Jurnalisme Warga
Dari Garam Milhy Jangka ke Radio Rimba Raya
Garam merupakan senyawa kristalin NaCl yang terdiri atas klorida dan sodium. Zat ini mudah larut di dalam air berasa asin. Garam sangat dibutuhkan dal
CHAIRUL BARIAH, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) dan anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Tanoh Anoe, Jangka, Bireuen
Garam merupakan senyawa kristalin NaCl yang terdiri atas klorida dan sodium. Zat ini mudah larut di dalam air berasa asin. Garam sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat menambah cita rasa pada masakan.
Garam paling akrab dengan ibu-ibu rumah tangga karena hampir semua menu yang disajikan untuk keluarga butuh garam. Garam yang dikonsumsi untuk keluarga sebaiknya yang beryodium dan digunakan secukupnya saja sehingga dapat bermanfaat untuk kesehatan. Di antaranya dapat mendukung pertumbuhan otak janin, bayi, dan anak-anak.
Selain itu, garam dapat mencegah penyakit tiroid seperti gondok dan hipotiroidisme.
Garam yodium adalah garam konsumsi yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNl) yang ditetapkan dan telah diberikan zat iodium (KIO3) dengan proses iodisasi. Untuk mengenal lebih dekat wirausaha pengolahan garam, saya membawa para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan yang saya asuh untuk berkunjung ke salah satu perusahaan garam di Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen. Jaraknya ± 15 km dari pusat Kota Matangglumpang Dua. Penduduknya sebagian besar adalah petani garam dan di desa inilah satu-satunya didirikan pabrik garam modern di Aceh.
Di desa pula satu-satunya usaha garam yang masih bertahan sejak dimulai pada masa penjajahan Jepang.
Kami berangkat dari Bireuen menggunakan kendaraan masing-masing. Ada yang roda dua, ada yang roda empat. Perlengkapan yang wajib dibawa oleh mahasiswa adalah buku catatan serta kamera (umunya mahasiswa menggunakan hp) untuk dokumentasi.
Hasil pemantauan kami, masyarakat Tanoh Anoe banyak yang memanfaatkan lahan di sisi pantai yang digunakan untuk menampung air laut di atas terpal. Kemudian dikeringkan di bawah terik matahari, maka perlahan air akan menguap sehingga tersisalah butiran-butiran kristal putih yang menjadi garam sebagai bahan dasar pembuatan garam beryodium.
Dengan menjual garam masyarakat mampu membeli baju pada Jepang karena pada masa itu kaum pribumi jarang yang dapat membeli baju. Tujuan kegiatan lapangan ini untuk melihat secara langsung bagaimana proses usaha local yang dibangun dari awal sampai akhirnya mampu menjadi primadona masyarakat sekitarnya dan masyarakat Aceh umumnya karena perusahaan ini dapat menjual hasil produksinya ke luar daerah Aceh.
Ada beberapa hal yang dipelajari dalam mata kuliah kewirausahaan atau Entrepeuneurship. Di antaranya kreativitas dan keinovasian dalam kewirausahaan, modal dasar kewirausahaan, proses kewirausahaan, ide, dan peluang kewirausahaan.
Dalam kegiatan ini mahasiswa dapat mewawancarai langsung pemilik UD Milhy Jaya, yakni Ibu Qurata Aini.
Dialah perempuan yang telah membangkitkan kembali usaha garam Milhy yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang.
Milhy berasal dari kata 'milhon' dari bahasa Arab yang artinya asin (garam). Milhy sendiri diangkat dari nama tokoh Desa Tanoh Anoe, yaitu Tgk Yusuf Milhy yang tak lain adalah ayahanda dari Qurata Aini.
Nama Milhy merupakan gelar yang disematkan oleh penjajah jepang. Sebagai anak bungsu dari Tgk Yusuf Milhy, perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim ini telah mampu mengelola kembali usaha yang dirintis oleh ayahnya.
Semasa hidup, orang tuanya pernah membuat garam beryodium kemasan dengan merek “Bulan Bintang” pada tahun 1980. Garam ini hanya dikonsumsi di Lhokseumawe oleh kalangan menegah ke atas, terutama karyawan pada perusahaan PT Arun, PT PIM, dan PT KKA.
Menurut data yang kami peroleh, sejak tahun 1990 garam kemasan “Bulan Bintang” tidak diproduksi lagi, dan sejak 24 Februari 2006 dilanjutkan oleh anak bungsu Tgk Yusuf Milhy dengan merek “Milhy” hingga sekarang ini.
Garam Milhy bangkit seiring dengan bersaingnya pasaran garam antara garam lokal dengan garam Madura, sehingga dianggap perlu garam kemasan yang siap bersaing dengan garam dari luar Aceh.
Qurata juga bercerita bahwa semasa hidup ayahnya sangat menggemari bahasa dan sastra Arab. Oleh karena itu, orang Jepang memanggilnya Yusuf Milhy karena menjual garam dan dikenal sebagai seorang ahli sastra Arab.
Pada saat Ondonesia menang dari penjajahan ayahnyalah yang mengumumkan Indonensia telah merdeka dari penjajahan kepada masyarakat dalam bahasa Arab melalui Radio Rimba Raya Bener Meriah.
Perempuan yang aktif ini mengatakan usaha yang dibangunnya tidaklah mudah. Walaupun sudah memulai usaha, tetapi belum memiliki izin yang resmi. Mengurus izin juga sangat sulit. Butuh waktu, tenaga, dan kesabaran.
Sejaj tahun 2006 diurus, baru ada izin pada tahun 2015. "Liku-liku pengurusan izin ini menjadi sejarah dan kenangan yang tidak terlupakan untuk saya," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.