Breaking News

Salam

Merawat Damai di Tahun Konflik

Operasi Militer Daerah (DOM) diterapkan untuk menindak pemberontakan, menyebabkan banyak kekerasan dan bentrokan senjata. 

Editor: mufti
Disbudpar Aceh
Masjid Raya Baiturrahman 

Hari ini, Kamis 15 Agustus 2024, masyarakat Aceh menyambut hari Perjanjian Damai atau dikenal dengan istilah MoU Helsinki yang ke-19. Mengutip buku “Perjanjian Helsinki 2005 di Aceh Model Penyelesaian Konflik”, terdapat dua peristiwa penting yang terjadi di Aceh pada awal abad 21, pertama Tsunami 26 Desember 2004 dan Perjanjian Helsinki 15 Agustus 2005.

Sejarah Hari Perdamaian Aceh sendiri berawal dari pendirian Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Perjuangan GAM terbentuk pada tahun 1976 di bawah kepemimpinan Muhammad di Tiro. GAM bertujuan untuk mencapai kemerdekaan bagi Aceh dan mengajukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia. 

Konflik bersenjata antara GAM dan pemerintah Indonesia berlangsung selama puluhan tahun. Operasi Militer Daerah (DOM) diterapkan untuk menindak pemberontakan, menyebabkan banyak kekerasan dan bentrokan senjata. 

Namun, setelah pengakhiran DOM pada tahun 1999, semua personel TNI dan Polri yang sebelumnya ditempatkan di Aceh dipulangkan. Tensi konflik kembali meningkat setelah Presiden Megawati Soekarnoputri mengumumkan status darurat militer di Aceh pada bulan Mei 2003. 

Peristiwa gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004 yang menghancurkan Aceh memaksa kedua belah pihak untuk menunda konflik bersenjata. Bencana ini membuka pintu dialog antara GAM dan pemerintah Indonesia untuk mencari solusi damai.

Setelah terjadi negosiasi yang intens, akhirnya Perjanjian Damai Helsinki resmi ditandatangani oleh pihak GAM dan pemerintah Indonesia pada 15 Agustus 2005.

Tim delegasi Indonesia yang terlibat dalam perundingan ini terdiri dari Hamid Awaluddin, Sofyan A. Djalil, Farid Husain, Usman Basyah, dan I Gusti Wesaka Pudja. Sedangkan dari pihak GAM terdiri dari Malik Mahmud, Zaini Abdullah, M Nur Djuli, Nurdin Abdul Rahman, dan Bachtiar Abdullah.

Penandatanganan Perjanjian Helsinki tersebut kemudian membuat 15 Agustus diperingati sebagai Hari Perdamaian Aceh. Dan, hari ini menjadi simbol harapan dan rekonsiliasi bagi masyarakat Aceh, mengingat bahwa mereka telah berhasil mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Sebelumnya diberitakan, peringatan hari damai Aceh ke-19 pada 15 Agustus 2024 dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin (Taman PKA), Banda Aceh, Kamis (15/8/2024). Sejumlah tamu internasional sudah diundang hadir dalam kegiatan itu. Namun Badan Reintegrasi Aceh (BRA) masih menunggu konfirmasi kedatangan.

Ketua BRA, Suhendri kemarin malam menyampaikan, peringatan 19 tahun perdamaian Aceh ini akan mengangkat tema “Menjadi Bingkai Kedamaian Dunia”.  Menurut dia, tema itu diangkat karena selama 19 tahun ini proses reintegrasi di Aceh dinilai cukup berhasil.

Dia menyontohkan hadirnya sejumlah pihak dari Mindanau, Filipina, Pattani, Thailand ke BRA untuk belajar proses reintegrasi dan perdamaian di Aceh. Mereka ingin menjadikan Aceh sebagai contoh. Oleh karena itu, di 19 tahun usia perdamaian, BRA ingin Aceh menjadi model perdamaian di dunia.

Dalam peringatan ini, sejumlah tamu internasional dan sejumlah pihak dari Jakarta diundang. Mulai pihak duta besar, kementerian, tokoh-tokoh perdamaian di Jakarta hingga forbes DPR RI. “Tapi yang sudah konfirmasi hadir dari Filipina,” ujarnya.

Untuk itu, sekali lagi, kita mari kita merapat perdamaian ini secara bersama-sama, apalagi mengingat tahun ini adalah tahun politik yang ditandai pelaksanaan Pilkada pada 27 November 2024. Caranya adalah harus ikhlas meninggalkan kepentingan pribadi atau kelompok, sebab kedua kepentingan tersebut selalu menjadi sumber konflik yang sulit dihindarkan. Nah? 

POJOK

Jokowi rasakan bau kolonial saat tinggal di istana Jakarta dan Bogor

Setelah 10 tahun di istana baru sekarang ‘baunya’ tercium, kan?

Jokowi minta kepala daerah tiru konsep pembangunan IKN

Artinya harus dipaksakan meskipun anggaran minus…

PTUN batalkan pengangkatan Suhartoyo jadi Ketua MK

Kok sesama hakim saling “mengerjain” ya?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved