Konflik Palestina vs Israel

Detik-detik Gedung Apartemen di Beirut Runtuh dalam Sekejap setelah Dihantam Rudal Israel

Dalam sekejap, sebuah gedung apartemen di Beirut, Lebanon, runtuh setelah dihantam rudal Israel pada Selasa (22/10/2024).⁣

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Tribunnews.com
Dalam sekejap, sebuah gedung apartemen di Beirut, Lebanon, runtuh setelah dihantam rudal Israel pada Selasa (22/10/2024).⁣ 

Sementara itu, Hizbullah telah mengadakan konferensi pers dengan puluhan wartawan lokal dan internasional sekitar setengah mil jauhnya yang berakhir sepuluh menit setelah peringatan militer Israel.

Eskalasi konflik yang berlangsung selama hampir 1 bulan antara Israel dan Hizbullah telah menewaskan sedikitnya 1.489 orang di Lebanon, menurut Kemenenterian KesehatanLebanon.

Konflik ini telah membuat sekitar 1 juta orang mengungsi.⁣

Baca juga: Tampang 3 Tentara Israel yang Tewas dalam Pertempuran di Gaza dan Lebanon, 20 Lainnya Terluka

Pengungsi di Lebanon

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gencatan senjata harus dicapai yang memungkinkan warga terlantar di Lebanon untuk pulang ke rumah mereka dengan aman.

"Ini adalah prioritas yang membutuhkan komitmen kita, dan kita perlu belajar dari pengalaman kita. Kita perlu tahu bahwa situasi saat ini tidak boleh terjadi," katanya kepada peserta konferensi bantuan Lebanon, dikutip dari Al Jazeera.

Macron juga menegaskan kembali bahwa resolusi PBB 1701 "harus diterapkan sepenuhnya" di antara semua pihak untuk mencapai perdamaian, keamanan, dan stabilitas.

Resolusi tersebut mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah dan menyerukan penghapusan semua kelompok bersenjata di selatan kecuali tentara Lebanon.

 

Bantuan untuk Lebanon

Lebih lanjut Macron mengatakan negaranya akan memberikan bantuan sebesar 100 juta euro ($108 juta) kepada Lebanon di tengah serangan Israel terhadap negara tersebut.

"Kita harus berambisi terhadap mereka yang mencintai Lebanon dan terhadap mereka yang tidak hanya mencari kepentingan pribadi," kata Macron, yang duduk di sebelah Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati.

Sementara itu, Mikati juga mengakui kalau negaranya saat ini sangat membutuhkan dukungan internasional.

"Dukungan internasional akan dibutuhkan untuk memperkuat dan memperluas militer Lebanon serta membangun kembali infrastruktur negara yang hancur," kata Mikati.

Mikati mengatakan pemerintah Lebanon telah memutuskan untuk merekrut lebih banyak pasukan dan dapat mengerahkan 8.000 tentara sebagai bagian dari rencana untuk melaksanakan gencatan senjata dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan agar tentara dikerahkan di Lebanon selatan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved