Salam
Rohingya Masuk Aceh Harus Jadi Perhatian Prabowo-Gibran
Berbicara soal Rohingya, sepertinya itu bukan hal baru bagi Aceh. Sebab, migran tersebut sudah mulai mendarat di Aceh pada Januari 2009 lalu.
HARIAN Serambi Indonesia edisi Senin (21/10/2024) memberitakan, polisi berhasil menangkap tiga pelaku yang diduga menyelundupkan pengungsi Rohingya menggunakan Kapal Motor (KM) Raseuki yang kini berada di Perairan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Informasi yang diterima Serambi, Minggu (20/10/2024), ketiga pelaku ditangkap pada Jumat (18/10/2024) sore di Pos Lantas Sibande, Pakpak Barat, Sumatera Utara. Ketiga pelaku itu adalah F (35), warga Labuhan Haji Timur, Aceh Selatan; I (32), warga Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, dan A (33), warga Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya (Abdya).
Kapolres Aceh Selatan, AKBP Mughi Prasetyo Habrianto, melalui Kasat Reskrim, AKP Fajriadi, yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (20/10/2024), membenarkan adanya penangkapan pelaku penyelundup Rohingya. Namun, ia belum bisa memberi keterangan lebih lanjut karena masih dalam penyelidikan.
Berbicara soal Rohingya, sepertinya itu bukan hal baru bagi Aceh. Sebab, migran tersebut sudah mulai mendarat di Aceh pada Januari 2009 lalu. Kala itu, kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh dimulai ketika kelompok pertama yang dikenal dengan sebutan 'Manusia Parahu' mendarat di Sabang. Sejak saat itu, Aceh secara bertahap sudah menjadi tempat pendaratan bagi pengungsi antarnegara tersebut. Hingga kini, sudah 41 gelombang kapal pengangkut etnis Rohingya dengan total 6.150 orang mendarat di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ujung barat Pulau Sumatra, ini.
Pada awal-awal masa kedatangan mereka, masyarakat Aceh umumnya menyambut pengungsi Rohingya dengan penuh rasa kekeluargaan. Apalagi, mereka mayoritas beragama Islam (muslim). Namun, seiring waktu berjalan, masyarakat di hampir seluruh daerah satu per satu mulai menolak pengungsi Rohingya masuk ke wilayah mereka. Hal ini tak lepas dari dugaan bahwa pendatang haram yang masuk ke Aceh itu hanya sebagai objek dari upaya penyelundupan manusia atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dan hanya mencari keuntungan untuk pribadinya.
Apalagi, pengungsi Rohingya yang sudah berada di Aceh selama ini menunjukkan perilaku yang tidak baik. Seperti ada yang kabur dari tempat penampungan sementara, membuang bantuan ke laut, tak mematuhi norma dan adat masyarakat setempat, tidak mau menjaga kebersihan tempat pengungsian, serta terlibat aksi kriminal seperti memperkosa anak di bawah umur dan lain-lain.
Karena penanganan yang dilakukan selama ini tak kunjung menghasilkan solusi yang kongkret, maka masalah tersebut kita harapkan menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. Seperti diketahui, Prabowo-Gibran yang terpilih dalam Pemilu 2024 lalu resmi menjadi Presiden dan Wapres RI setelah mengucapkan sumpah/janji dalam Sidang Paripurna MPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Minggu (20/10/2024). Sebab, penanganan pengungsi antarnegara seperti Rohingya merupakan kewenangan mutlak pemerintah pusat dan pemerintah daerah hanya berperan sebagu pemberi dukungan.
Adapun bentuk perhatian yang bisa diberikan pemerintah pusat dalam mengatasi masalah pungungsi Rohingya masuk ke Aceh, antara lain, melakukan repatriasi (pemulangan kembali) mereka ke negara asalnya, mencarikan negara ketiga yang mau menampung migran tersebut, dan menyediakan tempat penampungan terpisah untuk mereka. Dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut, pemerintahan Prabowo-Gibran tentu harus bekoordinasi dengan UNHCR selaku badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani pengungsi.
Di luar itu, pemerintah melalui lembaga atau instansi terkait juga harus makin memperketat pengawasan atau patroli laut agar tak ada lagi kapal pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh secara khusus dan singgah ke wilayah Indonesia secara umum. Dengan demikian, potensi terjadinya berbagai masalah dalam masyarakat lokal akibat kehadiran pengungsi Rohingya dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan. (*)
POJOK
Ribuan warga meriahkan Jalan santai Pilkada Abdya 2024
Lebih bagus lagi kalau suasana santai tetap terjaga sampai pilkada nanti kan?
Pulang ke Solo diantar Panglima TNI dan Kapolri, Jokowi disambut ribuan warga
Terima kasih Pak Jokowi, terima kasih Ibu Iriana
Polisi tangkap 3 penyelundup Rohingya
‘Penyakit lama’ kambuh lagi ya?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.