Salam

Orang Aceh tak Percaya Pawang Hujan

Persoalan hujan dan juga kemarau adalah sesutau yang telah diatur dari atas, yakni kehendak Yang Kuasa.

Editor: mufti
IST
Rara Istiani Wilandari alias Mbak Rara 

Kehadiran pawang hujan atas nama Rara Istiani Wilandari alias Mbak Rara ke Aceh cukup menyedot perhatian publik. Pasalnya, selain gagal menjalankan misinya itu, keberadaan pawang hujan adalah sesuatu yang tabu bagi rakyat Aceh, karena dinilai bisa menyimpang dari ajaran agama, yakni Islam.

Sebab, bagi masyarakat persoalan hujan dan juga kemarau adalah sesutau yang telah diatur dari atas, yakni kehendak Yang Kuasa. Dalam Rukun Iman juga diyakini ada malaikat Mikail, dimana salah satu tugasnya adalah mengatur hujan dan juga rezeki bagi manusia.

Berpijak dari sini, ketika ada pawang hujan yang mencoba mengatur hujan, maka masyarakat Aceh menjadi tersentak. Sebab, tidak mungkin si pawang hujan bisa mengambil alih posisi malaikat Mikail, yang telah diberi tugas oleh Allah swt untuk mengatur hujan tersebut.

Ketidakmampuan manusia itu pun langsung terbukti, yakni si pawang hujan hendak menghalau agar hujan tidak turun, malah yang terjadi sebaliknya, hujan semakin deras. Akhirnya si pawang hujan pun gagal menjalankan misinya, dimana ia pun tidak bisa dipercaya.

Sebelumnya diberitakan, Rara Istiani Wilandari alias Mbak Rara yang sempat viral tengah bekerja di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, akhirnya dipulangkan.

Ritual mengusir hujan yang dilakukannya itu, direkam oleh seseorang pada Selasa sore (27/8/2024) saat mendung pekat di langit Banda Aceh.

Usai Rara melakukan ritual, tidak lama kemudian hujan deras mengguyur Banda Aceh, disertai  angin kencang. Pihak kontraktor yang mendatangkan Rara akhirnya memulangkan pawang hujan tersebut melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang,  Rabu siang, 28 Agustus 2024. 

PT. Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT. Nindya Karya (Persero), KSO, yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa, akhirnya memulangkan Rara, setelah videonya yang viral menuai kontroversi. 

Keputusan ini diambil setelah Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., memanggil pihak perusahaan untuk mengklarifikasi praktik tersebut, yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh. Pertemuan antara Pj Gubernur dan perwakilan PT. WIKA-Nindya berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran pawang hujan  adalah inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion. 

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal. Pj Gubernur Safrizal menegaskan agar perusahaan segera mengklarifikasi kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik. 

Safrizal juga menekankan bahwa tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal tidak dapat diterima, terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak.

Untuk itu, sekali lagi, kita mengingatkan kepada semua pihak saat berada di Aceh agar mempelajari dulu adat istiadat setempat, terutama menyangkut soal agama. Sebab, kalau sudah menyangkut akidah, tidak ada tawar menawar bagi orang Aceh, nyawa sekalipun jadi taruhannya. Begitu!

POJOK

Jenderal Israel akui pasukannya tak sanggup lawan Hamas

Hamas berperang dengan iman, Israel berperang dengan nafsu

Mahasiswa ilmu politik diminta jaga persatuan Indonesia

Kalau tak ada mahasiswa, Indonesia bisa pecah, tahu?

Surya Paloh kembali jabat sebagai Ketua Umum NasDem

Hehehe, kan partai itu punya dia…

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved