Konflik Suriah

Rusia tak akan Selamatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dari Pemberontak yang Mau Menggulingkannya

Pengungkapan ini muncul tak lama setelah Kedutaan Besar Rusia di Damaskus mengeluarkan pernyataan yang mendesak warga negara Rusia untuk meninggalkan

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kremlin di Moskow pada 24 Juli 2024. 

SERAMBINEWS.COM - Menurut laporan Bloomberg, sumber yang dekat dengan Kremlin telah menyatakan bahwa Rusia tidak berniat turun tangan untuk menyelamatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad karena pasukan oposisi terus menguasai wilayah di seluruh Suriah.

Sumber tersebut menekankan bahwa "Rusia tidak memiliki rencana untuk campur tangan guna menyelamatkan Assad sementara tentara Suriah meninggalkan posisinya."

Pengungkapan ini muncul tak lama setelah Kedutaan Besar Rusia di Damaskus mengeluarkan pernyataan yang mendesak warga negara Rusia untuk meninggalkan Suriah karena situasi keamanan yang memburuk. 

Kedutaan Besar tersebut menegaskan bahwa mereka akan tetap menjalankan operasinya meskipun konflik terus meningkat.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan situasi di Suriah sebagai "permainan rumit" yang melibatkan banyak pemain. 

Baca juga: AS Diam, Nasib Presiden Bashar al-Assad tak Diketahui, Suriah Diprediksi Jatuh ke Tangan Pemberontak

Berbicara kepada media, Lavrov menyampaikan bahwa ia telah mengadakan diskusi dengan mitranya dari Turki dan Iran mengenai perkembangan yang sedang berlangsung dan bahwa ketiga negara bermaksud untuk bertemu minggu ini, kemungkinan di Doha.

Lavrov menyampaikan harapannya untuk dialog yang produktif, melanjutkan perundingan trilateral mengenai masa depan Suriah yang telah berlangsung sebagai bagian dari proses Astana. 

Turki mendukung oposisi Suriah, sementara Rusia dan Iran tetap menjadi sekutu setia Assad.

Oposisi bersenjata Suriah telah membuat kemajuan pesat sejak 27 November, bentrok dengan pasukan rezim di berbagai wilayah. 

Pada 29 November, mereka memasuki Aleppo, diikuti dengan perebutan Idlib keesokan harinya. Pada hari Kamis, pasukan oposisi telah menguasai Hama.

Pada Jumat pagi, pihak oposisi memperluas kendalinya ke kota Al-Rastan dan Talbiseh di Provinsi Homs bagian tengah. 

Para pemimpin oposisi telah menegaskan kembali bahwa tujuan utama mereka tetap menggulingkan Bashar al-Assad.

Situasi terus berkembang saat pasukan oposisi semakin dekat ke area strategis, menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Assad untuk mempertahankan kendali tanpa campur tangan eksternal.

Keluarga Bashar al-Assad dilaporkan telah melarikan diri ke Rusia, keberadaan presiden tidak jelas

Saat pemberontak terus menguasai lebih banyak kota di Suriah, keluarga Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah melarikan diri ke Rusia, demikian dilaporkan Wall Street Journal. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved