Jurnalisme Warga
Pak Kadis, Sering-seringlah Lihat Kami di Sini
Lelaki itu adalah Marthunis ST DEA, kepala Dinas Pendidikan Aceh yang baru, tempat ribuan guru dan anak-anak Aceh menggantungkan harapan untuk sebuah
“Kami di sini terkendala jaringan internet pak, listrik juga sering padam. Meskipun sekolah ini merupakan sekolah pedalaman, namun kami belajar menggunakan internet, sama seperti sekolah lain di perkotaan. Guru-guru di sini menggunakan infocus, laptop atau android dalam pembelajaran. Jika listrik mati, jaringan pun ikut padam maka proses belajar mengalami kendala. Tolong diperhatikan pak, mungkin ada solusi dari dinas yang bisa diupayakan untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Istilahnya walaupun kami sudah jauh, janganlah jauh dari segala hal,” ungkap Yeti yang disambut tawa peserta yang hadir.
“Siswa yang bersekolah di sini rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Sebagian dari mereka juga berdomisili di daerah yang jaraknya jauh. Anak-anak ini terkendala transportasi. Ingin numpang sama teman malu karena keseringan, mau bayar bensin tidak ada dana. Terkadang guru harus menjemput ke rumah. Sayangnya, karena tidak ada transportasi membuat kehadiran sangat minim. Mohon dukungan dari dinas Pak ya, mungkin dengan adanya bantuan bus sekolah bisa mengatasi masalah tersebut,” lanjut Yeti.
Selain itu guru berharap pemerintah daerah memperhatikan pendidik yang mengajar di pedalaman.
Mengingat besarnya perjuangan mereka yang harus menempuh perjalanan jauh dengan risiko yang tidak ringan.
Perhatian itu bisa berupa kesejahteraan atau reward apa pun untuk meningkatkan motivasi agar mereka tetap semangat mendidik anak negeri.
Berbagai unek-unek telah disampikan. Pak Kadis pun telah mencatatnya.
Ia berjanji menindaklanjuti.
Hampir dua jam Pak Kadis dan rombongan berada di sana.
Menurut cerita yang penulis dengar, kunjungan ini adalah yang paling lama.
Biasanya beliau hanya sebentar jika berkunjung ke suatu tempat.
Berharap datang lagi
SMAN 3 Seulimeum adalah sebuah SMA negeri yang beralamat di jalan Krueng Raya-Lampanah, Aceh Besar.
Sekolah ini termasuk sekolah pedalaman dengan jarak sekitar 50 Km dari kota Banda Aceh.
Tidak ada kendaraan umum menuju ke sini. Semua yang bertugas di sini menggunakan kenderaan pribadi dengan waktu tempuh lebih kurang satu jam.
Sekolah ini merupakan satu potret sekolah pedalaman yang belum merasakan kualitas pendidikan yang merata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.