Luar Negeri
Presiden Korea Selatan Diperiksa Polisi atas Dugaan Pemberontakan, Tegaskan Tak Ada yang Kebal Hukum
Jika penyelidikan menemukan bukti yang cukup, Yoon bisa menghadapi dakwaan serius yang melampaui batas-batas kekebalan seorang presiden.
Kenapa bisa demikian?
Dikutip dari AFP pada Kamis (5/12/2024), banyak masalah yang sedang dihadapi oleh Presiden Yoon.
Sejak menjabat sebagai presiden pertengahan 2022, dia kemudian menghadapi insiden besar dengan banyaknya korban jiwa selama perayaan Halloween yang menewaskan lebih dari 150 orang pada akhir Oktober 2022.
Masyarakat juga menyalahkan pemerintahan Yoon atas inflasi pangan, ekonomi yang lesu, dan meningkatnya pembatasan kebebasan berbicara.
Selain itu, ia dituduh menyalahgunakan hak veto presiden, khususnya untuk membatalkan RUU yang membuka jalan bagi penyelidikan khusus atas dugaan manipulasi saham oleh istrinya, Kim Keon Hee.
Yoon mengalami kerusakan reputasi lebih lanjut tahun lalu ketika istrinya diam-diam menerima tas tangan desainer senilai 2.000 dolar AS (Rp 31,7 juta) sebagai hadiah.
Ibu mertuanya, Choi Eun-soon, dijatuhi hukuman satu tahun penjara karena memalsukan dokumen keuangan dalam transaksi real estat. Namun ia dibebaskan pada Mei 2024.
Presiden Yoon sendiri menjadi subjek petisi yang menyerukan pemakzulannya awal tahun ini, yang terbukti sangat populer hingga situs web parlemen yang menjadi tuan rumahnya mengalami penundaan dan crash.
Di dunia politik, Yoon telah menjadi presiden yang lumpuh sejak Partai Demokrat oposisi memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen tahun ini. Mereka baru-baru ini memangkas anggaran Yoon.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi kepada rakyat pada Selasa malam, Yoon mencela elemen anti-negara yang merampok kebebasan dan kebahagiaan rakyat dan kantornya kemudian menyatakan pemberlakuan darurat militer sebagai upaya untuk menerobos kebuntuan legislatif.
"Namun, menggunakan kesulitan politiknya sebagai pembenaran untuk memberlakukan darurat militer pertama kalinya di Korea Selatan sejak 1980 adalah tidak masuk akal," kata seorang analis.
"Ini biasanya diperuntukkan untuk situasi seperti perang, keadaan darurat, atau masalah serupa lainnya terkait ancaman terhadap keamanan nasional," kata Gi-Wook Shin, seorang profesor di Universitas Stanford.
Situasi ini akan menguji kekuatan lembaga demokrasi liberal Korea dan kemampuan mereka untuk melawan tindakan tersebut.
"Ini juga mengirimkan pesan yang lebih luas kepada politisi Korea dan negara-negara demokrasi di seluruh dunia bahwa tujuan politik tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang tidak demokratis seperti itu.
Baca juga: Aiptu Arif Susilo Polisi di Surabaya Ditangkap, Terlibat Jaringan Sabu, Disebut Rekrut Pengedar
Baca juga: VIDEO Netanyahu Girang Trump Ancam Buat Gaza Neraka di Timur Tengah
Baca juga: VIDEO Netanyahu Girang Trump Ancam Buat Gaza Neraka di Timur Tengah
Sosok Robin Westman, Penembak Sekolah Pakai Senjata Bertuliskan 'Bunuh Trump' dan 'Bakar Israel' |
![]() |
---|
Kim Jong Un Perintahkan Senjata Nuklir Dipercepat saat AS-Korsel Latihan Militer |
![]() |
---|
Mesin Pesawat Condor Jerman Meledak di Udara, Begini Nasib 273 Penumpang |
![]() |
---|
Korban Tewas Banjir Bandang dan Longsor Pakistan Lampaui 350 Orang |
![]() |
---|
5 Orang Tewas akibat Helikopter Pakistan Jatuh Saat Misi Penyelamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.