Kajian Islam

Ini Waktu Paling Afdhal Menunaikan Shalat Dhuha Menurut Buya Yahya, Lengkap Dengan Doa Setelah Duha

Buya Yahya mengatakan, bahwa rentang waktu mengerjakan Shalat Dhuha ialah saat matahari mulai meninggi hingga matahari belum tergelincir di atas

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Buya Yahya - Ini Waktu Paling Afdhal Menunaikan Shalat Dhuha Menurut Buya Yahya, Lengkap Dengan Doa Setelah Duha 

SERAMBINEWS.COM - Shalat dhuha merupakan ibadah shalat sunnah yang sangat dianjurkan.

Shalat sunnah ini dikerjakan dengan jumlah rakaat minimal 2 dan maksimal 12 rakaat yang diakhiri dengan satu salam pada setiap 2 rakaatnya. 

Adapun dinamai dengan shalat dhuha karena shalat ini dikerjakan pada waktu Duha.

Adapun waktu Duha adalah waktu pada saat matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta mulai dari terbitnya matahari (sekitar pukul 07.00 pagi) sampai waktu dhuhur (sekitar pukul 12.00 siang).

Namun dari rentang waktu tersebut, pada pukul berapakah waktu paling afdhal untuk menunaikan Sholat Dhuha?

Mengenai persoalan ini, sebenarnya sudah pernah dibahas oleh pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.

Berikut penjelasan lengkapnya yang telah dirangkum Serambinews.com.

Baca juga: Bagaimana Hukum Masbuk Shalat Berjamaah & Tak Sempat Baca Al Fatihah? Sahkah Shalatnya?

Waktu-waktu menunaikan Sholat Dhuha

Penjelasan Buya Yahya soal waktu-waktu menunaikan shalat dhuha disampaikan dalam sebuah kajiannya yang videonya ditayangkan oleh YouTube Al-Bahjah Tv.

Dalam video penjelasannya itu, Buya Yahya mengatakan, bahwa rentang waktu mengerjakan Shalat Dhuha ialah saat matahari mulai meninggi hingga matahari belum tergelincir di atas kepala.

"Selagi matahari belum di atas kepala, maka itu adalah waktu Dhuha," kata Buya Yahya dikutip dalam video yang diunggah pada 2018 lalu.

Berikut tayangan video penjelasan lengkap Buya Yahya soal waktu-waktu menunaikan shalat dhuha.

Lebih jelasnya lagi, Buya Yahya memberikan rincian kapan Shalat Dhuha boleh mulai dikerjakan.

"Waktu dhuha terbentang dari matahari terbit, kita tunggu sejenak, sampai setinggi qadra ramhin, itu kalimat nabi," jelas Dai yang memiliki nama lengkap Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc, MA, Ph.D tersebut.

Yang dimaksud Qadra Ramhin ialah saat matahari terbit meninggalkan landasannya, ketinggian matahari dengan tanah diperkirakan satu tombak.

"Itu perkiraan saja, mungkin sederhananya ialah di bawahnya (celah matahari dengan permukaan tanah) bisa dikasih matahari lagi," lanjutnya.

Baca juga: Bagaimana Hukum Tertidur Sekejap Saat Shalat, Begini Penjelasan Lengkap UAS

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved