Kupi Beungoh

Keikutsertaan Tu Sop Pada Pilkada Aceh 2024: Bukti Nyata Kepedulian Ulama Terhadap Masa Depan Aceh

Penerapannya tercermin dari salah satu program PB HUDA yaitu Training Kader Dakwah (TKD) yang telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Mahlil Ridwan, SH  

Oleh: Mahlil Ridwan, SH 

TGK Muhammad Yusuf A Wahab atau lebih dikenal dengan panggilan Tu Sop adalah seorang Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kab. Bireuen Provinsi Aceh.

Beliau menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) juga sebagai Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syari’at Islam (KWPSI).

Selain pimpinan Dayah dan organisasi keagamaan, beliau juga dikenal sebagai bapak pengusaha karena sukses menjalankan usaha seperti Radio Yadara dan air minum dalam kemasan bermerek ‘Ie Yadara’. 

Sebagai seorang ulama dan pemikir Islam, Tu Sop sering memberikan tausiah keagamaan tentang pentingnya penerapan nilai-nilai Syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau menekankan bahwa tidak ada pemisahan antara agama dan kehidupan dunia, salah satunya dalam berpolitik dan bernegara.

Penerapannya tercermin dari salah satu program PB HUDA yaitu Training Kader Dakwah (TKD) yang telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten.

Kehadiran TKD menyasar kaum muda, masyarakat yang sudah berkeluarga, dan seluruh elemen masyarakat.  

Bukan hanya perihal keagamaan, Tu Sop juga tercatat sebagai Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) yang bergerak di bidang sosial.

Gebrakan sosial antara lain membangun rumah dhuafa yang saat ini sudah berjumlah seratus lebih unit rumah layak huni bagi kaum dhuafa di seluruh Aceh.

Sebagai tokoh sentral dalam pembangunan sosial, beliau mendorong para relawan untuk terus menerus melakukan gerakan sosial dengan mengumpulkan donasi untuk membangun rumah dhuafa tersebut. 

Gambaran profil singkat tentang Tu Sop tersebut, telah membuktikan kepedulian beliau terhadap permasalahan yang terjadi di Aceh.

Masalah agama, pendidikan, ekonomi, dan sosial menjadi perhatian beliau sejak dulu, sekarang hingga nanti.

Maka tidak heran, ketika mendengar tausiahnya, beliau sering memberi nasehat untuk memperbaiki orang kuat dan menguatkan orang baik dan mengajak bersama-sama memperbaiki pembangunan agama, negara dan bangsa.

Beliau memotivasi untuk menjadi pribadi yang berintegritas sebagai modal dasar untuk menjadi pemimpin kelak.    

Pada tanggal 29 Agustus 2024, Tu Sop mendaftarkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh bersama Bustami Hamzah sebagai Gubernur Aceh periode 2024-2029.

Keikutsertaan Tu Sop sebagai cawagub Aceh menjadi kabar gembira bagi seluruh kalangan masyarakat yang menginginkan lahirnya tokoh agama atau ulama yang menjadi pemimpin Pemerintahan Aceh selanjutnya.

Diharapkan sejalan dengan penguatan penegakan Syari’at Islam di Aceh, mengingat beliau sebagai seorang ulama Aceh lulusan Pesantren MUDI Samalanga dan Makkah al-Mukarramah yang tentunya sangat paham mengenai bagaimana tatacara penguatan penerapan nilai-nilai syari’at Islam di Aceh.     

Mengapa Tu Sop layak mendampingi Bustami Hamzah pada Pilkada Aceh 2024? 

Sebagai seorang pemikir yang memiliki jiwa sosial besar, beliau mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan pemerintahan yang berjalan tidak sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Sehingga dampak permasalahan ini berimbas kepada seluruh elemen masyarakat. Perbuatan seperti ini di pandang dari sisi agama sebagai sebuah bentuk kejahatan yang seharusnya dihilangkan.

Beliau menekankan bahwa tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, jika ada kemauan pasti ada jalan untuk menemukan solusi dengan mengedepankan nilai-nilai agama. 

Kembali ke pertanyaan, tentunya beragam jawaban dapat diberikan tergantung sudut pandang yang digunakan.

Penulis melihat beberapa alasan mengapa Tu Sop layak terpilih sebagai wagub Aceh nantinya yang akan mendampingi Bustami Hamzah sebagai Gubernur Aceh.

Pertama, Tu Sop adalah sosok yang memiliki integritas, jujur dan benar. Seorang tokoh masyarakat yang akan menjadi pemimpin seharusnya memiliki integritas, kejujuran, dan benar.

Ini sudah tercermin pada diri Tu Sop sejak dulu hingga sekarang. Keseharian Tu Sop mulai dari tutur bahasa, perilaku dan tindakan sangat menggambarkan seseorang yang memiliki nilai integritas yang tinggi.

Nilai integritas, jujur dan benar melekat pada diri yang takut kepada Tuhannya dan tentunya berawal dari pribadi yang memiliki ilmu agama.

Kedua, Tu Sop adalah sosok yang pandai dalam urusan komunikasi bagi elemen masyarakat dan pemerintahan.

Beliau selalu respon terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Aceh, mencari tahu, memahami lalu menyelesaikannya dengan cara melakukan komunikasi yang hebat dan tuntas.

Sering menjadi orator di depan umum dengan tausiah dan nasehat keagamaan yang identik dengan dirinya.

Melalui wadah majlis pengajian dan sering menjadi pemateri di acara seminar, beliau menjadi tempat mengadu masyarakat untuk mencari solusi dan jawaban terhadap permasalahan yang terjadi. 

In sha Allah, solusi yang diberikan selalu yang terbaik dan berdasarkan nilai syari’at Islam.

Ketiga, Tu Sop pribadi yang memiliki kecerdasan mumpuni di bidang keilmuan dunia dan agama.

Sejak menjadi pelajar hingga sebagai pengajar, beliau terbukti sebagai sosok yang memiliki kecerdasan intelektual disertai kekuatan mental yang melekat pada dirinya.

Kecerdasan yang dimiliki dapat dilihat dari pemikiran-pemikiran beliau yang menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua kalangan masyarakat.

Antaranya narasi Tu Sop sebagai ulama Aceh tentang Paradigma Islam Wasathiyah Untuk Membawa Ummat Bangkit Dari Ketertinggalan dan Tu Sop sebagai Era Baru Peradaban Politik Aceh.

Kecerdasan selalu menyertai beliau dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, hingga menjadi teladan bagi masyarakat, juga selalu memiliki pandangan visioner, peduli terhadap keadaan dan bijak dalam mengambil keputusan.

Bagian akhir, penulis menyimpulkan beberapa alasan di atas dapat menjadi tolak ukur bagi masyarakat Aceh untuk memilih Tu Sop sebagai bagian dari pemangku Pemerintahan Aceh pada Pilkada 2024 nanti.

Penulis menerima ajakan diskusi atau tukar pendapat dari semua kalangan terkait dengan Pilkada Aceh 2024.

Karena sejatinya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang siapa yang layak menjadi pemimpin masyarakat Aceh kedepannya.

Namun, bagi penulis sendiri melalui tulisan ini telah mencerminkan kepada siapa hati akan berlabuh pada Pemilihan Gubernur Aceh Periode 2024-2029. 

Mengutip nasehat Tu Sop “Memperbaiki yang kuat dan menguatkan yang baik”, in sha Allah mewujudkan Aceh lebih bermartabat, adil dan makmur. (*)

 

*) PENULIS adalah Mahasiswa Magister Ilmu Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved