Konflik Rusia vs Ukraina
3000 Pasukan Korea Utara Diterjunkan ke Rusia Lawan Ukraina, Vladimir Putin Bentuk Batalion Khusus
Batalyon tersebut diperkirakan mencakup hingga 3.000 tentara Korea Utara dan saat ini sedang dipasok dengan senjata ringan dan amunisi.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
"Kami prihatin dengan laporan tentara Korea Utara yang bertempur atas nama Rusia," kata Miller pada hari Selasa.
"Jika itu benar, maka ini akan menandai peningkatan signifikan dalam hubungan antara kedua negara, hubungan yang telah Anda lihat berkembang selama beberapa bulan terakhir," katanya.
“Hal ini juga menunjukkan tingkat keputusasaan baru Rusia karena terus menderita banyak korban di medan perang.”

Korea Utara dan Rusia telah bergerak lebih dekat selama setahun terakhir atau lebih di tengah kecurigaan luas bahwa Korea Utara telah memasok senjata konvensional ke Rusia untuk perangnya di Ukraina dengan imbalan bantuan militer dan ekonomi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin bahwa Rusia berencana untuk melibatkan Korea Utara secara langsung dalam perang skala penuh melawan Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.
Pernyataan Zelensky muncul setelah laporan media bahwa beberapa perwira Korea Utara tewas dalam serangan rudal Ukraina di wilayah yang diduduki Rusia dekat kota Donetsk pada 3 Oktober.
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-Hyun mengatakan kepada anggota parlemen pada awal Oktober bahwa Korea Utara kemungkinan berencana mengirim pasukan ke Ukraina untuk berperang bersama Rusia.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada 10 Oktober membantah klaim tersebut sebagai berita palsu.
Sementara itu, sebanyak 18 tentara Korea Utara dilaporkan melarikan diri dari posisi mereka di wilayah perbatasan antara Bryansk dan Kursk di Rusia, 7 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Menurut sumber intelijen Ukraina yang dikutip oleh situs berita Ukraina Suspiline, alasan para prajurit tersebut meninggalkan posisinya tidak diketahui.
Namun, dilaporkan bahwa pasukan Rusia saat ini sedang memburu mereka.
Sementara itu, para komandan di daerah tersebut berusaha menutupi insiden ini dan menyembunyikannya dari komando yang lebih tinggi.
Mengutip Kyiv Post, insiden tersebut terjadi hanya sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan permintaan untuk meratifikasi perjanjian antara Rusia dan Korea Utara, yang telah ditandatangani pada 19 Juni lalu.
Andrei Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, berkomentar bahwa mengintegrasikan personel militer Korea Utara ke dalam pasukan Rusia kemungkinan akan rumit karena kendala bahasa.
“Kurang dari 1 persen perwira kader di tentara Korea Utara fasih berbahasa Rusia," katanya.
Serangan Rudal dan Drone Rusia Hancurkan Kiev, 14 Orang Tewas, Kantor Uni Eropa Rusak |
![]() |
---|
Serangan Udara Besar-besaran Rusia ke Ukraina, Kerahkan Hampir 600 Drone dan Hantam Pabrik AS |
![]() |
---|
Zelensky Melunak di Depan Donald Trump: Bukan Gencatan Sementara, Tapi Perdamaian Abadi |
![]() |
---|
Zelensky Melunak, Lima Poin Penting Pertemuan Presiden Ukraina, AS dan Pemimpin Eropa |
![]() |
---|
Donald Trump Terbang ke Alaska Bertemu Putin, Rusia dan Ukraina Siap Gencatan Senjata? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.