Jurnalisme Warga
Atlet Muslim Barongsai, Cheizzhiya Azilla Camilin: Bukti Toleransi & Keharmonisan Antaragama di Aceh
Di Aceh, Barongsai mendapatkan tempat, dibuktikan dengan adanya Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Aceh.
Laporan: Agamna Azka (Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh)
SERAMBINEWS.COM, Banda Aceh –Aceh merupakan provinsi yang dikenal dengan penerapan syariat Islam. Sayangnya, penerapan syariat Islam sering kali menimbulkan persepsi negatif di luar Aceh, yang menganggap bahwa umat agama minoritas hidup dalam keadaan terbatas dan tertekan.
Persepsi ini semakin menguat setelah publikasi laporan Indeks Kota Toleransi dari Setara Institute for Democracy and Peace pada tahun 2023, yang menempatkan beberapa kota di Aceh, salah satunya Banda Aceh, sebagai salah satu kota dengan indeks kerukunan beragama terendah di Indonesia, yaitu peringkat 92 dari 98 kota.
Peringkat ini mengartikan Banda Aceh juara harapan 3 kota intoleran di Indonesia
Namun, pandangan ini terbantahkan oleh berbagai kegiatan yang menunjukkan harmonisasi antarumat beragama di Aceh. Salah satu contohnya adalah pertunjukan Barongsai di Banda Aceh.
Baca juga: Dalang di Balik Ledakan Pager Hizbullah, Apakah Israel Memodifikasi Perangkat Komunikasi?
Barongsai, menurut Ana Ul Islam dan Arif Hidayat dalam tulisannya "Makna Filosofis Barongsai dalam Agama Konghucu," merupakan produk budaya Tionghoa yang sudah ada sejak lama. Pertunjukan ini, yang erat kaitannya dengan ritual Konghucu dan sering muncul saat Imlek, menggabungkan gerakan kungfu seperti kuda-kuda thai ma, nao ma, dan yo ma dengan akrobat yang memukau.
Di Indonesia, istilah "Barongsai" merupakan hasil akulturasi antara budaya Indonesia dan Tionghoa, di mana "barong" merujuk pada boneka tradisional Bali, dan "sai" berasal dari bahasa Tionghoa yang berarti singa.
Di Aceh, Barongsai mendapatkan tempat, dibuktikan dengan adanya Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Aceh.
Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut XXI 2024, Barongsai menjadi salah satu cabang olahraga yang diikutsertakan oleh Aceh.
Tim Barongsai Aceh berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu, serta menempati peringkat kedua sebagai juara umum cabang olahraga Barongsai di PON Aceh-Sumut XXI 2024
Sekretaris dan Pelatih Kepala FOBI Aceh, Harianto, mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi tim Barongsai Aceh yang berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu pada ajang PON Aceh-Sumut XXI 2024.
Kemudian Harianto menuturkan bahwa tim Barongsai Aceh terdiri dari 26 atlet, dengan mayoritas atlet berasal beragama Islam dan keturunan Aceh
“Aceh berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu. Dua medali emas berasal dari nomor ketangkasan Barongsai dan Pekingsai kecepatan.
Aceh juga menempati peringkat kedua juara umum cabang olahraga Barongsai di PON XXI,” ujar Harianto dalam konferensi pers di media center PON Aceh-Sumut XXI wilayah Aceh
Baca juga: Sejak Februari, Hizbullah Berhenti Gunakan Ponsel karena Dilacak Intelijen Israel, Beralih ke Pager
Dalam konferensi pers tim Barongsai Aceh di media center PON Aceh-Sumut XXI wilayah Aceh, terdapat Cheizzhiya Azilla Camilin, seorang atlet Barongsai putri beragama Islam yang berhasil meraih medali perunggu. Cheizzhiya merupakan siswi kelas VII di SMP 17 Banda Aceh dan tinggal di Lampoh Daya, Banda Aceh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.