Breaking News

Kupi Beungoh

Banda Aceh Butuh Pemimpin yang Religius dan Bervisi Pembangunan

Salah satu yang mengubah Banda Aceh adalah perilaku sosial warganya yang makin mencerminkan sisi religius dari ibukota Serambi Mekkah ini.

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Handover
Jabal Ali Husin Sab, Analis politik 

Disadari atau tidak, Illiza telah melanjutkan estafet perjuangan almarhum Mawardi dalam membangun Kota Banda Aceh.

Banda Aceh berhasil menjadi kota dengan IPM (indeks pembangunan manusia) tertinggi kedua di Indonesia, hanya berada di bawah Yogyakarta.

Komponen penyusun IPM adalah umur harapan hidup, angka harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

Baca juga: Belajar Agama Di Sekolah 2 Jam, Cukupkah?

Illiza berhasil menata birokrasi dengan baik, mengoptimalkan pelayanan publik bagi warga, menata ruang terbuka hijau dan sejumlah prestasi lainnya.

Secara visi pembangunan, ia pernah menggagas Banda Aceh sebagai kota Madani, kota yang tak hanya maju secara fisik, namun juga berorientasi pembangunan manusia yang religius.

Illiza dianggap oleh banyak pihak berhasil dan sukses dalam melanjutkan kepemimpinan Mawardi Nurdin.

Ia berhasil membawa Banda Aceh unggul dalam berbagai aspek pembangunan.

Namun ketika era berganti, sebagian warga yang pernah saya ajak bicara mengakui bahwa kondisi Banda Aceh setelahnya justru memburuk.

Jika kita menilik data statistik perihal keadaan Banda Aceh sekarang, kita akan menemukan beberapa indikator yang menunjukkan bahwa kondisi Banda Aceh justru makin menurun.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh berkisar di angka 5,06 persen.

Lebih rendah dibandingkan tahun 2021 di angka 5,53 persen dan tahun 2022 di angka 5,23 persen.

Pengeluaran per kapita atau rata-rata pengeluaran rata-rata masyarakat per bulan Banda Aceh tahun 2023 berjumlah 2,07 juta rupiah, mengalami penurunan selama dua tahun terakhir.

Di tahun 2022 berada di angka 2,2 juta rupiah dan tahun 2021 berada di angka 2,397 juta rupiah.

Penurunan angka pengeluaran per kapita masyarakat Banda Aceh ini bisa dilihat sebagai sinyal melemahnya pendapatan masyarakat dan menjadi sinyal terkait kondisi ekonomi warga Banda Aceh yang melemah dan perlu segera ditangani.

Terkait dengan melemahnya kondisi ekonomi di Banda Aceh, mungkin pandemi COVID-19 dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penyebabnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved