Rohingya
HOAKS - Pengungsi Rohingya Masuk ke Indonesia karena Kesalahan Sistem dan Kelemahan Pertahanan RI
Poster tersebut adalah hoaks. Tidak ditemukan lembaga bernama Dewan Pusat, baik di pemerintahan Amerika Serikat maupun PBB.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
HOAKS - Pengungsi Rohingya Masuk ke Indonesia karena Kesalahan Sistem dan Kelemahan Pertahanan RI
SERAMBINEWS.COM – Beredar informasi yang menyebutkan bahwa pengungsi Rohingya bisa masuk ke Indonesia karena kesalahan sistem dan lemahnya pertahanan Indonesia.
Narasi yang ditungkan dalam bentuk poster tersebut beredar luas di media sosial.
Poster mengatasnamakan Dewan Pusat Amerika Serikat (AS) dan Dewan Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencantumkan logo PBB dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Adapun narasi dalam poster tersebut mengeklaim pengungsi dari negara lain masuk ke Indonesia bukan tanggung jawab UNHCR.
Namun hal itu karena kesalahan sistem keamanan dan pertahanan Indonesia yang sangat rentan dibobol.
Baca juga: Hoaks Informasi Mantan Presiden AS Donald Trump Sebut 70 Juta Pengungsi Rohingya Akan ke Indonesia

Berdasarkan penelusuran dikutip dari laman Kominfo.go.id, poster tersebut adalah hoaks.
Tidak ditemukan lembaga bernama Dewan Pusat, baik di pemerintahan AS maupun PBB.
Selain itu, akun media sosial resmi perwakilan PBB di Indonesia telah mengeluarkan peringatan bahwa banyak beredar hoaks terkait pengungsi Rohingya dan UNHCR.
Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi atau diselewengkan.
Kominfo pun turut mengimbau agar masyarakat selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media pers yang kredibel.
Mantan Presiden AS Donald Trump Sebut 70 Juta Pengungsi Rohingya Akan ke Indonesia, Benarkah?
Gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia telah menimbulkan berbagai informasi.
Bahkan, informasi yang disebarkan di media sosial belum tentu benar dan patut diduga sebagai informasi palsu.
Seperti beredar sebuah unggahan yang mengeklaim bahwa mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan ada 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia.
Narasi tersebut disebarkan dan diunggah pada media sosial Instagram, dan telah ditanggapi oleh ribuan pengguna.
Faktanya, informasi tersebut tidaklah benar.
Baca juga: Mengapa Membenci Rohingya?

Dilansir dari laman Kominfo.go.id, potongan pidato Trump tersebut merupakan video yang diunggah di YouTube pada 19 Juni 2018.
Akan tetapi, dalam video tersebut Trump tidak menyinggung soal Indonesia atau Rohingya.
Sementara itu, klaim 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia tidak sesuai fakta karena populasi pengungsi Rohingya menurut data resmi tidak sampai 70 juta jiwa.
Menurut UNHCR, hingga pertengahan 2023, terdapat sekitar 1,29 juta jiwa pengungsi dari Myanmar yang tersebar di banyak negara.
Dari jumlah itu, 84,4 persen atau sekitar 1,1 juta orang di antaranya merupakan etnis Rohingya.
Adapun Indonesia bukan tujuan utama para pengungsi asal Myanmar tersebut.
Hanya sekitar 0,1 persen atau 1.600 orang dari 1,29 juta pengungsi Myanmar yang tercatat berada di Indonesia hingga Desember 2023.
Mahasiswa Aceh Sudah Termakan Hoaks di Medsos
Aksi pengepungan dan angkut paksa terhadap 137 pengungsi Rohingya yang dilakukan oleh mahasiswa Aceh pada Rabu (27/12/2023) menyedot perhatian dunia.
Sejumlah kantor berita internasional turut menyoroti dan memberitakan aksi mahasiswa Aceh yang mengangkut paksa pengungsi Rohingya dari basemen Balai Meseuraya Aceh (BMA), Kota Banda Aceh.
Aksi mahasiswa ini turut direspon oleh Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berada di New York, Amerika Serikat.
Melalui kantor berita resminya, News.un.org, aksi mahasiswa Aceh tersebut terjadi karena mereka telah terpapar informasi palsu alias hoaks yang berasal dari media sosial.
“Serangan tersebut bukanlah sebuah tindakan yang terisolasi, namun merupakan hasil dari kampanye online yang terkoordinasi yang berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian terhadap para pengungsi,” lapor PBB, dikutip Rabu (3/1/2024).
Pernyataan PBB tersebut selaras dengan hasil studi Lembaga Ilmu Pengtahuan Indonesia (LIPI) yang dilakukan tahun 2018
Di mana, Provinsi Aceh menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang tinggi percaya berita bohong atau hoaks.
Provinsi di ujung barat Indonesia ini bertengger bersama Jawa Barat dan Banten dalam percaya hoaks.
Peneliti LIPI, Amin Mudzakir mengatakan, tangkapan informasi yang diterima dari masyarakat berasal dari media sosial.

Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya sangat terganggu melihat serangan massa mahasiswa di lokasi yang menampung keluarga pengungsi di Banda Aceh itu.
Dalam laporannya, massa menerobos barisan polisi dan secara paksa mengangkut 137 pengungsi Rohingya ke dalam dua truk.
Massa mahasiwa itu kemudian memindahkan mereja ke lokasi lain dan insiden tersebut telah membuat para pengungsi syok dan trauma.
“UNHCR masih sangat mengkhawatirkan keselamatan para pengungsi dan menyerukan kepada otoritas penegak hukum setempat untuk mengambil tindakan segera guna memastikan perlindungan bagi semua individu dan staf kemanusiaan yang putus asa,” kata pernyataan itu.
UNHCR menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai kampanye online yang terkoordinasi dan terstruktur dengan baik di platform media sosial.
Penyebaran misinformasi tersebut telah menyerang pihak berwenang, masyarakat lokal, pengungsi dan pekerja kemanusiaan yang menghasut kebencian dan membahayakan nyawa mereka.
“Masyarakat didesak untuk memeriksa ulang informasi yang diposting secara online, yang sebagian besar salah atau diputarbalikkan, dengan gambar yang dihasilkan AI dan perkataan yang mendorong kebencian yang dikirim dari akun bot,” pernyataan PBB.
Rohingya adalah masyarkat mayoritas Muslim yang melarikan diri dari gelombang penganiayaan di Myanmar, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.
Hampir satu juta orang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh dan lebih dari 1.000 orang tiba di Indonesia dengan kapal dalam beberapa bulan terakhir. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Rohingya
pengungsi Rohingya
Indonesia
UNHCR
pertahanan lemah
pertahanan
PBB
Amerika Serikat
Serambi Indonesia
Serambinews
Aktivis LP2S Minta Imgrasi dan UNHCR Pindahkan Rohingya ke Tempat Layak |
![]() |
---|
Rohingya Kabur, Pemerintah Khawatir Terjadi Perdagangan Manusia di Aceh Barat |
![]() |
---|
Terkait Pengungsi Rohingya, Asisten I: Seketat Apapun Dijaga Kalau Ingin Lari Tetap Lari |
![]() |
---|
Tim SAR Kembali Temukan Mayat Mengapung di Laut Aceh Jaya |
![]() |
---|
Kapolresta Banda Aceh Ikuti Diskusi Pemberantasan Penyelundupan Manusia di Bangkok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.