Kupi Beungoh
Aceh Tamiang, Tantangan Pembangunan dan Kepemimpinan yang Baik
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh Tamiang berada di angka 73,02, lebih rendah dari rata-rata IPM Provinsi Aceh yang berada di angka 74,70.
Di tahun 2020, indeks keparahan kemiskinan berada di angka 0,28 kemudian melonjak ke angka 0,35 di tahun 2021, menjadi 0,39 di tahun 2022 dan di tahun 2023 menjadi 0,41.
Sementara berdasarkan angka indeks kedalaman kemiskinan, Kabupaten Aceh Tamiang mengalami lonjakan kedalaman kemiskinan sejak tahun 2020 hingga kini.
Di tahun 2020, angka indek kedalaman kemiskinan berada di angka 1,61 kemudian naik menjadi 1,67 di 2021, melonjak kembali di tahun 2022 menjadi 1,80 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 1,94.
Dari angka indeks keparahan kemiskinan dan indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 2020 hingga sekarang dapat disimpulkan bahwa masalah kemiskinan di Aceh Tamiang semakin parah dan mengkhawatirkan. Untuk itu perlu dilakukan intervensi kebijakan yang serius ke depan dalam menanggulangi masalah kemiskinan di kabupaten ini.
Baca juga: Penyelundupan Barang Impor Ilegal ke Aceh Tamiang Digagalkan, Termasuk Sparepart Harley-Davidson
Laju Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat
Laju pertumbuhan ekonomi di Aceh Tamiang selama lima tahun terakhir mengalami pasang surut. DI tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,55 persen.
Kemudian di tahun 2020 mengalami perlambatan drastis dengan laju pertumbuhan ekonomi hanya 0,42 persen. Di tahun 2021 ekonomi tumbuh sebesar 0.88 persen.
Sementara di tahun 2022 laju pertumbuhan ekonomi mulai membaik dengan angka sebesar 3,32 persen. Di tahun 2023 laju pertumbuhan ekonomi kembali menurun ke angka 2,20 persen.
Rendahnya laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di kabupaten ini terganggu dan tidak tumbuh sebagaimana mestinya.
Laju pertumbuhan ekonomi Aceh Tamiang berada di bawah angka laju pertumbuhan ekonomi provinsi, tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh berada di angka 4,21 persen dan meningkat di tahun 2023 di angka 4,23 persen.
Di tahun 2020 dan tahun 2021 Provinsi Aceh, sebagaimana Kabupaten Aceh Tamiang, juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pandemi Covid.
Di tahun 2020 angka pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar -0,37 persen dan di tahun 2021 sebesar 2,79 persen. Namun setelah Covid berakhir, laju pertumbuhan ekonomi Aceh melesat ke angka 4,21 persen di tahun 2022. Sementara laju pertumbuhan ekonomi Aceh Tamiang tak kunjung membaik hingga kini dan tidak mampu tumbuh mencapai angka 4 persen.
Mengatasi Masalah Banjir di Aceh Tamiang
Aceh Tamiang adalah salah satu daerah rawan banjir. Banjir ini disebabkan oleh penebangan liar di kawasan hutan dan juga pendangkalan sungai. Pendangkalan sungai disebabkan oleh sungai yang telah dipenuhi oleh sedimen.
Pendangkalan sungai ini menyebabkan air kiriman dari hulu tidak tertampung hingga meluap ke permukiman.
Banjir adalah salah satu bencana yang dapat mengganggu produktivitas kegiatan ekonomi warga karena areal sawah dan kebun yang terdampak banjir mengakibatkan gagal panen serta menimbulkan kerugian materil yang cukup besar.
Di tahun 2023 terjadi banjir yang mengakibatkan total 3.593 hektar lahan sawah terendam, 1.854 rumah terendam banjir dan 6.216 KK terpaksa mengungsi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.