Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Turis Israel Diserang Brutal di Belgia sampai Patah Rahang, Penyebabnya Bikin Emosi

Seorang turis Israel diserang secara brutal oleh beberapa pria di sebuah stasiun kereta api di kota Bruges, Belgia pada Jumat (17/5/2024).

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Seorang turis Israel diserang secara brutal oleh beberapa pria di sebuah stasiun kereta api di kota Bruges, Belgia pada Jumat (17/5/2024). 

Meski demikian, dia mengatakan bahwa keluarga merasa terhibur karena Itzhak kini dapat dimakamkan di Israel.

Dia juga menekankan dukungan kepada IDF yang melakukan operasi bersejarah bagi keluarga sandera yang masih belum mengetahui nasib orang yang mereka cintai.

Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya patah hati mendengar berita tersebut dan berjanji untuk mengembalikan sandera yang tersisa.

“Istri saya Sara dan saya berduka bersama keluarga,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Kami akan mengembalikan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” sambungnya.

“Saya mengucapkan selamat kepada pasukan pemberani kita yang, dengan tindakan tegas, memulangkan putra dan putri kita,” tambahnya.

Dalam pernyataan serupa, Presiden Isaac Herzog mengatakan Israel memiliki harapan dan doa agar semua sandera lainnya segera kembali.

Sementara itu, Channel 12 mengutip seorang anggota senior tim perunding sandera Israel yang mengatakan, keputusan pemerintahan Netanyahu untuk memperluas operasi IDF di kota Rafah di Gaza selatan akan membahayakan nyawa para sandera.

Peringatan semacam ini telah disampaikan oleh para pejabat asing, namun ini adalah pertama kalinya peringatan tersebut digaungkan meskipun secara anonim oleh anggota senior tim perunding Israel, yang dipimpin oleh pimpinan Mossad David Barnea, pimpinan Shin Bet Ronen Bar dan IDF, Jenderal Nitzan Alon.

Netanyahu dan anggota pemerintahan lainnya mengklaim bahwa tekanan militer seperti operasi di Rafah, akan membujuk Hamas untuk menyetujui perjanjian penyanderaan.

Perunding penyanderaan Israel dilaporkan berpendapat bahwa perluasan lebih lanjut operasi Rafah akan menyebabkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar menggandakan penolakannya untuk berkompromi.

Sehingga hal ini merugikan upaya untuk mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

Satu-satunya strategi yang akan berhasil pada saat ini untuk meyakinkan Sinwar agar membatalkan tuntutannya, menurut pejabat itu, adalah jika Israel ingin mengajukan alternatif yang layak terhadap kekuasaan Hamas di Gaza.

Netanyahu berpendapat bahwa pembicaraan mengenai pengelolaan Gaza pascaperang sebelum Hamas dibubarkan adalah sia-sia.

Hal ini karena tidak ada yang akan setuju untuk mengambil alih kendali selama Hamas masih terlibat.

Diketahui para sandera dari ditangkap pada 7 Oktober 2023 lalu, ketika ribuan pejuang Hamas menyerbu melintasi perbatasan ke Israel melalui darat, udara dan laut, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 252 sandera.

Korban festival Supernova berjumlah hampir sepertiga dari korban tewas dalam serangan Hamas, sementara beberapa penculikan mereka beredar luas dalam bentuk video di media sosial.

Israel merespons dengan serangan militer untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera, dan perang kini memasuki bulan kedelapan.

Diyakini bahwa 125 sandera yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober lalu masih berada di Gaza.

Dari jumlah tersebut, tidak semuanya hidup setelah 105 warga sipil dibebaskan dari tawanan Hamas selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November 2023 lalu, dan empat sandera telah dibebaskan sebelumnya.

Tiga sandera telah diselamatkan oleh tentara dalam keadaan hidup, dan 15 jenazah sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang secara keliru dibunuh oleh militer Israel.

Sementara IDF telah mengkonfirmasi kematian 37 orang yang masih ditahan oleh Hamas, mengutip informasi intelijen baru dan temuan yang diperoleh pasukan yang beroperasi di Gaza.

Satu orang lagi tercatat hilang sejak 7 Oktober dan masih belum diketahui nasibnya.

Hamas juga menahan jenazah tentara IDF yang tewas, Oron Shaul dan Hadar Goldin sejak tahun 2014, serta dua warga sipil Israel, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed.

Keduanya diperkirakan masih hidup setelah memasuki Jalur Gaza atas kemauan mereka sendiri pada tahun 2014 dan 2015.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved