Kupi Beungoh
Fenomena Kehidupan Milenial akan Menjadi Tanggung Jawab Kita Bersama
Begitu juga masyarakat dan Pemerintah bersama-bersama menjaga dan merawat mereka untuk menjadi generasi penerus kedepannya.
Filosof Islam Ibnu Al-Jauzi dalam bukunya “ Aththib Arruhani” menulis perhatiannya terhadap pembentuakn jiwa anak, serta pendidikan budi pekerti yang tinggi wajib dimulai dalam keluarga.
Kalau anak-anak dibiarkan secara bebas akan membawa kehidupan yang kurang baik, sehingga sukar untuk mengembalikan kepada kebiasaan yang bermoral dan bertanam keagamaan.
Imam Besar Al-Ghazali memberikan komentarnya dalam Kitab :Ihya Ulumuddin “bahwa anak itu adalah amanah Allah kepada orang tua, mereka bagaikan permata yang mahal harganya.
Kehadirannya sebagai dambaan hati, tangisan pertama telah di sambut dengan gembira dan penuh harapan karena mereka adalah sebagai penerus keturunan.
Dalam Alquran digambarkan: sebagai cobaan(Fitnah) bagi orang tuanya (QS. 64 : 15).
Tanggung jawab untuk melaksanakan bimbingan dan didikan yang baik, merupakan amanah dari Allah Swt yang perlu dipertanggungjawabkan dikemudian hari
sebagaimana sabda Rasulullah Shalallah alaiwi wasallam: “Orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya dan diminta pertanggung jawabannya.( HR. Bukhari ).
Orang tua dan pendidik menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak itu diperlukan pembiasan (Habitual) dan latihan (Drill) yang sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Karena kebiasaan itu akan mebentuk sikap tertentu bagi anak, akhirnya mereka akan menjadi mantap dalam segala hal yang menyangkut dengan pribadinya, komunikasi, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak akan membawa dampak yang positif pada kehidupannya masa kini maupun masa akan datang.
Karena itu orang tua perlu menyadari faktor terpenting adalah terbinanya hubungan orang tua dengan anak secara baik ,harmonis dan serasi.
Kemudian orang tua perlu juga membaca kejiwaan serta karakter anak yang perlu dikembangakan kepada anak sehingga mereka mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai tuntunan masa kini dan mendatang.
Tanamkan komunikasi antara orang tua dengan anak secara baik dan hormanis, penuh rasa tanggung jawab sehingga akan membawa dampak pada kepribadian dan pengembangan potensinya.
Bila anak telah mnemukan suasana yang baik dalam keluarga, hidup dalam kasih sayang orang tua dan sopan santun, maka tindakanya itu akan membawa kepada pengalaman yang mereka lihat dari kehidupan keluarga, karena mereka dalam masa sosialisasi yaitu masa proses imitasi dan tahap belajaR.
Keluarga sebagaimana dituliskan oleh: Elizabet B. Hurluch dalam bukunya ”Child Development “ keluarga adalah faktor terpenting dalam membentuk kepribadian seorang anak, mereka betahun - tahun hidup dalam lingkunngan keluarga dibandingkan hidup di lingkungan masyarakat, sekalipun di lingkungan sekolah.
Hakikat rumah tangga adalah tempat utama dan pertama bagi si anak dalam membentuk kepribadian, otoritas orang tua mutlak perlu untuk mendidik bagi anak dari hal-hal yang merusak jiwanya sekalipun jasmaninya.
Memahami Peran Guru dalam Internalisasi Nilai-Nilai Maulid |
![]() |
---|
Baju Syariah, Ruh Konvensional: Koperasi Syariah ke Mana? |
![]() |
---|
Cinta Iskandar Muda: Antara Ketulusan, Politisasi & Fenomena Terlantarnya Makam Permaisuri di Pidie |
![]() |
---|
Revisi Qanun Olahraga Aceh: Meneguhkan Jati Diri, Menjawab Tantangan dan Harapan |
![]() |
---|
BSS I Ob-Gin: Mengasah Keterampilan, Menyelamatkan Kehidupan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.