Kupi Beungoh
Fenomena Kehidupan Milenial akan Menjadi Tanggung Jawab Kita Bersama
Begitu juga masyarakat dan Pemerintah bersama-bersama menjaga dan merawat mereka untuk menjadi generasi penerus kedepannya.
Seorang Dosen Pasca Sarjana IKIP Dr. Hattari menjelaskan: Seorang anak itu bisa terjerumus ke dalam pengrusakan jiwanya dan penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya disebakan oleh kelemahan orang tua dalam mendidik dan membimbingnya, kecenderungan itu datang dari interen keluarga yang terlalu memanjakan dan melindungi anak sehingga terpengaruh dari faktor eksteren yaitu lingkungan kehidupannya.
Psicososial yang ada pada anak sebagai akibat pengaruh lingkungan , dari itu perlu tanggung jawab orang tua yang lebih bijak dan efektif dalam mencegah anak dari kerusakan nilai-nilai moral dalam jiwanya dan nilai-nilai kemasyarakatan.
Kenakalan remaja milinial yang kita lihat sekarang ini disebakan dari “ Broken Home” dalam keluarganya, orang tua tidak mampu membentuk dan membangun sebuah keluarga yang baik,
Dr. Abdul Mu’in menjelaskan dalam tulisannya “ Kehancuran remaja dan anak didik akan kita jumpai pada keluarga – keluarga yang orang tuanya pemabuk dan bermasalah: (Majalah D&R).
Menurut Dr Hattari lebih menekankan kepada orang tua dalam keluarga itu dibentuk sikap disiplin, persatuan dan kebaktian, kalau orang tua aktif dalam melaksanakan sosialisasi padanya sejak kecil , anak itu akan mengaggap keluarga sebagai sumber kekuatan dimana merasa mereka dapat diterima, dihargai dan disayangi.
Walaupun nanti mereka menemukan lingkungan yang lebih luas lagi , mereka tetap dalam sosialnya terbatas pada keluarga dan orang tuanya.
Inilah sebuah fenomena dan klimak yang menghantui generasi kita akan datang, dari itu otoritas orang tua dalam keluarga merupakan mutlak dan komplek untuk mencegah dan menfilter kecenderungan anak dalam melakuakn hal-hal yang negatif dan kerusakan moral, baik pengaruh budaya,
pengaruh tehnologi dan yang lebih fatal lagi adalah pengaruh pemakain narkoba dan judi yang lagi marak di setial sudut kehidupan.
Ada sementara orang beranggapan bahwa pembinaan anak hanya pada berkisar masalah kesehatan jasmaniah saja, sedangkan masalah mentalitas dan ruhaniah tidah begitu dipentingkan.
Sangat disayangkan bila dalam pembinaan anak terutama dalam keluarga, orang tua hanya mementingkan kesehatan jasmaniah saja, sementara ruhaniahnya dibiarkan begitu saja, kita lupa bahwa pembinan ruhaniah anak itu merupakan titik awal menentukan kepribadian anak dikemudian hari.
Menanamkan nilai-nilai Agama
Nilai-nilai Agama yang ditanamkan dalam keluarganya merupakan pembinaan dan bimbingan anak itu tunduk dan patuh pada ajaran agama, pengahayatan atas nilai tersebut akan membentuk sikap dan pribadi yang baik, perkembangan ruhaniahnya pun terarah kepada norma-norma agama.
Kalau pendidikan agama dalam suatu keluarga kurang mendapat perhatian yang serius dan penuh tanggung jawab anak hanya berkembang secara alamiah, sungguh akan mengakibatkan keluarga yang demikian itu hancur dan tidak harmonis.
Banyak orang tua mengeluh dan merasa sulit dalam mendidik anaknya dikarenakan nilai-nilai agama dalam keluarganya tak mampu dibina dengan baik dan tidak dapat melahirkan sikap-sikap yang bernorma agama.
Orang tua tidak dapat menafikan bahwa nilai religius dan spriritual-lah yang sangat penting dalam kehidupan anak era saat sekarang ini.
Memahami Peran Guru dalam Internalisasi Nilai-Nilai Maulid |
![]() |
---|
Baju Syariah, Ruh Konvensional: Koperasi Syariah ke Mana? |
![]() |
---|
Cinta Iskandar Muda: Antara Ketulusan, Politisasi & Fenomena Terlantarnya Makam Permaisuri di Pidie |
![]() |
---|
Revisi Qanun Olahraga Aceh: Meneguhkan Jati Diri, Menjawab Tantangan dan Harapan |
![]() |
---|
BSS I Ob-Gin: Mengasah Keterampilan, Menyelamatkan Kehidupan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.