Curhatan Terakhir Nia Penjual Gorengan yang Dibunuh di Padang Pariaman,Ingin Lunasi Utang dan Kuliah

Namun di tengah kegigihannya mengumpulkan rupiah dengan berjualan gorengan, Nia justru ditemukan tewas terkubur.

Editor: Amirullah
tribun
Sosok NKS, Gadis Penjual Gorengan yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana Terkubur di Padang Pariaman 

SERAMBINEWS.COM  - Ini curhatan terakhir Nia Kurnia Sari sebelum ditemukan tewas terkubur.

 Ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi, inilah curhatan terakhir Nia Kurnia Sari (18) gadis penjual gorengan yang tewas dibunuh dan dikubur di Padang Pariaman.

Nia Kurnia Sari ternyata memiliki niat tulus untuk melunasi hutang terlebih dahulu.

Di balik besarnya mimpi dan cita-cita untuk kuliah, Nia Kurnia Sari rupanya memiliki niatan meluniasi hutang.

Namun di tengah kegigihannya mengumpulkan rupiah dengan berjualan gorengan, ia justru ditemukan tewas terkubur.

Biasanya Nia Kurnia Sari menjual gorengan sepulang sekolah keliling kampung Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Ketika pamit jualan gorengan, Nia Kurnia Sari tak pernah kembali ke rumah sejak Jumat (6/9/2024).

Keluarga dan warga bergotong royong mencari keberadaan Nia.

Sampai kemudian Nia Kurnia Sari ditemukan tewas dalam tanah tanpa busana pada Minggu (8/9/2024).

Sebelum ditemukan tewas, Nia sempat berkirim pesan dengan sahabatnya, Icha.

Dalam chatnya, Nia curhat berniat melunasi hutang.

N: Iyo ca Kini ko den harus bayie utang den ka uncu Lu lah lunas baru nabung ntuak kuliah lai tapi ngaleh payah kini biasnyo sehari den dapek 40 mah kini ntuak dapek 35 payaj

Baa lai nia. Kini urang manggaleh lah banyak. Banyak persaingan. Tapi dari pado dak manggaleh bara dapek nyo se lah lai

N : Iyo Ca den cubo uin mah ca nyo lain narmo jalur kip ca. Doaan ajolah

Icha : Okee semangat!

N : Tulah den pengan bana bisuak ko kuliah bia dapet kwn baru suasana baru

Ayah Nia, Arsil bercerita sang anak memang berkukuh menjadi pedagang gorengan demi membantu perekonomian keluarga.

"Ia bersikukuh untuk tetap berjualan dengan alasan membantu orangtua. Terpaksa saya turuti saja," katanya.

Padahal, di pertemuan terakhirnya dengan NKS, teman korban, Arsy, menuturkan bahwa NKS sangat bersemangat ketika menceritakan keinginannya berkuliah. 

"Ia sudah memiliki tujuan perguruan tinggi sendiri. Tapi sebelum tujuannya tercapai, sudah tiada,” ungkapnya.

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengonfirmasi bahwa Nia Kurnia Sari menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. 

"Korban ditemukan dalam kondisi terkubur, tanpa busana, setelah ditemukan pakaian korban sebelumnya," ujarnya.

Permintaan terakhir Nia

Kepergian Nia Kurnia Sari, seorang gadis penjual gorengan untuk selama-lamanya tak pernah disangka-sangka oleh sahabatnya.

Gadis berusia 18 tahun itu diketahui ditemukan tewas terkubur dalam kondisi tanpa busana berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya yang berlokasi di asal Korong Pasar Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2x11, Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (

Nia sempat dikabarkan hilang saat pamit pergi berjualan gorengan pada Jumat (6/9/2024) sore.

Jasadnya baru ditemukan pada Minggu (8/9/2024) oleh warga dan aparat gabungan yang mencari keberadaan korban.

Nia diduga kuat menjadi korban pembunuhan saat sedang berjualan gorengan.

Tak hanya dibunuh, pelaku juga diduga sempat memperkosa korban.

Sebab, saat ditemukan jasad Nia dalam kondisi terikat tanpa busana.

Sebelum wafat, perempuan yang masih duduk dibangku SMA ini rupanya sempat menyampaikan keinginan terakhirnya kepada sahabanya di sekolah.

Arsy, teman sekolah almarhum Nia mengaku sempat berbicara langsung dengan korban sebelum ditemukan meninggal dunia.

Ia tak menyangka jika itu menjadi hari terakhirnya bisa berbincang panjang dengan sahabatnya tersebut.

Arsy mengaku kagum dengan kegigihan Nia yang tak malu berjualan demi bisa berkuliah.

Menurutnya, Nia memiliki semangat yang kuat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi demi mengapai cita-citanya.

“Terakhir kami sempat bincang-bincang tentang kuliah, dia (Nia) sangat semangat. Ia sudah memiliki tujuan perguruan tinggi sendiri," ujarnya.

Namun, ia tak menyangka mimpi Nia menjadi seorang mahasiwi di perguruan tinggi kini terkubur bersama jasadnya karena ulah pelaku pembunuhan yang sangat biadab.

"Tapi sebelum tujuannya tercapai Nia, sudah tiada,” ujar Arsy.

Saat ini, jasad sahabatnya itu sudah dikuburkan ditempat peristirahatan terakhirnya setelah dilakukan otopsi oleh petugas.

Rupanya, Nia tak hanya dikenal baik oleh teman SMA-nya.

Namun, oleh guru-gurunya semasa SMP pun sosok Nia dikenal cukup familiar.

Bahkan, gurunya saat SMP sempat mengantarkan Nia ke tempat peristrahatan terakhirnya pada Senin (9/9/2024) kemarin.

Menurut gurunya saat SMP, Nia merupakan anak yang hebat dan tak malu meski sekolah sambil berjualan.

Mereka menyebut, saat ini sudah jarang murid yang benar-benar prihatin seperti Nia.

“Setelah Nia tamat (sekolah), sosok sepertinya cukup susah untuk ditemukan pada siswa di sekolah yang sama,” kenang guru-guru tersebut.

Bahkan, Wali Nagari Guguak, Ahmad Yuni Kamil menilai Nia merupakan anak yang sangat baik dan santun.

Gadis pendiam itu tidak pernah beralasan dalam menolong orang tua maupun tetangganya.

 Semua ia lakukan dengan besar hati.

“Nia adalah contoh untuk seluruh anak sebayanya, bahwa untuk mencapai mimpi yang besar harus ada usaha besar pula,” ujarnya.

Arsil, ayah Nia tak menapik jika putrinya tersebut merupakan sosok yang rajin dan memiliki keinginan yang cukup kuat untuk sekolah di perguruan tinggi.

Bahkan, anak kedua dari empat bersaudara ini tak gengsi berjualan gorengan keliling kampung.

“Setiap pulang sekolah, ia mengganti baju, lalu istirahat sebentar. Setelah itu mulai menyiapkan dagangan untuk dijajakan sekeliling rumah,” ujar ayahnya Asril, mengenang anak perempuannya itu.

Bermodal payung dan nampan, Nia mulai menjajakan dagangannya keliling kampung sejak pukul 16.00-18.00 WIB dengan berjalan kaki.

Hasil jualan itu awalnya ia sisihkan untuk menabung agar bisa kuliah, tapi rencananya itu sempat ditentang oleh ayahnya.

 Ayahnya mengaku akan berusaha keras mencari uang untuk menguliahkannya tanpa Nia harus berjual gorengan.

“tapi ia (Nia) bukan anak yang lemah. Ia bersikukuh untuk tetap berjualan dengan alasan membantu orang tua. Terpaksa saya turuti saja,” ujar Arsil.

Sementara itu, kasus tersebut kini tengah ditangani oleh aparat kepolisian.

Polisi pun masih mengumpulkan keterangan saksi untuk mengungkap sosok pelaku pembunuhan gadis penjual gorengan tersebut.

(tribunnewswiki.com/tribun network)


Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com

Baca juga: Info CPNS 2024 Kemenag: Ini Dokumen Wajib yang Harus Disiapkan, Pendaftaran Ditutup 14 September

Baca juga: Pemerintah Berencana Jadikan Susu Ikan Alternatif Pengganti Susu Sapi, Mungkinkah? Ini Kata Pakar

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved