Konflik Palestina vs Israel

Yahya Sinwar Kirim Surat kepada Hassan Nasrallah: Bersumpah Kalahkan Israel

Sinwar bersumpah bahwa konvoi para martir yang diberkati akan semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi pendudukan Nazi Zionis.

Editor: Faisal Zamzami
Samaa/AFP
Kolase foto Hassan Nasrallah dan Yahya Sinwar. 

SERAMBINEWS.COM - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar baru-baru ini mengirim surat kepada kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Dalam surat tersebut, yang diterbitkan oleh media pro-Hizbullah al-Mayadeen, Sinwar berterima kasih kepada Nasrallah atas dukungannya serta belasungkawanya terhadap Ismail Haniyeh, mantan pemimpin Hamas yang tewas di Teheran pada bulan Juli.

Sinwar bersumpah bahwa konvoi para martir yang diberkati akan semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi pendudukan Nazi Zionis.

 Ia bersumpah untuk terus melawan Zionis bersama poros perlawanan yang dipimpin Iran, hingga pendudukan Israel dikalahkan dan diusir dari tanah Palestina, dan negara Palestina menjadi negara yang merdeka serta berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Sinwar juga mengirim pesan ke pemerintah Aljazair, lapor Ynet.

Ia menegaskan kembali apresiasinya atas dukungan Aljazair terhadap rakyat Palestina dan pembelaannya terhadap hak-hak Palestina di forum internasional.

Baca juga: VIDEO Israel Beri Iming-iming Yahya Sinwar Aman Keluar Gaza dengan Imbalan Sandera Bebas

Israel Tawari Yahya Sinwar Jalan Keluar dari Jalur Gaza, Hamas: Tidak Masuk Akal

Sumber gerakan Hamas mengatakan tawaran Israel kepada Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, untuk menyediakan jalan keluar yang aman dari Jalur Gaza adalah hal yang tidak masuk akal.

Sumber itu mengatakan usulan Israel tersebut tidak pernah disampaikan kepada Hamas dan hanya sebatas propaganda.

Menurutnya, perkataan pejabat Israel tentang usulan tersebut tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.

 
Selain itu, ia menegaskan usulan tersebut merupakan indikasi kebangkrutan politik pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Ia juga mengatakan Hamas tidak mengajukan proposal baru mengenai perundingan gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS).

"Israel menolak memberikan persetujuan tertulis selama negosiasi, sehingga menunda kesepakatan," kata sumber itu, Jumat (13/9/2024), dikutip dari Al Arabiya.

Dia membenarkan Israel menolak untuk membebaskan 65 warga Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di penjara Israel.

Menurutnya, Israel juga menggunakan masalah koridor Philadelphi untuk memperpanjang negosiasi dan juga mengeksploitasinya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved