Menuju Pilkada Aceh 2024

Saksi Bustami-Fadhil di Pidie dan Pidie Jaya Siap Pasang Badan untuk Kawal Suara

Para saksi paslon Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi menegaskan kesiapannya mengawal tahapan pemungutan dan penghitungan suara di Pidie dan Pidie Jaya.

Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Calon gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah, menghadiri pembekalan saksi di Hotel Safira, Sigli, Kabupaten Pidie, Senin (21/10/2024). 

Bustami mengingatkan kepada para saksi bahwa dirinya tidak ingin mengalahkan pihak lain, melainkan mencari cara untuk menang dengan tidak mencaci-maki pihak lain. 

Baca juga: Abiya Anwar Ungkap, Dukungan Alumni Dayah Darul Munawarah ke Bustami atas Restu Abu Kuta Kreung

Baca juga: Polisi Sebut Etnis Rohingya di Perairan Aceh Selatan Murni Tindak Pidana Perdagangan Manusia

"Menyoe na niet caci maki, goet bek (Kalau ada niat mencaci maki, lebih baik tidak)," ujar Bustami.

"Islam itu mengajarkan perdamaian dan kekeluargaan dalam segala hal," tambahnya.

Bustami mengatakan, Aceh hari ini membutuhkan energi baru yang dapat mengeluarkan Aceh dari kemiskinan dan  bersiap menjelang berakhirnya Dana Otonomi Khusus pada 2027. 

"Aceh hari ini membutuhkan energi baru, harapan baru, untuk masa depan yang lebih baik dan sejahtera," kata Bustami. 

Bustami juga mengingatkan, dulu Gubernur Ibrahim Hasan mampu membebaskan pantai barat-selatan Aceh dari rakit dengan anggaran hanya Rp 1,9 triliun. 

"Tapi sekarang kita dapat puluhan triliun setelah damai, namun Aceh belum terbebas dari kemiskinan," imbuhnya. 

Pemerintah, lanjut Bustami lagi, harus berdiri di atas semua golongan untuk semua rakyat, bukan hanya untuk kepentingan kelompoknya. 

Bustami menegaskan, dirinya merasa gundah melihat Aceh tak kunjung maju di tengah banyaknya kucuran dana otonomi khusus. 

Baca juga: Lagi, Lima Imigran Rohingya yang Sakit Dievakuasi ke Rumah Sakit

Baca juga: Jubir Tim Pemenangan Cabup/Cawabup Aceh Timur Sulaiman Tole-Abdul Hamid Tanggapi Serangan Lawan

Selama ini, Bustami bekerja sebagai birokrat melayani apa yang diputuskan oleh para gubernur terdahulu. 

"Ada kegundahan melihat Aceh. Ini adalah panggilan hati untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan Aceh,"

"Kalau saya berpikir untuk diri, saya tidak akan mundur dari jabatan saya. Juga tidak mundur dari PNS, apalagi saya sudah eselon 1 sebagai Sekda Aceh. Bagi saya hidup adalah pilihan," kata Bustami. 

"Saya ini mualaf politik. Saya orang birokrat. Saya jadi orang politik baru mulai, 23 Agustus lalu, walaupun sebelumnya sepanjang karir saya berada di lingkungan orang politik," tambahnya lagi.  

Jika kelak terpilih sebagai gubernur, Bustami mengatakan akan memenuhi hak-hak dasar masyarakat terlebih dahulu. 

"Harus kita penuhi hak-hak dasar dulu. Menyoe pruet hana troe, hana mungken na kesejahteraan (Jika perut tidak kenyang, tidak mungkin ada kesejahteraan)," tegasnya. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved