Salam
Faskes di Pedalaman Harus Jadi Perhatian Pemerintah
nasib miris dialami seorang perempuan asal Desa Reje Payung , Perempuan yang sedang hamil itu terpaksa dibawa dengan grek (kereta sorong) ke RSUD
HARIAN Serambi Indonesia edisi Senin (28/10/2024) memberitakan, nasib miris dialami seorang perempuan asal Desa Reje Payung, Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Perempuan yang sedang hamil itu terpaksa dibawa dengan grek (kereta sorong) ke RSUD Datu Beru, Takengon, untuk mendapat pertolongan medis. Selain diantar pakai kereta sorong karena ketiadaan fasilitas, wanita hamil yang didampingi bidan desa dan sejumlah warga itu juga harus menembus jalan berbatu serta jembatan gantung untuk bisa sampai ke titik ambulans terdekat di Desa Jamat.
Bidan Desa Reje Payung, Zur Kaidah, yang mendampingi proses rujukan itu menyampaikan, kondisi menegangkan mereka alami saat harus mendorong kereta sorong melewati jembatan gantung yang hanya mampu menahan kendaraan roda dua atau pejalan kaki. “Kami hanya ingin memastikan ibu dan bayinya selamat. Namun, kondisi jalan membuat kami harus menempuh cara yang mungkin dianggap tak layak. Namun, inilah kenyataan yang kami hadapi,” ujar Zur Kaidah, Minggu (27/10/2024).
“Kami sering merasakan hidup terkurung oleh keterbatasan. Setiap kali ada yang sakit atau melahirkan, kami terpaksa menandu atau dengan cara-cara seadanya. Bagi kami, menempuh jalur ini adalah pertaruhan hidup dan mati,” ungkap seorang warga yang turut membantu proses evakuasi tersebut. Harapan warga desa itu sekarang tertuju pada pemerintah daerah dan pusat, agar jalan dan jembatan di tempat tinggal mereka dapat segera diperbaiki. “Kami tidak meminta yang mewah, hanya akses jalan yang bisa dilalui ambulans,” tambah warga lain.
Apa yang dialami perempuan asal Desa Reje Payung, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, ini tentu saja menimbulkan keprihatinan dari kita semua. Sebab, untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat yang memadai, ia dengan dibantu bidan desa dan warga setempat harus menghadapi tantangan yang cukup berat yakni ketiadaan fasilitas kesehatan (faskes) seperti ambulans dan akses jalan yang tak layak. Apalagi, kejadian serupa atau hampir sama sebelumnya juga sering dialami warga yang tinggal di kawasan pedalaman sejumlah kabupaten/kota lain di Aceh.
Lantas, muncul pertanyaan apakah tak ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut? Untuk mendapat jawaban pasti terhadap pertanyaan itu, tentu sangat tergantung dari adanya keinginan dan program pemerintah pusat dan daerah, anggota dewan, BPJS Kesehatan, serta pihak terkait lainnya untuk membangun fasilitas umum seperti jalan dan jembatan, serta menyediakan fasilitas kesehatan seperti ambulans dan puskemas dengan peralatan memadai, secara merata dari wilayah perkotaan hingga daerah pedalaman seperti halnya Kecamatan Linge, Aceh Tengah.
Kita hanya berharap agar pemerintah dan jajarannya dapat memberi perhatian yang lebih serius dan bersifat segera dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan sarana umum lainnya di daerah pedalaman. Sebab, pelayanan kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap masyarakat Aceh baik yang tinggal di kota maupun pedalaman. Dengan adanya perhatian serius dari pemerintah, ke depan kita harapkan kasus seperti yang dialami warga Linge, ini tak lagi terjadi di Aceh.
Selain faskes, pemerintah juga perlu menempatkan petugas medis secara merata di daerah pedalaman. Sehingga, jika ada warga yang sakit, mereka bisa segera mendapatkan pertolongan tahap awal sambil menunggu penanganan lanjutan. Sebab, tersedianya faskes dan tenaga medis yang memadai sampai sekarang masih menjadi masalah di daerah pedalaman. Jika hal ini bisa dilakukan, maka salah satu masalah serius dan ikut memengaruhi kesejahteraan masyarakat Aceh sudah dapat diatasi oleh pemerintah. (*)
POJOK
Banjir Tamiang harus ditangani komprehensif
Cocok itu, tapi dananya kira-kira dari mana ya?
Pengembang di Aceh terkendala perizinan
Tapi, kalau masyarakat terkendala untuk beli rumah karena mahal. He..he..he…
Ribuan peserta ikut seleksi CPNS Aceh Barat
Kuota yang diterima pasti puluhan atau ratusan orang kan?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.