Konflik Palestina vs Israel

Iran Bersiap Gempur Israel Sebelum Pilpres AS, Jendral IRGC: Zionis Akan Hadapi Konsekuensi Pahit

 Pemerintah Iran diisukan tengah mempersiapkan serangan yang “mutlak dan menyakitkan” untuk membalas gempuran Israel

Editor: Faisal Zamzami
Saman / Middle East Images / Middle East Images via AFP
Rudal-rudal Iran dipamerkan di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran barat selama unjuk rasa untuk memperingati ulang tahun ke-45 Revolusi Islam Iran 1979, pada 11 Februari 2024 - IRGC bersumpah, Iran dan proksi-proksinya akan membalaskan dendam Hizbullah dan Hamas kepada Israel. 

SERAMBINEWS.COM –  Pemerintah Iran diisukan tengah mempersiapkan serangan yang “mutlak dan menyakitkan” untuk membalas gempuran Israel baru-baru ini di wilayahnya.

Kabar ini mencuat setelah sumber anonim yang mengetahui tentang permasalahan tersebut membocorkan rencana serangan Iran ke Israel, Kamis (31/10/2024).

Dalam laporannya, anonim tersebut mengungkap bahwa serangan Iran kemungkinan besar bakal dilancarkan sebelum berlangsungnya pemilihan presiden AS pada 5 November mendatang.

 “Respons Republik Islam Iran terhadap agresi rezim Zionis akan bersifat definitif dan menyakitkan, kemungkinan dilakukan sebelum pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November,” ujar laporan anonim sebagaimana dikutip dari The Times Of israel.

Pemerintah Iran hingga kini belum mengkonfirmasi terkait rencana serangan ini, namun Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebelumnya telah memberikan pengukuran terhadap serangan Israel di negaranya.

Ia mengatakan bahwa serangan tersebut tidak boleh “dibesar-besarkan atau diremehkan” sambil menahan diri untuk tidak menjanjikan hasil segera.

“Terserah pihak berwenang di Iran untuk menentukan bagaimana menyampaikan kekuatan dan keinginan rakyat Iran kepada rezim Israel dan untuk mengambil tindakan yang melayani kepentingan bangsa dan negara ini,” kata Khamenei.

Baca juga: Siap Lindungi Israel dari Serangan Balasan Iran, AS Minta Teheran Urungkan Niatnya

Jendral IRGC: Israel Akan Hadapi Konsekuensi Pahit

Adapun serangan tersebut merupakan pembalasan atas serangan udara yang dilakukan Israel dengan menargetkan fasilitas militer Iran yang berlokasi di Teheran, Khuzestan, dan Ilam.

 Pemerintah Iran tak melaporkan adanya kerusakan yang ditimbulkan dari serangan tersebut.

Akan tetapi menurut keterangan media lokal, pertahanan anti pesawat Iran berhasil menembak jatuh sejumlah drone yang mendekati wilayah udara Teheran.

Bahkan pemerintah Iran juga menghina serangan Israel sangat lemah. Pasalnya, serangan udara Israel dinilai hanya seperti kembang api atau petasan.

Meski begitu Komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan Israel akan menghadapi konsekuensi pahit atas serangannya pekan lalu.

"Israel telah gagal mencapai tujuannya yang tidak menyenangkan," katanya.

"Itu tanda salah perhitungan dan ketidakberdayaan. Namun akan ada da konsekuensi pahit yang tidak akan terbayangkan bagi Israel," imbuh jenderal tersebut.

 Iran Tingkatkan Pertahanan untuk Hadapi Israel

Iran berencana menambah anggaran militer hingga 200 persen, seiring dengan memanasnya konflik dengan Israel.

Rencana peningkatan anggaran ini diumumkan oleh Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah, pada Selasa (29/10/2024).

"Peningkatan yang cukup signifikan hingga 200 persen telah disaksikan dalam anggaran pertahanan negara," kata Mohajerani, dilansir Al Jazeera.

Mohajerani tak merinci untuk apa saja anggaran tersebut akan dialokasikan, namun kemungkinan besar anggaran tersebut digunakan untuk memastikan Iran agar dapat membalas serangan Israel yang diluncurkan Sabtu kemarin.

Di mana akhir pekan kemarin, rudal Israel dilaporkan menghantam sekitar 20 lokasi penting Iran termasuk wilayah Ilam, Khuzestan dan Teheran, hingga menewaskan empat tentara.

Hal ini bahkan turut dikonfirmasi oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei.

Ia menyebut, Iran dalam waktu dekat akan melakukan pembalasan dengan melibatkan semua alat yang tersedia. Kalimat ini diduga merujuk pada sistem senjata canggih yang dimiliki Iran.

Rencana peningkatan anggaran ini merupakan salah satu program dari pemerintah Iran yang sudah diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sejak beberapa waktu lalu

 DPR Iran saat ini juga sudah menyetujui pengajuan anggaran tersebut. Oleh karena itu, Iran tinggal menunggu anggaran tersebut cair agar bisa digunakan untuk meningkatkan kapasitas militernya.

Baca juga: Israel Ultimatum Iran: Jika Iran Serang Israel Lagi, Kami akan Serang Tempat yang Kami Selamatkan

Militer Iran Lebih Unggul Dari Israel

Sebagai informasi, menurut lembaga pemikir Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) selama tahun 2023 pengeluaran militer Iran tembus mencapai 10,3 miliar dolar AS.

Meningkat tajam bila dibandingkan dengan pengeluaran Iran untuk militernya di tahun 2022 silam, dimana saat itu pengeluaran Iran hanya berkisar 6,85 miliar dolar AS, menurut data terbaru yang diterbitkan Bank Dunia.

Dengan data tersebut Global Fire Power (GFP) memasukan Iran sebagai negara dengan kekuatan militer global peringkat 14 dari 145 dengan skor sebesar 0,2269 (skor 0,0000 dianggap 'sempurna').

Iran juga  disebut unggul dari Israel dalam 6 dari 8 variabel mencakup pada jumlah manpower, armada angkatan darat, armada angkatan laut, sumber daya nasional, finansial, dan logistik.

Terlebih, Iran memiliki salah satu gudang rudal balistik dan drone terbesar di Timur Tengah.

 Gudang itu disinyalir berisi peluru kendali (rudal) jelajah, rudal antikapal, serta rudal balistik dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer yang mampu menjangkau target apapun di Timur Tengah, termasuk Israel.

Menariknya semua rudal dan senjata canggih ini diproduksi di dalam negeri oleh Iran, dan tidak bergantung kepada suplai negara asing.

Tak hanya itu Iran diklaim memiliki program nuklir canggih dan mengoperasikan beberapa fasilitas nuklir dan pusat penelitian.

Melansir Associated Press, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Iran saat ini  diketahui mempunyai uranium hingga kemurnian 60 persen. Sumber uranium itu secara teori disebut bisa membuat satu bom nuklir.

Adapun kemandirian ini dibangun Ayatollah Khomeini sejak memimpin Iran, lantaran Iran telah mendapatkan sanksi internasional terhadap pemutusan akses Iran terhadap persenjataan dan militer berteknologi tinggi yang diproduksi luar negeri.

AS Minta Iran Tak Berulah

Merespon bocornya rencana serangan Iran ke Israel, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin langsung melayangkan peringatan keras ke Iran.

Austin mendesak Iran untuk tidak membuat kesalahan dalam menanggapi serangan Israel.

Dalam kesempatan itu Austin juga menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap keamanan Israel dan dukungan terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri.

AS mengancam bahwa pihaknya tak segan memberikan konsekuensi menyakitkan jika Iran memilih untuk membalas.

"Saya menekankan bahwa Amerika Serikat berada dalam posisi yang baik untuk membela pasukan dan fasilitas AS di seluruh wilayah dan menjelaskan bahwa Iran tidak boleh membuat kesalahan dalam menanggapi serangan Israel, yang seharusnya menandai berakhirnya pertukaran (serangan) ini," tulis Austin di media sosial X, dilansir Anadolu.

 

Baca juga: Sosok Sinta Handiyana, Tewas Tanpa Kepala Dimutilasi oleh Fauzan Fahmi, Korban Bekerja di Jakarta

Baca juga: Sosialisasi PBJ dan Restorative Justice, Walkot Subulussalam Tekankan Penerapan PDN, UMK & e-Katalog

Baca juga: Detik-detik Mobil Kru TVOne Ditabrak Truk di Tol Pemalang, 3 Orang Tewas dan 2 Luka Berat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved