Perang Gaza

Iran Tolak Bujuk Rayu AS dan Negara Arab Agar tak Serang Israel, Tetap Kekeh Meskipun Pecah Perang

The Wall Street Journal, surat kabar harian internasional berbasis di New York mengatakan bahwa Teheran memberi tahu diplomat Arab pada hari Sabtu bah

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Kementerian Pertahanan Iran
Dalam gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan Iran pada hari Kamis, 25 Mei 2023, rudal Khorramshahr-4 diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan, di Iran. 

SERAMBINEWS.COM - Iran telah menolak bujuk rayu Amerika dan Arab agar tidak melancarkan serangan ke Israel menyusul pembunuhan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, The Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu.

Pada tanggal 31 Juli, IRGC mengumumkan mati syahidnya Haniyeh , yang sedang berkunjung ke Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

The Wall Street Journal, surat kabar harian internasional berbasis di New York mengatakan bahwa Teheran memberi tahu diplomat Arab pada hari Sabtu bahwa mereka tidak peduli jika tanggapan mereka terhadap pembunuhan Israel tersebut akan menyebabkan pecahnya perang.

Menurut sumber tersebut, Amerika Serikat meminta sekutu Eropa dan pemerintah lainnya untuk menyampaikan pesan kepada Iran yang mendesaknya untuk menghindari eskalasi, dengan peringatan bahwa serangan besar apa pun dapat memicu respons.

Baca juga: Netanyahu Bersiap Masuk Bunker Bawah Tanah Jelang Iran Lancarkan Serangan, Seperti Apa Bunkernya?

Washington juga mengisyaratkan bahwa upaya Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian untuk meningkatkan keterlibatan dengan Barat akan memiliki peluang lebih baik jika Teheran menunjukkan pengekangan.

Sebagai bagian dari pesannya kepada Iran, AS juga mengklaim bahwa mereka mendesak Israel untuk melakukan de-eskalasi juga.

The Wall Street Journal menunjukkan bahwa "Iran telah menolak memberikan peringatan terperinci yang akan membantu mengurangi dampak serangan apa pun."

Sebelumnya, koresponden Al Mayadeen di Teheran mengutip sumber informasi Iran yang mengatakan bahwa Iran menganggap pembunuhan Haniyeh sebagai salah satu garis merah yang dilanggar, "tanpa mempedulikan rincian operasinya," yang mengindikasikan bahwa Iran akan menangani responsnya sebagaimana mestinya.

Baca juga: Takut Pembalasan Iran dan Hizbullah, AS Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang untuk Lindungi Israel

Itulah alasannya "Iran akan mempertimbangkan cara yang melampaui batas merah yang ditetapkan oleh pendudukan Israel," sumber informasi tersebut menegaskan.

Mereka juga menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah pada tekanan dan pesan de-eskalasi karena tindakan pengabaian pencapaian akan membuka pintu bagi agresi Israel lebih lanjut.

Iran menjanjikan respons yang lebih kuat daripada 'Operasi True Promise': Eksklusif

Kazem Gharibabadi, Wakil Kepala Urusan Internasional Peradilan Iran, memperingatkan dalam sebuah wawancara untuk Al Mayadeen bahwa penduduk Israel akan menghadapi akibat yang berat atas tindakannya, sehingga mereka tidak akan berani melakukan tindakan terorisme lebih lanjut atau melanggar perlindungan Iran.

Ia menekankan bahwa tanggapan terhadap pembunuhan Haniyeh akan lebih tegas daripada Operasi True Promise mengacu pada tindakan balasan Iran pada tanggal 13 April terhadap agresi Israel yang menargetkan konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada tanggal 1 April.

Gharibabadi menggambarkan tindakan Israel sebagai tindakan terorisme yang menentang resolusi internasional, dan berpendapat bahwa hal itu yang ditampilkan bukanlah kekuatan, melainkan ketidakberdayaan entitas Israel.

Ia menegaskan bahwa pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah, termasuk wanita dan anak-anak di Gaza, menunjukkan kehancuran entitas Israel.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved