Sulaiman dan Abdul Hamid
Viral, Jalan Rusak, Wanita Melahirkan di Tengah Perjalanan, SAH Janji Bangun Akses Hingga Pedalaman
Pasalnya, ibu hamil ini yang dilarikan ke Puskesmas Ranto Peureulak, Aceh Timur ini tak berhasil tiba di Puskesmas yang berjarak sekitar 20 kilometer
Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Mursal Ismail
Tak jarang, petani harus merelakan hasil buminya dihargai dengan harga murah, demi memangkas biaya pengangkutan akibat buruknya kondisi akses transportasi khususnya di Ranto Peureulak.
Begitu juga di daerah pedalaman lainnya seperti di Banda Alam, Indra Makmur, Rantau Selamat, Pante Bidari, Peunaron, Serbajadi, dan Simpang Jernih.
Diketahui dari total 1.549 kilometer panjang ruas jalan penghubung antar desa dan antar kecamatan di Aceh Timur, lebih dari 1.088 kilometer dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat.
Selain itu, 375 kilometer lainnya dalam kondisi baik dan 85 kilometer sisanya dalam kondisi sedang.
“Kita akan fokus dulu pada akses transportasi di pedalaman, sesuai dengan misi strategis yang telah disusun.
Di samping berbagai upaya lain seperti pemberian ilmu untuk para petani, penyediaan pupuk serta perbaikan akses pasar yang kesemuanya berujung pada peningkatan produktivitas serta pendapatan para petani,” tandasnya.
Jalan Rusak Parah, Ibu di Aceh Timur Terpaksa Melahirkan di Tengah Perjalanan
Sehari sebelumnya, Serambinews.com memberitakan Armida Wati, ibu asal Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, mengalami pengalaman pahit.
Wanita hamil ini harus melahirkan di tengah perjalanan akibat buruknya kondisi jalan.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com pada Rabu (6/11/2024) dari Kepala Dusun Blanggading, Sulaiman, menyebutkan bahwa Armida awalnya hendak dibawa ke Puskesmas Ranto Peureulak sekitar 20 kilometer dari desanya.
Namun, perjalanan terganggu karena jalan yang rusak parah, dipenuhi lubang, dan berbatu, membuat proses evakuasi menjadi lambat hingga Armida harus melahirkan di perjalanan.
“Kalau hujan, jalannya jadi becek dan penuh genangan air,” kata Sulaiman, menjelaskan tantangan yang sering dihadapi warga saat melintasi jalan sepanjang 9 kilometer yang tak beraspal itu.
Awalnya, Armida memang berniat menuju Puskesmas. Namun, ketika ari-ari bayi atau plasenta sudah keluar dan bayi lahir di tengah perjalanan, ia akhirnya dibawa ke rumah salah seorang warga di Dusun Blanggading.
“Saat ini, ibu Armida dan bayinya dalam kondisi baik di rumah warga,” ujar Sulaiman.
Ia pun berharap pemerintah segera memperbaiki akses jalan di desanya, mengingat peristiwa yang dialami Armida mencerminkan urgensi perbaikan infrastruktur demi kesejahteraan warga. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.