Breaking News

Konflik Rusia vs Ukraina

Vladimir Putin Ancam NATO dan Barat yang Berupaya Serang Rusia: Ada Konsekuensi Serius

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Kiev seharusnya diizinkan menetralisir markas militer Rusia tempat mereka menembakkan rudal ke Kiev.

Editor: Faisal Zamzami
Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan wawancara kepada pembawa acara talk show AS Tucker Carlson di Kremlin di Moskow pada 6 Februari 2024. 

SERAMBINEWS.COM, TASHKENT - Presiden Rusia Vladimir Putin menebar ancaman atas adanya upaya Barat dan NATO untuk menyerang Rusia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Kiev seharusnya diizinkan menetralisir markas militer Rusia tempat mereka menembakkan rudal ke Kiev.

Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyerukan agar Ukraina diizinkan menggunakan persenjataan mereka untuk menyerang wilayah Rusia, setelah perang lebih dari dua tahun.

 
Hal itu membuat Putin bersuara dan menebar ancaman terhadap negara-negara NATO dan Eropa.

“Eskalasi berkelanjutan akan menjurus pada konsekuensi yang serius. Di Eropa khususnya negara kecil, mereka harus berhati-hati dengan siapa mereka bermain,” tutur Putin saat kunjungan ke Uzbekistan, Selasa (28/5/2024), dikutip dari France 24.

Ia juga menegaskan, banyak negara Eropa yang memiliki wilayah kecil dan padat penduduk.

“Dan faktor tersebut, yang harus mereka ingat sebelum berbicara mengenai menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia, yang merupakan hal serius,” katanya.

Putin menambahkan, jika Ukraina melakukan serangan, tanggung jawab akan menjadi milik Barat yang memasok senjata.

Putin meyakini instruktur militer Barat telah berada di Ukraina, menyamar sebagai tentara bayaran.

Ia juga mengatakan setiap langkah dari negara yang mengirim mereka secara resmi bakal menjadi eskalasi lainnya, dan langkah maju lainnya terkait konflik di Eropa dan global.

“Kami akan melakukan semua yang kami pikir harus dilakukan, terlepas siapa pun yang ada di wilayah Ukraina,” tuturnya.

 
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan setelah pertemuan dengan Menteri Pertahanan UE di Brussels, negara Eropa masih terbagi dalam mengirimkan instruktur militer ke Ukraina.

Negara seperti Jerman, menentang mengambil langkah yang berpotensi membuat mereka semakin dekat berkonflik dengan negara nuklir seperti Rusia.

UE sendiri telah melatih 50.000 tentara Ukraina di luar negara tersebut di bawah misi seluruh blok yang dibentuk pada 2022.

Baca juga: Bom Luncur Rusia Hancurkan Bangunan Toko di Kharkiv Ukraina, 11 Orang Tewas

Presiden Prancis Desak Sekutunya Izinkan Ukraina Serang Wilayah Rusia dengan Senjata Barat

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved