Jurnalisme Warga
Serunya Nobar Garuda Muda, Menyatukan Lintas Generasi
Saya sendiri kebagian kursi di paling belakang karena harus terlebih dahulu mengikuti pembukaan ToT Model Kompetensi Kepala Sekolah sesuai Perdirjen t
FERI IRAWAN, S.Si., M.Pd., Kepala SMKN 1 Jeunieb, Kabupaten Bireuen, melaporkan dari Banda Aceh
Perhelatan Piala Asia U-23 2024, sudah memasuki babak semifinal. Pesta sepak bola dua tahunan yang digelar di Qatar ini merupakan pergelaran ke-6 dan cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Kota Banda Aceh yang dijuluki “Serambi Makkah” pun tak luput dari demam Piala Asia U-23 ini.
Pencapaian Garuda Muda ke babak semifinal Piala Asia U-23 Qatar 2024 membawa euforia yang luar biasa. Kesemarakan itu menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah pemilik warung kopi. Para pemilik warung kopi pun berlomba memanjakan pelanggannya dengan menyemarakkan gelaran Piala Asia U-23 dengan memasang televisi layar lebar. Tak terkecuali warkop Elbata Premium Kopi di Lueng Bata, Banda Aceh.
Tepat selesai shalat isya waktu Banda Aceh atau 30 menit sebelum ‘kick off’, Warkop Elbata Premium Kopi semakin ramai karena sebagian orang sengaja datang untuk melihat siaran langsung laga semifinal pertama sambil menikmati kopi malam dan aneka makanan yang tersaji di sini.
Pertandingan yang sekaligus memperebutkan tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024 yang digelar Senin (29/4/2024) malam didominasi penonton generasi Y dan Z. Seluruh tempat duduk di semua sudut penuh terisi untuk nonton bareng (nobar) Semifinal Piala Asia U-23.
Ada juga yang sengaja membawa keluarga untuk merasakan euforia nobar seru bersama penonton lainnya. Saking padatnya penonton sampai duduk berdesakan. Namun, semua tetap nyaman dan tertib menghadap layar televisi yang cukup besar.
Malam ini Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Timnas Uzbekistan guna memperebutkan satu tiket ke partai puncak.
Saya sendiri kebagian kursi di paling belakang karena harus terlebih dahulu mengikuti pembukaan ToT Model Kompetensi Kepala Sekolah sesuai Perdirjen terbaru di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh.
Salah satu penonton yang duduk di samping saya, Yusri namanya, mengatakan, ia sangat menantikan momen seperti ini karena bisa memberikan dukungan kepada Garuda Muda bersama-sama dengan suporter yang lain.
"Di sini saya bisa teriak kencang-kencang, ekspresinya lebih bebas, nggak ada yang protes,” jelasnya.
“Kalau nobar begini seru, bisa rasakan sensasi dukung timnas seperti di stadion,” katanya kepada saya.
Kemenangan Timnas U-23 Indonesia pada pertandingan melawan Korsel lalu menumbuhkan semangat dan juga keyakinan bagi masyarakat Indonesia terhadap kesebelasan timnas. Kemenangan itu pun menjadi motivasi bagi bangsa Indonesia untuk mendukung kemenangan timnas U-23 pada pertandingan melawan skuad Uzbekistan pada malam ini.
Suasana nonton bareng Semifinal U-23 AFC Asian Cup 2024, di Elbata Premium Kopi, Senin (29/4/2024) malam, benar-benar menegangkan dan sungguh luar biasa.
Pasalnya, sejak peluit ‘kick off’ babak pertama dibunyikan, Timnas Indonesia berada di bawah tekanan Timnas Uzbekistan, dan acap kali mengancam gawang Ernando Ari.
Semuanya berteriak histeris kegirangan saat melihat pemain Garuda Muda menguasai bola dan hampir mencetak gol. Untungnya hingga turun minum gawang Timnas Garuda masih perawan.
Merinding, terharu, bangga, itulah yang saya rasakan. Mungkin seratusan juta pasang mata pendukung timnas Indonesia yang menonton melalui layar televisi secara ‘live’ juga akan merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan.
Timnas Garuda Muda mampu menyatukan segenap elemen masyarakat. Dari kepala dinas, camat, kepala desa, mahasiswa, polisi, guru, pedagang, seniman, dan tukang becak sekalipun duduk dan berteriak bersama di depan layar kaca.
Semua penonton kompak bersatu meneriakkan yel-yel yang memompakan semangat kebangsaan kita. Bahkan, ada penonton memakai atribut Timnas Indonesia seperti ‘jersey; warna merah dan atau ikat kepala.
Setidaknya ajang ini dapat menjadi hiburan "paket lengkap" yang murah dan berkualitas bagi saya dan penonton lainnya, atau bahkan masyarakat Indonesia, di tengah beragamnya kasus negeri ini. Padahal, hingga beberapa hari sebelumnya, masyarakat masih terbelah menyikapi hasil resmi Pilpres 2024.
Kedai kopi dan sepak bola seolah menjadi hal yang tak terpisahkan. Mereka hadir, menyediakan tempat bagi para penggemar tim sepak bola untuk berteriak, beradu argumen, dan mendukung tim kesayangannya.
Suara teriakan penonton menggema saat Witan dan kawan-kawan berhasil menembus pertahanan lawan sehingga dengan suasana tersebut nobar Timnas U-23 Indonesia di warkop ini semakin meriah.
Saya melihat begitu besar dukungan masyarakat Aceh, khususnya penonton di Elbata Premium Kopi ini terhadap Timnas Indonesia. Ini bentuk nasionalisme penonton yang begitu kuat.
Elbata Premium Kopi dibuat senyap seketika pada menit ke 59 lantaran lahirnya petaka dari Uzbekistan. Umpan ‘crossing’ terukur berhasil dimanfaatkan pemain Uzbekistan hingga membuat jala gawang Ernando bergetar. Skor 0-1. Padahal, Indonesia sempat mencetak gol ke gawang Uzbekistan U-23 melalui pemain Persija Jakarta, Muhammad Ferrari, tapi dianulir wasit setelah melihat VAR.
Meski seharusnya Timnas Indonesia bisa mencuri gol di menit ke-61. Berawal dari ‘crossing’ dari sisi kanan, bola menjangkau Ramadhan Sananta dan terjadi duel dengan kiper Uzbekistan. Bola muntah kemudian bisa diteruskan Sananta ke Ferrari di sampingnya, dan disepak menjadi gol.
Dalam VAR terlihat Ramadhan Sananta dalam posisi ‘offside’ sebelum gol terjadi.
Tim Garuda semakin terpuruk setelah hadiah kartu merah diberikan wasit kepada sang kapten Rizky Ridho karena pelanggaran keras. Tendangan bebas menit ke-86 oleh lawan membuat Arhan miskomunikasi dengan Ernando hingga melakukan gol bunuh diri. Skor 0-2 untuk Uzbekistan.
Setelah 90 menit disuguhi tontonan mendebarkan dari Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar, ada kekecewaan teramat sangat begitu wasit asal Cina, Shen Yinhao, meniup peluit panjang yang menyudahi pertandingan Uzbekistan vs Indonesia. Akhirnya, Timnas U-23 harus tunduk dibekuk Uzbekistan 2-0. Akan tetapi, usai laga, tak ada sumpah serapah. Hanya ucapan syukur yang tercurah. Setidaknya, begitulah reaksi umum penonton di warkop ini, walaupun Indonesia gagal lolos ke final Piala Asia U-23 dan tertunda sementara menuju Olimpiade Paris 2024.
Penonton tahu persis Uzbekistan bermain lebih baik dan Indonesia tampil dengan sepuluh pemain setelah sang kapten Rizki Ridho diganjar kartu merah. Namun, rasa kebangsaan mencegah mereka berkomentar miring. Bagaimanapun, armada Shin Tae-Young sudah berjuang mati-matian. Lagian, Indonesia masih berpeluang lolos ke Olimpiade Paris 2024. Siapa tahu, ada mukjizat yang dibawa Dewi Fortuna dalam perebutan juara ketiga Piala Asia U-23 2024. Tim Garuda kembali akan menjalani satu laga pamungkas perebutan juara tiga melawan Jepang atau Irak 2 Mei mendatang.
Cetak sejarah
Timnas Indonesia telah berhasil mencetak sejarah lolos ke babak semifinal Piala Asia U-23 2024. Dukungan masyarakat sangat berarti dan menjadi energi dan semangat Garuda Muda berjuang mencetak sejarah baru menuju Juara ketiga AFC Cup 2024, sekaligus menjadi tiket menuju Olimpiade Paris 2024. Semoga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.