Opini
Stunting dan Dampak Susu Formula Gratis
Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi dalam waktu yang lama, bisa disebabkan karena asupan nutrisi yang tidak adekuat dan karena infeksi yang
dr Aslinar SpA M Biomed, Founder Aceh Peduli ASI & Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
ISTILAH stunting sudah sangat familiar di masyarakat. Dalam berbagai kesempatan hampir selalu didengungkan tentang stunting. Bahkan program pengentasan stunting tersebut sudah merambah sampai tingkat desa dimana semua kepala desa diharapkan ikut peduli dengan kasus stunting yang ditemukan pada warganya.
Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi dalam waktu yang lama, bisa disebabkan karena asupan nutrisi yang tidak adekuat dan karena infeksi yang sering terjadi. Untuk mengetahui apakah anaknya stunting atau tidak yaitu mengukur panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dan kemudian dimasukkan ke dalam grafik PB menurut usia atau TB menurut usia. Bila didapatkan hasil plot berada di bawah -2 Standar Deviasi, maka anak dikatakan pendek (stunted).
Stunting berarti pendek tapi tidak semua anak pendek adalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga dewasa. Kekurangan gizi sejak dari kandungan bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan otak dan organ lain, yang mengakibatkan anak lebih berisiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Stunting mempengaruhi tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kemiskinan. Oleh karenanya kita harus fokus untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya atau bertambahnya angka stunting. Fokus utamanya adalah intervensi dalam 1000 HPK.
Yang dimaksud dengan 1000 HPK adalah mulai sejak dalam kandungan selama 9 bulan, sampai anak berusia 2 tahun. Jadi 9 bulan dalam kandungan (270 hari) dan usia 2 tahun (730 hari), dengan total 1000 hari.
Dampak susu gratis
Mencegah terjadinya stunting dimulai sejak masa remaja dengan memastikan remaja putri tidak mengalami anemia (kekurangan darah) melalui program pemberian tablet tambah darah (TTD) 1x seminggu selama satu tahun. Dilanjutkan pencegahan stunting saat hamil yaitu dengan pemeriksaan kehamilan secara rutin (antenatal care minimal 6x), mengkonsumsi gizi seimbang, konsumsi asam folat dan TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Setelah bayi lahir pencegahan stunting dimulai dengan memberikan ASI sesegera mungkin yaitu dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), lanjut ASI Eksklusif selama 6 bulan (hanya memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain), mulai pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di usia 6 bulan dan ASI diteruskan sampai usia dua tahun.
Bagaimana bila anak sudah didiagnosis dengan stunting? Untuk kasus stunting maka secara garis besar yang dilakukan adalah memperbaiki asupan gizinya dan memberikan tata laksana terhadap infeksi yang diidap oleh anak. Asupan gizi yang dimaksud yaitu bagi bayi di bawah usia 2 tahun maka lanjutkan pemberian ASI atau bagi ibu yang sudah berhenti menyusui bisa dibantu untuk menyusui kembali (relaktasi). Ibu diberi bantuan melalui penilaian proses menyusuinya sehingga bayi mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya.
Asupan gizi untuk mengatasi anemia yang mungkin terjadi. Pastikan asupan makanan sehari-hari dalam MP-ASI adekuat mengandung semua makronutrien (zat gizi makro) berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mikronutrien (zat gizi mikro) berupa mineral, zat besi dan lain lain, memastikan MP-ASI aman, baik dalam persiapan, pengolahan dan saat memberikan.
MP-ASI diberikan tepat waktu dan secara responsive feeding dengan memperhatikan rasa lapar si anak. Menangani kasus gizi yang juga menyertai stunting apakah itu gizi kurang maupun gizi buruk juga bagian tata laksana stunting dan ini ranahnya mesti ke pelayanan kesehatan.
Penanganan stunting lainnya berupa tatalaksana infeksi berupa diare yang sering sekali terjadi karena higienitas yang kurang dan diare mudah sekali membuat anak kehilangan berat badan yang berujung ke malnutrisi dan stunting. Tata laksana kecacingan yang mungkin dialami anak juga merupakan bagian dari penanganan stunting serta berbagai masalah infeksi lainnya.
Nah, bagaimana dengan penanganan stunting berupa pemberian susu formula yang belakangan ini semakin digencarkan? Benarkah hal tersebut termasuk dalam hal yang ditetapkan sebagai program pengentasan stunting?
Berdasarkan dari rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO dan Unicef pada tahun 2009 tentang alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI adalah terdiri atas kondisi bayi dan kondisi ibu.
Kondisi bayi yang seharusnya tidak menerima ASI atau susu lainnya kecuali formula khusus yaitu: bayi dengan galaktosemia klasik (diperlukan formula khusus bebas galaktosa), bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin dan valin), bayi dengan fenilketonuria (dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.