolhukam-mahfud-md-akan-kembalikan-pengungsi-rohingya-ke-myanmar/0/laporan_isu_hoaks

 

7. Nelayan di Surabaya Hadang Kapal Pengungsi Rohingya

Beredar pada platform TikTok sebuah unggahan video yang merekam seorang pria dari atas kapal berwarna hijau menghadang sebuah kapal berwarna coklat yang terlihat dipenuhi sejumlah orang.

Narasi dalam unggahan tersebut mengeklaim bahwa pria tersebut merupakan nelayan di Surabaya yang menghadang kapal pengungsi Rohingnya.

Faktanya, narasi yang mengeklaim nelayan di Surabaya menghadang kapal pengungsi Rohingnya tidaklah benar.

Video tersebut bukan di Surabaya melainkan di Laut Aceh.

Klip tersebut identik dengan video dari kanal YouTube tvOne.

Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika seorang nelayan menghadang kapal pengungsi Rohingya yang hendak berlabuh di Aceh.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/53862/hoaks-video-nelayan-di-surabaya-hadang-kapal-pengungsi-rohingya/0/laporan_isu_hoaks

 

8.  Kapal Feri Berisikan Pengungsi Rohingya sedang Menuju Indonesia

Beredar sebuah unggahan video di media sosial TikTok yang diklaim menunjukkan sebuah kapal feri yang berisikan pengungsi Rohingya sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.

Faktanya, video yang diklaim menunjukkan kapal feri berisikan pengungsi Rohingya dalam perjalanan menuju Indonesia adalah tidak benar.

Video tersebut teridentifikasi bahwa nama kapal itu adalah "Tasrif 3", sesuai dengan tulisan dalam bahasa Bengali yang tertera pada badan kapal.

Video serupa telah dibagikan di YouTube pada 1 November 2020 dan menunjukkan kapal Tasrif 3, angkutan air Bangladesh yang melayani rute Dhaka-Batua.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/53861/hoaks-kapal-feri-berisikan-pengungsi-rohingya-sedang-menuju-indonesia/0/laporan_isu_hoaks

 

9. Pengungsi Rohingya Berpotensi Tambah Pemilih Suara pada Pemilu 2024

Beredar sebuah unggahan narasi di media sosial Facebook yang menyebut bahwa kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia berpotensi menjadi alat penambah pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Faktanya, Ketua Komisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau, Ilham Muhammad Yasir menjelaskan pengungsi Rohingya tidak bisa ikut serta sebagai pemilih dalam Pemilu 2024.

Hal tersebut didasarkan pada adanya sistem aplikasi Sidalih (Data Pemilih) di mana semua pemilih yang memenuhi syarat dan sudah terdaftar ada dalam data tersebut.

Petugas TPS/KPPS akan mengecek semua kelengkapan sebelum pemilih masuk ke dalam TPS, seperti surat pemberitahuan memilih (C6), KTP/KK, dan terakhir cek NIK melalui ponsel Android petugas di aplikasi Sidalih.

Tidak ada celah bagi orang yang tidak memiliki kelengkapan data bisa memberi suara dalam Pemilu 2024.

Lebih lanjut, dikutip dari laman resmi KPU, berdasarkan pada PKPU No.7 Tahun 2022, pemilih adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin.

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/53678/hoaks-pengungsi-rohingya-berpotensi-tambah-pemilih-pada-pemilu-2024/0/laporan_isu_hoaks

 

Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi atau diselewengkan.

Kominfo pun turut mengimbau agar masyarakat selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media pers yang kredibel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved