Cahaya Aceh
Menikmati Taman Edelweis di Puncak Burni Telong hingga Lautan Awan, Ini Persiapan dan Rute Pendakian
kehadiran Edelweis yang biasanya mulai tumbuh di ketinggian 1800 mdpl sekaligus menandakan kami hampir di puncak Burni Telong.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Yeni Hardika
Ada banyak rasa serta kebahagiaan yang tak ternilai saat saya mendaki Burni Telong, mulai dari bertemu orang-orang baik, menemukan flora dan fauna serta menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang terus menambah rasa syukur.
Waktu menunjukkan pul 12.00 WIB, menandakan kami harus tidur sebelum melakukan pendakian ke puncak keesokan harinya pada pukul 04.00 WIB dini hari.
Menuju Puncak Burni Telong
Perjalanan menuju puncak Burni Telong dimulai pukul 04.00 WIB dini hari dengan estimasi waktu pendakian empat-lima jam perjalanan.
Dinginnya suhu udara Burni Telong sekilas tidak terasa karena mobilitas akitivitas menanjak yang kami lakukan seolah memberikan kehangatan tersendiri pada tubuh.
Saat kami berhasil menghabiskan waktu satu jam perjalanan, mata kami melihat ke arah belakang, ternyata pemandangan begitu indah saat kami melihat suguhan gemerlap lampu kota Takengon.
Beberapa dari kami berhenti sejenak menikmatinya atau bahkan berfoto dengan latar lampu tersebut.
Saat matahari mulai terbit, remang-remang cahaya menerangi perjalanan kami.
Kali ini, perjalanan sedikit lebih sulit karena selain medan yang dilalui menanjak, tapi juga tekstur bebatuan kerikil kecil dan pasir, seolah kami menaiki dua langkah tapi kaki bakal turun satu langkah.
Perjalanan di atas ketinggian ini memang memakan waktu lebih lama untuk tiba di puncak, di sinilah baru terasa pentingnya mempersiapkan fisik yang matang mengingat medan menuju puncak Burni Telong sangat menguji fisik.
Usai melewati jalanan tersebut, nantinya pendaki akan dihadapkan lagi dengan sebuah batu besar dan tinggi dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Bagaimanapun batu tersebut harus dilalui agar bisa sampai di puncak. Berbekal sebuah utasan tali yang terikat di pohon, akhirnya kami pun berhasil melalui batu tersebut secara begantian dan penuh kehati-hatian.
Baca juga: Manis dan Lembutnya Roti Selai Samahani, Ikon Kuliner yang Wajib Dicoba Jika Bekunjung ke Aceh
Pertama Kali Melihat Taman Edelweis
Ini merupakan kali pertama mayoritas dari kami melihat bunga Edelweis, atau bunga keabadian secara langsung di atas ketinggian, kehadiran Edelweis yang biasanya mulai tumbuh di ketinggian 1800 mdpl sekaligus menandakan kami hampir di puncak Burni Telong.
Bunga dengan nama latin Leontopodium Alpinum, atau biasa disebut Bunga Edelweis ini dapat dengan mudah ditemukan di ketingian Burni Telong.
Bunga edelweiss memiliki tampilan yang mudah dikenali, yakni berwarna putih, kelopak kecil, dan batang pendek.
Edelweiss memiliki daun kecil dan kabur, tetapi kelopak bunga putihnya sangat mirip wol.
Cahaya Aceh
bunga edelweiss
Edelweis
taman edelweis
Puncak Burni Telong
destinasi wisata petualangan
destinasi wisata
objek wisata
Kabupaten Bener Meriah
Objek Wisata Bener Meriah
Serambi Indonesia
Serambinews
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Museum Keliling Masuk Sekolah, Alternatif Edukasi Kesadaran Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
Selama Enam Bulan ke Depan, BPBA dan Disbudpar Aceh Gelar Pameran Kebencanaan |
![]() |
---|
Menyusuri Sabang, Surga Bahari di Ujung Barat Indonesia |
![]() |
---|
Aceh Perkusi 2025 di Aceh Utara Meriah, Acara Hingga Besok, Gubernur Mualem Tabuhkan Rapai Pasee |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.