Perang Gaza
Pakar: Jika Warga Israel Terbunuh Dianggap Kejahatan Perang, Palestina Disebut Korban tak Sengaja
Ketika warga sipil Israel terbunuh, serangan tersebut secara alami dianggap sebagai kejahatan perang, kata Eldar kepada Al Jazeera.
SERAMBINEWS.COM - Serangan di sebuah sekolah di Gaza Sabtu dini hari tadi menunjukkan standar ganda Israel dalam menentukan status korban.
Akiva Eldar, seorang penulis Israel yang berkontribusi pada media berita lokal Haaretz, telah menyoroti apa yang dia katakan sebagai standar ganda dalam cara Israel memandang korban sipilnya sendiri dibandingkan dengan korban sipil Palestina.
Ketika warga sipil Israel terbunuh, serangan tersebut secara alami dianggap sebagai kejahatan perang, kata Eldar kepada Al Jazeera.
Namun ketika sejumlah besar warga sipil Palestina terbunuh, seperti dalam pengeboman sekolah al-Tabin di Gaza hari ini, mereka sering dianggap sebagai "kerusakan tambahan" atau korban "tidak disengaja".
Perspektif publik Israel sebagian dibentuk oleh media arus utama negara itu, yang sering kali merendahkan martabat korban Palestina, kata Eldar.
Baca juga: Mesir: Pembantaian Massal di Gaza Bukti Israel tak Ingin Akhiri Perang
“Sayangnya, mereka tidak akan melihat gambar-gambar itu di Al Jazeera,” tambahnya.
Israel telah menutup Al Jazeera di negara itu, melarang siarannya dan menutup
Ayah tawanan Israel ditahan di Gaza: Serangan Netanyahu menggagalkan harapan gencatan senjata
Hagai Angrest, ayah seorang warga Israel yang ditawan oleh Hamas, mengatakan bahwa meskipun ia yakin Netanyahu menginginkan pengembalian para tawanan yang ditawan di Gaza, ia mengambil tindakan yang menenangkan anggota sayap kanan pemerintah Israel dan menggagalkan harapan tercapainya kesepakatan.
“Setiap kali kesepakatan ditawarkan dan saatnya tiba, dia (Netanyahu) melakukan operasi yang langsung menggagalkan kesepakatan tersebut,” kata Angrest dalam komentar yang disiarkan oleh televisi Israel.
Angrest merujuk pada serangan Israel terhadap sekolah yang menampung warga Palestina terlantar di Kota Gaza yang menewaskan lebih dari 100 orang sebelum perundingan gencatan senjata dijadwalkan dilanjutkan minggu depan.
"Kita tahu ada dua menteri di pemerintahan yang menekan perdana menteri untuk merusak kesepakatan. Ada menteri yang haus darah, dan mereka tidak peduli dengan anak saya dan tahanan lainnya, dan mereka tidak keberatan jika mereka kembali dalam peti mati," lanjutnya.
Ia merujuk pada Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, dua anggota sayap kanan pemerintahan Netanyahu yang tidak merahasiakan penentangan mereka terhadap segala jenis kesepakatan pembebasan tawanan dan keinginan mereka untuk melanjutkan serangan terhadap Gaza.
Korban Serangan Bom Israel di Sekolah Gaza Hancur Berkeping-keping, 15 Mayat Rusak Parah tak Dapat Dikenali
Warga Gaza masih mengevakuasi korban serangan bom Israel terhadap sebuah sekolah yang menewaskan 100 orang lebih dan melukai parah dan kritis puluhan lainnya.
| Armada Sumud Dekati Gaza, Angkatan Laut hingga Drone 3 Negara Kawal Kapal Bantuan |
|
|---|
| 20 Poin Kesepatakan Trump & Netanyahu, TNI Siap Dikerahkan ke Gaza? |
|
|---|
| Tuai Pro Kontra Internasional, Siapa Tony Blair yang Disebut Bakal Pimpin Transisi Gaza? |
|
|---|
| IDF Semakin Bar-bar, 48 Ribu Warga Gaza Terpaksa Mengungsi, Israel Buka Rute Baru Selama 48 Jam |
|
|---|
| Ungkap 9 Langkah Hentikan Genosida di Gaza, Spanyol Embargo Senjata dan Minyak Israel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Gaza-98uj.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.