Breaking News

Luar Negeri

Pertama Kali, AS Jatuhkan Sanksi kepada Israel, Dinilai Langgar HAM karena Siksa Warga Palestina

Israel Terkejut, AS jatuhkan sanksi ke IDF untuk pertama kalinya, mereka dinilai telah melanggar HAM menyiksa warga Palestina di Tepi Barat.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Sean Rayford / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Presiden AS Joe Biden. Israel Terkejut, AS jatuhkan sanksi ke IDF untuk pertama kalinya, mereka dinilai telah melanggar HAM menyiksa warga Palestina di Tepi Barat. 

Pemerintahan Biden dijadwalkan mengumumkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda (salah satu unit militer IDF) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina di Tepi Barat

SERAMBINEWS.COM - Israel terkejut, Amerika Serikat (AS) jatuhkan sanksi terhadap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk pertama kalinya. 

Mereka dinilai melanggar HAM atas kekerasan menyiksa warga Palestina di Tepi Barat.

Pemerintahan Biden dijadwalkan mengumumkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda (salah satu unit militer IDF) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina di Tepi Barat

Informasi ini sebagaimana dilansir dari Times of Israel.

Situs berita Axios melaporkan pada Sabtu (20/4/2024), langkah ini merupakan yang pertama kalinya diambil AS dengan menjatuhkan sanksi ke Israel.

Batalyon tersebut dianggap telah menjadi pusat beberapa kontroversi di masa lalu terkait dengan ekstremisme sayap kanan dan kekerasan terhadap warga Palestina.

Terutama termasuk kematian Omar As'ad pada 2022 lalu, seorang warga Palestina-Amerika berusia 78 tahun yang meninggal setelah ditahan, diborgol, ditutup matanya dan kemudian ditinggalkan dalam kondisi hampir beku oleh tentara batalion.

Baca juga: Hizbullah Lumpuhkan Tentara Israel: Perwira Tewas usai Cedera Otak Parah, Pasukan Cadangan Nyerah

Baca juga: Diserang Pakai 300 Rudal dan Drone, AS Sebut Israel Salah Perhitungan Sudah Bunuh Jenderal Iran

Israel memindahkan unit tersebut keluar dari Tepi Barat pada Desember 2022 lalu meskipun mereka membantah melakukan hal tersebut.

Dan sejak itu sebagian besar unit tersebut bertugas di bagian utara negara tersebut.

 

 

Rencana AS tersebut mendapat tanggapan pedas dari para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“IDF tidak boleh dikenai sanksi!” tulisnya di X.

“Dalam beberapa minggu terakhir, saya telah berupaya menentang sanksi terhadap warga Israel, termasuk dalam percakapan saya dengan pemerintah Amerika," sambungnya.

Baca juga: Iran vs Israel Hari Ini: Perang Berkecamuk, Warga Australia Didesak Pergi, AS Batasi Pergerakan

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved