Banjir dan Longsor di Sumatera Barat Tewaskan 19 Orang, 7 Korban Masih Hilang

Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 3 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka dan sebanyak 800 kk atau 2958 jiwa terdampak.

Editor: Faisal Zamzami
BPBD Agam via Tribun Padang
Kondisi banjir di kawan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (8/3/2024). 

"Petugas melakukan evakuasi warga yang terdampak. Wilayah yang sudah surut banjir segera dilakukan pembersihan," ujar Gilang, Minggu (10/3/2024).

Untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman, akses jalan raya keluar masuk masyarakat ke desa Kotamenara tertutup longsor sepanjang 50 meter.

Kabupaten Agam, kabupaten Pesisir, Kota Solok banjir berangsur surut, sedangkan Kabupaten Pesisir Selatan, dan kota Padang sebagian besar wilayah terdampak banjir masih digenangi air.

"Di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir berangsur surut dan telah dilakukan pembersihan rumah dan fasilitas umum yang terendam," ujar Gilang.

Baca juga: Popon Ditangkap, Polres Sabang Banjir Papan Bunga Ucapan Selamat

Cerita Raulis dan Zulbaidah Hadapi Banjir Bandang yang Hancurkan Rumah

 Raulis (74) dan Zulbaidah (65) berusaha memegangi tiang dapur rumahnya agar tidak hanyut terbawa air bah.

Di tengah kepanikan dan berendam hingga sedada, mereka bertahan di dalam rumah menyelamatkan harta berharga.

"Tidak bisa berbuat apa-apa, saya pegang terus tiang dapur ini biar tidak hanyut. Mengucap-ngucap," kata Zulbaidah dalam bahasa Minang kepada TribunPadang.com, Minggu (10/3/2024).

"Saya dapur ini saya tambang (ikat) ke pohon di sana, biar tidak hanyut, saya berdiri di sini (pintu dapur), tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Raulis memperagakan situasi yang ia lewati.

Banjir bandang melanda Kampung Limau Hantu, Kenagarian Taratak Tempatiah, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan pada Kamis (7/3/2023) malam.

Raulis dan Zulbaidah bertetangga. Dapur rumah mereka memang dekat dengan sungai dan hancur terbawa banjir bandang.

"Semuanya hanyut. Yang di dapur ini tidak ada bersisa satu pun. Hanyut semua," kata Raulis berulang-ulang.

Mereka menceritakan bagaimana detik-detik air bah datang dari hulu sungai menghantam pemukiman. Peristiwa itu terjadi Kamis malam.

Raulis mengatakan, air bah datang dua kali. Kali pertama menjelang Magrib, sekitar pukul 18.00 WIB, dan yang kedua sekitar pukul 20.00 WIB.

Banjir pertaman tidak terlalu besar. Air masuk ke dalam rumah mereka setinggi lutut, atau sekitar 50 centimeter. "Banjir pertama ini cepat surut," ucap Raulis.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved