Kupi Beungoh

Palestina vs Israel : Kafta Meswhi, Salad Tabouleh, Shawarma, dan McDonald’s - Bagian II

Saya terkejut dan betul-betul terharu, melihat perang opini, persepsi, paling kurang di sebuah sudut London yang telah mulai dimenangkan Palestina.

|
Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh= 

Dan itu tentu sama sekali tak ada urusan dengan kebijakan induknya di Chicago sana.

Tindakan yang pada awalnya ditujukan untuk menarik simpati warga Israel terhadap McDonald’s, karena bantuan itu, rupanya bocor keluar.

Yang terjadi kemudian adalah anjuran boikot McDonald’s , awalnya di Timur tengah dan dunia islam, dan kemudian boikot global, yang mungkin terbesar dalam sejarah.

Dipicu oleh kasus McDonald’s, kemudian pegiat dan pengeritik tindakan Israel di Gaza mulai menggunakan “miskroskop” memeriksa seluruh korporasi besar yang mempunyai irisan dengan Israel. Yang terjadi kemudian adalah sejarah baru boikot apapun yang berurusan dengan Israel, paling kurang penyerangan Gaza.

Sebelum masuk kembali makan yang belum selesai di restoran Hiba, saya memasang mata dengan baik, meletakkan kacamata dengan sempurna mencoba memeriksa ulang siapa tamu yang sedang antri untuk restoran Hiba itu.

Saya menduga, jangan-jangan hanya migran Islam dari India, Pakistan, Bangladesh, Maroko, Syiria atau berbagai bangsa dari Asia, Afrika, atau Karibia.

Semua mereka pernah bersentuhan dengan penjajahan dan perdagangan Inggris pada abad ke 18, 19, atau awal abad 20.

Benar, paling kurang setengah dari tamu restoran Hiba itu adalah zamrud keanekaragaman migran yang dominan Islam dan mungkin bukan Islam yang simpati dengan Palestina.

Tetapi tunggu, cukup banyak juga warga kulit putih yang antrian menunggu masuk ke Hiba yang jumlahnya hampir 50 persen.

Bukan tidak mungkin, ada Arab putih atau warga negara-negara Afrika Utara, atau migran Turki yang kulitya juga putih.

Bagimana membedakan putih non Inggris dan warga putih Inggris. Bertanya siapa nama apalagi agamanya sangat tak mungkin.

Saya mulai ingat dalam sebuah bacaan lama ketika kuliah S2 saya, tentang suku bangsa, ras , atau etnis yang saya lupa judulnya.

Ada yang menyebutkan orang Inggris sebagai etnis Anglo Saxon yang merupakan campuran bangsa Jerman daratan, Perancis, dan bangsa Viking dari Norwegia dan Denmark. Ada yang menyebutnya dengan ras Kaukasian.

Pokoknya ciri di kedua kelompok itu saya dapatkan dalam barisan itu.

Kulit putih yang agak menua, dengan bintik-bintik atau tahi lalat, rambut merah,mata biru atau hijau, dahi tinggi, dan bentuk tubuh kurus yang disebut dengan ektomorof.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved