Konflik Suriah

Dulu Dijuluki 'Si Mawar Gurun', Asma Istri Presiden Bashar Al Assad,Kini Dapat Julukan Mengerikan

Asma al-Assad, istri Bashar al-Assad, adalah sosok yang tak terpisahkan dari perjalanan politik suaminya.

Editor: Amirullah
AFP
Asma Istri Presiden Bashar Al Assad 

SERAMBINEWS.COM -- Asma al-Assad, istri Bashar al-Assad, adalah sosok yang tak terpisahkan dari perjalanan politik suaminya.

Lahir di London, putri dari dokter jantung terkenal Fawaz Akhras dan diplomat Sahar Akhras ini memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi dan ilmu komputer dari King's College London.  

Sebagai Ibu Negara, Asma dikenal karismatik dan aktif dalam program sosial, seperti pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

Namun, perang saudara yang dimulai pada 2011 mengubah citranya dari simbol reformasi menjadi tokoh yang mendukung rezim Bashar di tengah konflik berkepanjangan.  

Harapan Wanita Suriah

Pada tahun 2000 Asma menjadi istri dari Bashar Al Assad yang beberapa bulan sebelumnya menjadi pemimpin Suriah menggantikan Presiden Hafez Al Assad yang meninggal dunia.

Asma tadinya menjadi harapan bagi rakyat Suriah terutama kaum perempuan yang selama bertahun-tahun hidup terkekang dalam tirani sang presiden, mertuanya.

Bagaimana pun nyonya Al Assad ini adalah seorang yang lahir dan dibesarkan di negara liberal dan demokratis, Inggris. 

Lahir di London pada tahun 1975, ia dikirim ke Queen's College, di Marylebone dengan biaya kuliah hampir 9.000 poundsterling atau setara Rp 180 juta per semester.

Dari sana ia lulus dari King's College London pada tahun 1996 dengan gelar di bidang ilmu komputer dan sastra Prancis dan memulai karier di bidang perbankan investasi di perusahaan-perusahaan besar termasuk Deutsche Bank dan JPMorgan.

Di panggung internasional, Asma adalah sosok yang sopan, dengan pakaiannya yang sederhana dan penampilannya yang fotogenik, wajahnya yang tanpa cadar merupakan lambang reputasi Suriah yang relatif bebas bagi kaum perempuan di negara Muslim.

Presiden Suriah Bashar al-Assad (kanan) berbicara di samping istrinya Asma ketika mereka menerima anggota tentara dan ibu mereka untuk merayakan Hari Ibu di ibu kota Damaskus pada bulan Maret. 21, 2016.
Presiden Suriah Bashar al-Assad (kanan) berbicara di samping istrinya Asma ketika mereka menerima anggota tentara dan ibu mereka untuk merayakan Hari Ibu di ibu kota Damaskus pada bulan Maret. 21, 2016. (STRINGER/AFP/SANA)

Mawar Gurun

Citra ini tampaknya semakin kuat ketika pada bulan Februari 2010, majalah Vogue menyebut wawancaranya dengan judul 'A Rose in the Desert' atau 'Sekuntum Mawar Gurun' dan menggambarkannya sebagai 'Ibu Negara yang paling segar dan paling menarik'.

Selama bertahun-tahun ia digambarkan sebagai wajah pembebasan perempuan di Timur Tengah; dengan kariernya yang sukses di perbankan dan pendidikannya yang sekuler di Inggris

Daily Mail mengabarkan, pada 2011 pecah pemberontakan akibat Bashar tak ingin menyerahkan jabatan. Assad atas rezimnya yang sangat represif membuat reputasi sebagai pemimpin negara yang terbuka dan sekuler pun hancur.

Namun Asma masih dianggap sebagai harapan masyarakat Suriah. Bahkan hubungan dengan suaminya dikabarkan renggang, Asma lebih memilih pulang ke Inggris menemani sang ibunda yang sedang sakit-sakitan.

Peras Rakyat

Sepak terjang Asma dalam politik di Suriah kembali dirasakan setelah ibunya meninggal karena sakit kanker, wanita ini kembali ke Suriah menamani sang suami di tahun 2016.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved