Breaking News

Perang Gaza

Hingga Napas Terakhir, Yahya Sinwar Masih Berperang di Garis Depan untuk Palestina yang Merdeka

Bagi rakyat Palestina, Yahya Sinwar digambarkan sebagai seorang pahlawan, dan mujahid yang mengorbankan nyawanya dan seluruh jiwanya untuk mempertahan

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/MEDSOS x
Jasa Yahya Sinwar yang mati syahid usai dibombardir tank Markava zionis Israil. Pada detik-detik akhir dari hidupanya, Yahya Sinwar masih terus berjuang di garis depan bersama pejuang Palestina melawan tentara pendudukan zionis Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Israel mengklaim telah membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam satu bentrokan bersenjata di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (17/10/2024). 

Peristiwa syahidnya Yahya Sinwar dalam pertempuran itu semakin menegaskan bahwa pimpinan Hamas yang menggantikan Ismail Haniyeh setelah dibunuh oleh Israel di Iran pada bulan Juli itu terlibat langsung dalam pertempuran garis depan bersama pejuang Hamas lainnya. 

Bagi rakyat Palestina, Yahya Sinwar digambarkan sebagai seorang pahlawan, dan mujahid yang mengorbankan nyawanya dan seluruh jiwanya untuk mempertahankan tanah air dan berjuang untuk rakyat Palestina yang merdeka dari penindasan penjajah Israel. 

Yahya Sinwar saat memimpin Jalur Gaza sebelum perang dan saat detik-detik terakhir dari hidupnya.
Yahya Sinwar saat memimpin Jalur Gaza sebelum perang dan saat detik-detik terakhir dari hidupnya. (SERAMBINEWS.COM/MEDSOS)

Bahkan hingga detik nafas terakhir kesyahidannya, Yahya Sinwar masih memanggul senjata dan memakai rompi militer pertanda ia aktif terlibat di medan tempur memerangi pasukan penjajah Israel di Gaza. 

Baca juga: Ketika Sang Mujahid Yahya Sinwar Melempar Tongkat ke Drone Israel di Saat-saat Terakhir Perlawanan

Koresponden urusan Palestina dan analis untuk Kan 11 Israel, Elior Levy, mengomentari rekaman drone yang menunjukkan saat-saat terakhir pemimpin Hamas Yahya Sinwar sebelum dia terbunuh. 

Dia mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa Sinwar akan dianggap sebagai seorang pria yang berjuang sampai saat-saat terakhir.

 

Dia juga menambahkan bahwa, "Kita - sebagai orang Israel - mengalami kesulitan memahami Hamas." 

Masjid-masjid Kota Jenin di Tepi Barat berkabung atas kemartiran Yahya Sinwar yang oleh Israel dianggap sebagai dalang pada peristiwa 7 Oktober yang dikenal dengan Operasi Banjir Al-Aqsa yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. 

Sejak saat itu Jalur Gaza telah mejadi target kehancuran yang parah karena invasi darat, udara dan laut pasukan Israel. 

Kronologi

Pasukan Israel bertemu seorang pria yang diyakini Yahya Sinwar selama operasi militer rutin di Jalur Gaza.

Jenazah Yahya Sinwar dikenali terbunuh setelah pasukan infantry Israel bertemu dengan tiga militan di dekat sebuah gedung di Gaza dan mereka terlibat bentrok senjata, kata sebuah sumber itu. 

Sebuah gambar yang diterbitkan oleh tentara Israel pejuang Hamas mirip Yahya Sinwar, setelah syahidnya dalam bentrokan bersenjata, mengenakan seragam militer dan tabung anak panah. Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Hamas.
Sebuah gambar yang diterbitkan oleh tentara Israel pejuang Hamas mirip Yahya Sinwar, setelah syahidnya dalam bentrokan bersenjata, mengenakan seragam militer dan tabung anak panah. Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Hamas. (SERAMBINEWS.COM/MEDSOS)

Setelah pertempuran berakhir, pasukan menemukan tubuh yang menyerupai Sinwar dan memperingatkan para komandan senior. 

Militer dan dinas intelijen Israel sejak itu telah bekerja untuk mengidentifikasi apakah tubuh itu memang milik Sinwar melalui analisis DNA, kata sumber tersebut. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved