Kupi Beungoh
Marhaban Ya Ramadhan dan Filosofisnya
Setidaknya ada dua hal yang perlu kita siapkan dalam menyambut dan memaksimalkan keistimewaan bulan Ramadhan yakni persiapan. . . .
Kewajiban untuk menahan diri, tidak makan dan minum serta menghindari segala sesuatu yang sekiranya dapat membatalkan puasa sebagaimana tuntunan syariat.
Oleh karenanya, perlu persiapan lahiriah agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik secara bertahap yakni dengan tutorial latih diri untuk berpuasa di bulan-bulan sebelumnya, seperti bulan Rajab dan Sya’ban.
Rasulullah SAW telah memberikan contohkan dan kita sebagai umatnya patut untuk meneladaninya sebagaimana termaktub dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
Artinya: “Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa.
Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”.
Selain persiapan lahiriah, penting juga untuk melakukan persiapan bathiniah dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Dan persiapan awal yang pantas dan bisa dilakukan adalah dengan menanamkan kegembiraan dalam hati, rasa dan pikiran.
Sebab secara psikologis, perasaan dan pikiran gembira saat menyambut sesuatu akan menumbuhkan motif, dorongan dan perasaan kecintaan dalam melakukan sesuatu.
Selanjutnya jika motif dan perasaan cinta sudah tumbuh saat melakukan sesuatu, maka pasti akan dapat mencapai perolehan hasil yang maksimal.
Rasulullah Muhammad SAW telah mengingatkan dalam sebuah hadis kepada ummatnya untuk senantiasa menghadirkan perasaan dan pikiran gembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Kegembiraan dan perasaan suka ria ini juga niscaya bakal diganjar dengan sebuah keistimewaan pula:
Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Subhanallah walhamdu lillah, begitu mulia dan istimewa sekali muatan bulan Ramadhan, sehingga perasaan gembira, pikiran suka ria dalam menyambut kedatangannya pun, kita akan memperoleh ganjaran pahala kebahagiaan yang tiada terkira yakni dihindarkan dan dilindungi dari siksa api neraka.
Rasulullah SAW juga telah menjelaskan banyak keistimewaan dan kemuliaan selama bulan Ramadhan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Nasa’I bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
Artinya: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.”
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Dua Dekade Damai, Rakyat Masih Menanti Keadilan Pengelolaan Sumber Daya Alam |
![]() |
---|
Kampung Haji Indonesia dan Wakaf Baitul Asyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.