Breaking News

Kupi Beungoh

Menjaga "Fitrah" Dalam Berumah Tangga

Sebagian lagi perempuan masa kini tidak mau menikah, mereka ingin bebas agar bisa pergi kesana kemari-kemari tanpa ada yang menghalangi.

Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag, Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag

Fenomena perempuan masa kini, ingin menjadi seperti laki-laki, ingin emansipasi. Sebagian lagi perempuan masa kini tidak mau menikah, mereka ingin bebas agar bisa pergi kesana kemari-kemari tanpa ada yang menghalangi.

Rasulullah mengatakan barangsiapa yang membenci sunnah (tuntunan)-ku maka ia tidak termasuk golonganku." (HR Abu Daud). Yang tidak mau menikah, ia bukan golongan Nabi Muhammad SAW. 

Ada juga perempuan masa kini  yang suka keluar rumah tanpa kenal waktu, sibuk dengan gedged, sibuk arisan, pendidikan anak cukup serahkan sama guru, urusan rumah tangga ada pembantu. 

Perempuan memang punya hak untuk senang, punya hak terhadap diri, punya hak untuk bahagia. Namun haruskah dengan cara seperti ini?

Sampai mengabaikan tugas sebagai ibu mendidik generasi dan tugas sebagai istri melayani suami? Bagaimana rumah tangga, jika keadaannya seperti ini? Apa jadinya generasi ini? 

Disisi lain, ada perempuan yang fokus di rumah, menjaga anak, mendidik anak, mengurus rumah, mengurus dan melayani suami, namun mereka disakiti.

Disakiti fisiknya dengan KDRT, tidak dibantu dalam urusan rumah tangga, karena suami memegang  sistem patriarki ( urusan rumah tangga bukan tugas suami). 

Disakiti jiwanya, dengan tidak mendapatkan kasih sayang, tidak mendapat  perhatian yang cukup dari pasangannya, tidak menjadi prioritas bagi suaminya, dikhianati, dihina, dibuli, dimaki, dimarahi dan banyak sikap buruk lainnya ia dapatkan dari pasangannya.

Sedih memang, punya pasangan yang tidak bisa berterimakasih. Tidak bisa menjadi  pemimpin yang harusnya melindungi, mengayomi, menyayangi istri dan anak-anaknya. 

Dengan berbagai fenomena yang ada, bagaimana seharusnya menjaga fitrah masing-masing, menurut pandangan Islam agar hadir ketenangan dan kasih sayang dalam rumah tangga? 

Pentingnya Laki-Laki-laki Dan Perempuan  Kembali Pada "Fitrah" 

Lemah-lembut, sabar, setia pada pasangan, begitulah sebagian fitrah perempuan  Allah berikan. Lalu kenapa kita lihat ada perempuan jauh dari fitrahnya, tentu ada masalah atau faktor lingkungan yang menyebabkan ia berubah karenanya. 

Fitrah utama seorang perempuan adalah sebagai istri dan ibu generasi. Menjaga fitrah sebagai istri untuk menghindari perzinaan dan rusaknya keturunan. Menjaga fitrah sebagai ibu generasi untuk menjaga generasi Islam dari  berbagai pengaruh buruk lingkungan dan pengaruh buruk perkembangan zaman, sekaligus menjaga syari'at dan peradaban Islam. 

Keberadaan istri di rumah sebagai istri dan ibu generasi adalah fitrah, dan itu harus menjadi perhatian yang utama di atas segala urusan lainnya.  Ini penting untuk menjaga kokohnya rumah tangga. Mengingat suami harus mencari rezeki, memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Andaikan seorang perempuan harus keluar rumah, tentunya itu dilakukan setelah menyelesaikan tugas sebagai istri, tugas seorang ibu, dengan izin suami, tidak lupa juga menjaga adab dan menutup aurat dengan baik, sesuai aturan syari' at selama beraktifitas di luar rumah. 

Fitrah perempuan sebagai istri dan ibu generasi. Fitrahnya laki-laki sebagai pemimpin yang memberi teladan, melindungi, menjaga, mengayomi, menyayangi, mendidik istri dan anak-anaknya, disamping tugas utamanya mencari rezeki. 

Makna Fitrah 

Imam Al-Qurtubi mengatakan bahwa fitrah berarti manusia lahir dalam keadaan suci, dan bersih. Syekh Ahmad Musthafa al-Maraghi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “fitrah” adalah kesiapan mental untuk menerima kebaikan dan agama yang Esa. Dan menurut beliau, fitrah juga bisa diartikan bahwa manusia ketika lahir diliputi oleh potensi kebaikan-kebaikan. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia yang lahir fitrahnya bersih, suci, fitrahnya ber Tuhan kepada Allah SWT, manusia lahir membawa fitrah patuh dan ta'at kepada Allah SWT. Mengapa kemudian manusia ingkar? Tidak patuh pada Rabb. Itulah pengaruh lingkungan, bagi yang mendapat lingkungan yang baik lagi ta'at membuat ia tetap dengan fitrahnya. Yang mendapat lingkungan yang buruk dan ingkar menjadilah manusia itu ingkar kepada Rabb-Nya. 

Seperti disebutkan Rasulullah dalam hadis berikut ini: 

"Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (H.R. Muslim). 

Sebab-Sebab Perempuan  Meninggalkan Fitrahnya

Pertama, Pengaruh Lingkungan. 

"...berteman dengan pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari) 

Ini bukan berarti menjadi pandai besi itu tidak baik, ini hanya permisalan bahwa perempuan itu bisa berubah karena sikap suami, pengaruh kawan, pengaruh tetangga, atau orang-orang terdekat dilingkungannya.  Ketika orang dilingkungannya baik, suaminya baik, kawan-kawannya baik, orang terdekatnya baik, maka baiklah perempuan tersebut. Jika sebaliknya, maka buruklah pula ia. 

Mencari lingkungan yang baik, yang mendukung  para perempuan bisa melakukan kebaikan, menjaga fitrahnya sebagai ibu dan istri itu sangat  penting. Salah satu caranya adalah suami wajib mendidik istri tentang ilmu agama, mendidik dengan cara yang baik, dengan bahasa cinta, jika suami tidak mampu, suami dapat mengantar istrinya ke tempat-tempat pengajian.  

Kedua, Pengaruh Pendidikan 

Pendidikan barat mengajarkan emansipasi, yang menurut bahasa ia adalah pembebasan dari perbudakan yang berkaitan dengan persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Emansipasi ini yang muncul dari non muslim, disebabkan karena dalam agama mereka, budaya mereka wanita tidak mendapat penghargaan yang baik, tidak dimuliakan sebagaimana Islam memuliakan para perempuan. 

Dalam Islam antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama, yang membedakan adalah taqwanya, dan kewajiban yang disesuaikan dengan fitrahnya. 

Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan..., ( QS. Ali Imran: 195) 

Dalam Islam, hak antara laki-laki dan perempuan adalah sama, yang beda adalah kewajiban. Ini dikarenakan fitrah penciptaan. Dijadikan wanita lemah lembut untuk mengandung, melahirkan dan mendidik. Dijadikan laki-laki itu kuat untuk memimpin, melindungi, dan menafkahi. 

Dengan demikian, perlukah emansipasi bagi wanita Islam? Kalau menurut pengetahuan saya ini tidak perlu. Tidak perlu emansipasi seperti yang diinginkan wanita barat, wanita non muslim. Yang diperlukan bagi perempuan dan laki-laki muslim adalah belajar agama dengan benar, lalu amalkan. Belajar agama yang sedikit diperselisihkan, dan meninggalkan perselisihan. Jangan membedakan antara perintah wajib dan sunnah, amal kan saja semua yang pernah disampaikan Rasulullah dan Al-Qur'an semaksimal kemampuan. 

Untuk apa? Agar ketika keduanya (suami-istri) saling mendukung, saling membantu dalam mengerjakan hak dan kewajiban dengan semaksimal kemampuan, maka disinilah akan datang kebahagiaan dalam rumah tangga. 

Ketiga, Perempuan Tidak Mendapat Haknya Dari Suami Dalam Rumah Tangga. 

Suami yang tidak memberikan hak-hak para Istri  seperti perlindungan,  nafkah materi, nafkah bathin, kasih sayang,  perhatian, bantuan, pertolongan dalam setiap urusan pribadinya, urusan rumah tangga, akibatnya banyak perempuan harus keluar rumah mencari bantuan, mencari nafkah (bekerja) dan mencari hiburan di luar rumah.  

Keempat, mengisi waktu luang. 

Sebagian perempuan lainnya keluar rumah seizin suami (mengajar, mengobati orang, berdakwah, membantu orang dan lainnya yang positif). Ini dilakukan setelah mengerjakan tugas utama sebagai istri melayani suami dan tugas seorang ibu mendidik dan menjaga anak-anaknya. 

Fitrahnya Perempuan Muslimah 

Pertama, Fitrah Perempuan Itu Ingin Dipimpin (dalam bentuk Disayangi, Diperhatikan, Dibantu, Dilindungi). 

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan)...(An-Nisa': 34).

Kedua, Fitrahnya Perempuan Ingin Mendapat Nafkah  Dari Suaminya. 

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf” (QS. Al-Baqarah [2]: 233). 

Ketiga, Fitrahnya Perempuan Itu Senang Di Rumah 

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab : 33). 

Keempat, Fitrahnya Perempuan Allah Ciptakan Untuk Melayani Suami. 

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Tidak diperbolehkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain. Jika seseorang diperbolehkan sujud kepada orang lain, maka saya akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Hal ini sebagai bentuk pengagungan Allah atas hak suami." (HR. Ibnu Hayyan) 

Bagaimana perempuan bisa menjalankan fitrahnya melayani suami dengan baik. Ini sangat tergantung pada bagaimana suami memuliakan istri. Sangat tergantung pada suami yang menjadikan istri sebagai ratu, maka istri akan membuat suaminya seperti raja.  

Kelima, Fitrahnya Perempuan Adalah Mengandung. 

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku (kamu) kembali." (QS. Luqman: 14) 

Keenam, Fitrahnya Perempuan Adalah Melahirkan

Kami perintahkan kepadamu supaya berbuat baik kepada dua orang, yakni ibu dan bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya, maka dia akan mendapat pahala yang setimpal." (QS. Al Ahqaf: 15) 

Ketujuh, Fitrahnya Perempuan Adalah Menyusui 

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku (kamu) kembali." (QS. Luqman: 14) 

Kedelapan, Fitrahnya Perempuan Adalah Tempat Berkasih Sayang 

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Qs. AR rum : 21). 

Dengan demikian, keberadaan perempuan di rumah sebagai istri dan ibu generasi adalah fitrah. Hal ini harus menjadi perhatian utama di atas segala urusan lainnya, untuk menjaga kokohnya rumah tangga, menjaga generasi dan peradaban Islam. 

Untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan seorang suami yang  mengayomi, menyayangi, menjaga, memberikan nafkah dan menjadi teladan dalam rumah tangga bagi istri dan anak-anaknya. 

Sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur'an berikut ini: 

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan).." (QS. An-Nisa': 34).

 

*) PENULIS adalah Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved