Breaking News

Perang Rusia Ukraina

Ukraina Menunjukkan Tanda Kekalahan, Amunisi Habis hingga Terpaksa Gunakan Drone Bunuh Diri

Menurut ISW, kurangnya peluru artileri dan tertundanya dukungan AS menyebabkan rencana pertempuran Ukraina terpengaruh secara signifikan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Taufik Hidayat
AFP/Polina Melnyk
Seorang anggota militer Ukraina berjalan melewati mobil-mobil yang terbakar di pasar menyusul serangan Rusia di Kostyantynivka, wilayah Donetsk timur Ukraina, Rabu (6/9/2023). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 17 orang di sebuah pasar di Ukraina timur. (AFP/Polina Melnyk) 

Ukraina Menunjukkan Tanda Kekalahan, Amunisi Habis hingga Terpaksa Gunakan Drone Bunuh Diri

SERAMBINEWS.COM – Ukraina mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan kesulitan menghadapi invansi Rusia yang masih terus berlangsung.

Hingga kini tak banyak yang bisa dilakukan oleh tentara Ukraina di medan perang karena kekurangan amunisi tempur.

Tentara Ukraina mungkin terpaksa mengambil keputusan sulit dalam memilih wilayah pertahanan prioritas di garis depan, dan membiarkan wilayah yang kurang penting jatuh ke tangan Rusia.

Hal itu diungkapkan oleh Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serakat (AS) dalam laporannya yang memperbarui situasi perang di Ukraina pada 2 Februari 2024.

Menurut ISW, kurangnya peluru artileri dan tertundanya dukungan AS menyebabkan rencana pertempuran Ukraina terpengaruh secara signifikan.

Uni Eropa (UE) juga baru-baru ini mengakui bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan target pengiriman 1 juta peluru artileri ke Ukraina hingga batas waktu yang ditetapkan pada Maret 2024.

Minimnya amunisi menyebabkan pasukan Ukraina hanya menggunakan sekitar 2.000 peluru artileri per hari dan memprioritaskan penggunaan drone bunuh diri (UAV), meski efektivitasnya mungkin lebih rendah dibandingkan peluru artileri.

Gedung dan kendaraan yang terbakar setelah serangan rudal Rusia di Kota Pervomaiskyi, Kharkiv, Ukraina, pada Selasa (4/7/2023). Sejumlah 43 orang terluka, termasuk 12 anak.
Gedung dan kendaraan yang terbakar setelah serangan rudal Rusia di Kota Pervomaiskyi, Kharkiv, Ukraina, pada Selasa (4/7/2023). Sejumlah 43 orang terluka, termasuk 12 anak. (Oriannalyla/Twitter)

Baca juga: Ukraina Kalah’ Perang usai Tak Lagi Didukung Barat, 26 Persen Wilayah Dikuasai Rusia,Zelensky:Buntu

Informasi intelijen menunjukkan bahwa pasukan Rusia mendapat keuntungan dari kurangnya amunisi dan ketidakmampuan Ukraina untuk melakukan serangan balik.

Sejak Januari 2024, Rusia secara besar-besaran mengerahkan sistem artileri ke garis depan, membangun basis senjata yang kokoh untuk memberikan tekanan terhadap Ukraina.

Rusia menerapkan taktik serupa dari akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023, ketika Ukraina juga mengalami masalah dengan amunisi dan senjata.

Karena kurangnya peluru artileri, Ukraina tidak dapat mengatasi tembakan artileri Rusia.

“Inilah alasan mengapa Rusia dapat mendirikan pangkalan senjata tanpa khawatir akan risiko serangan balik oleh Ukraina,” menurut ISW.

Akibatnya, di beberapa daerah, artileri Rusia melepaskan tembakan siang dan malam, sehingga upaya pertahanan tidak mungkin dilakukan.

Menurut sumber intelijen yang dikumpulkan oleh ISW, UAV bunuh diri Ukraina menunjukkan kelemahan karena jangkauan serangan sasarannya yang terbatas dibandingkan dengan jangkauan artileri Rusia yang jauh.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved