Opini
Sudan Teriak, Dunia Terdiam, The Next Genocide?
Saat ini, Sudan kembali berada di persimpangan jalan yang penuh ketidakpastian, memicu pertanyaan, apakah kita sedang menyaksikan awal dari genosida
The Next genocide?
Negeri sudan yang berasal dari taduk Afrika sudah terkoyak hancur dikarenakan pertaruhan dua jendral, yang tak segan menghentikan atau membajak pengiriman bantuan dari negara lain untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.
Di pusat kota Darfur, Kota dengan penduduk setengah juta jiwa itu masih dikuasi oleh militer Sudan. Apa yang terjadi di barat sudan sudah mencapai dimensi pembersihan etnis, kaum sipil diserang, dibunuh, dan rumah di hancurkan karena warna kulitnya.
Salah seorang korban yang selamat dari pasukan RSF mengatakan bahwasnya mereka dieksekusi, ditembaki serta akan menyerang Massalit (nama kelompok etnis) dengan target mereka adalah laki-laki.
Setidaknya sebanyak 8.000 orang telah melarikan diri ke Chad, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, yang mengungsi akibat dari serangan di Darfur Barat terutama antara bulan April dan Juni.
Berdasarkan hukum internasional, serangan yang sengaja dilakukan terhadap penduduk sipil termasuk pembunuhan, penganiayaan dan peminandahan secara paksa, dapat dituntut sebagai kejahatan perang dalam kata lain adalah genosida.
Jika tren ini terus berlanjut dan tidak ada respons yang kuat terhadap krisis internasional, sudan kemungkinan akan menjadi negara gagal dan akan menghadapi genosida besar-besaran.
Seluruh dunia terdiam kenapa?
Melihat apa yang sedang terjadi di sudan, menempatkan negara tersebut dalam ambang kehancuran. Melihat hal demikian, para penguasa dari belahan dunia seolah-olah buta akan hal tersebut, padahal banyak dari masyarakat sipil yang tidak berdosa yang menjadi korban dari konflik, serta banyak masyarakat yang susah mencari makanan dan anak-anak banyak yang putus dari pendidikan.
Sungguh ironis apa yang dirasakan oleh masyarakat sipil di sudan, menarik untuk dikaji kenapa para pemangku penguasa di dunia internasional terdiam dengan kejadian di Sudan, berikut faktornya:
Kompleksitas Politik
Konflik di Sudan sering kali rumit dan melibatkan banyak aktor dengan kepentingan yang beragam. Hal ini membuat komunitas internasional sulit mengambil tindakan yang cepat dan efektif.
Prioritas Global yang Berubah
Dunia internasional sering kali disibukkan oleh krisis lain di berbagai belahan dunia, seperti konflik di Timur Tengah, perubahan iklim, dan pandemi global. Perhatian terhadap Sudan mungkin tersisih oleh isu-isu yang dianggap lebih mendesak.
Kepentingan Strategis yang Terbatas
| Tuha Peuet, Suloh, dan Syarak: Modal untuk Pemilu Berintegritas |
|
|---|
| Mencegah Penyimpangan Perilaku Sosial pada Remaja |
|
|---|
| Memanfaatkan Agglomeration Economies sebagai Lokomotif Baru Pemerataan Ekonomi Aceh |
|
|---|
| Membaca Fenomena Bullying di Lembaga Pendidikan |
|
|---|
| Perlindungan Anak yang Terlalu Jauh, Kita Sedang Mencetak Generasi Rapuh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Muhammad-Shiddiq-838.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.